Minyak Dunia

Harga Minyak Dunia Naik Tipis Didukung Penurunan Stok AS dan Risiko Sanksi Rusia

Harga Minyak Dunia Naik Tipis Didukung Penurunan Stok AS dan Risiko Sanksi Rusia
Harga Minyak Dunia Naik Tipis Didukung Penurunan Stok AS dan Risiko Sanksi Rusia

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia bergerak naik tipis pada Rabu, 29 Oktober 2025, setelah mengalami penurunan tiga hari berturut-turut. Kenaikan ini sebagian besar dipicu oleh laporan penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat.

Data pada pukul 02.03 GMT menunjukkan harga Brent naik 20 sen atau 0,31% menjadi US$64,60 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 18 sen atau 0,3% menjadi US$60,33 per barel.

Sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah AS turun 4,02 juta barel pekan yang berakhir 24 Oktober. Persediaan bensin berkurang 6,35 juta barel, dan stok distilat turun 4,36 juta barel dibandingkan pekan sebelumnya.

“Penurunan stok yang lebih besar dari perkiraan memicu lonjakan harga jangka pendek,” tulis Haitong Securities dalam catatan risetnya. Lonjakan ini menunjukkan bahwa kekhawatiran pasar terkait pasokan masih memengaruhi sentimen investor.

Faktor Geopolitik dan Sanksi Rusia

Analis senior Phillip Nova, Priyanka Sachdeva, menambahkan bahwa kombinasi antara penurunan stok dan risiko sanksi memberikan dukungan harga. Namun, ia menekankan ruang kenaikan harga tetap terbatas karena sisi permintaan masih lemah.

“Kisah sanksi dan pasokan memang memperkuat harga, tapi sisi permintaan masih lemah dan kapasitas cadangan masih besar,” ujarnya. Sanksi yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap perusahaan energi besar Rusia, termasuk Lukoil dan Rosneft, menambah ketidakpastian pasar.

Pekan lalu, Brent dan WTI mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Juni akibat sanksi tersebut. Namun, keraguan pasar apakah sanksi cukup mengimbangi kelebihan pasokan membuat harga kembali turun 1,9% di sesi sebelumnya.

Kremlin menegaskan Rusia tetap menawarkan energi berkualitas tinggi dengan harga kompetitif. Negara mitra bebas menentukan keputusan pembelian mereka, yang menambah dinamika pasar global.

Beberapa kilang minyak India dilaporkan menunda pembelian baru minyak Rusia sambil menunggu kejelasan dari pemerintah. Namun, Indian Oil menyatakan tetap akan membeli minyak Rusia selama transaksi sesuai aturan sanksi.

Prospek Produksi OPEC+ dan Permintaan Global

Di sisi lain, OPEC+ mempertimbangkan kenaikan produksi sebesar 137.000 barel per hari pada Desember. Hal ini menambah faktor ketidakpastian terhadap pergerakan harga minyak ke depan.

CEO Saudi Aramco menyatakan permintaan minyak global tetap kuat bahkan sebelum sanksi terhadap Rusia diberlakukan. Permintaan dari China juga disebut tetap solid, mendukung stabilitas harga di tengah gejolak pasokan.

Meski stok menurun di AS, kelebihan pasokan global masih menjadi kekhawatiran. Investor cenderung berhati-hati karena kemampuan OPEC+ meningkatkan produksi dapat menahan harga dari kenaikan signifikan.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Sentimen

Selain pasokan dan sanksi, keputusan suku bunga Federal Reserve menjadi faktor penting bagi pasar minyak global. Pertemuan antara pemimpin AS dan China juga diperkirakan akan memengaruhi sentimen investor minggu ini.

Ketidakpastian kebijakan moneter dan geopolitik global menambah volatilitas harga minyak. Analis menilai bahwa pergerakan harga ke depan akan sangat dipengaruhi oleh keseimbangan antara pasokan dan permintaan dunia.

Kombinasi stok AS yang turun, risiko sanksi Rusia, dan prospek produksi OPEC+ menjadi variabel utama. Sementara itu, permintaan yang relatif stabil dari China memberi sedikit dukungan bagi harga minyak.

Analisis Tren Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dalam jangka pendek, penurunan stok AS cenderung mendorong harga naik tipis. Namun, ketidakpastian geopolitik dan produksi tambahan dari OPEC+ membatasi lonjakan yang signifikan.

Analis menekankan bahwa pasar minyak tetap sensitif terhadap berita baru terkait pasokan dan kebijakan sanksi. Pergerakan harga cenderung fluktuatif hingga kejelasan keputusan global tercapai.

Secara jangka panjang, pasokan global yang relatif melimpah masih menjadi faktor penahan. Namun, potensi kenaikan permintaan dari ekonomi besar seperti China dapat memberikan dukungan harga secara berkelanjutan.

Lonjakan mingguan sebelumnya menunjukkan bahwa sentimen pasar sangat dipengaruhi berita geopolitik dan laporan stok. Penurunan stok yang melebihi ekspektasi sering kali menimbulkan respons harga yang cepat meski bersifat sementara.

Investor terus memantau setiap langkah OPEC+ terkait produksi minyak. Keputusan produksi tambahan atau pengurangan akan menjadi indikator kunci untuk memprediksi tren harga selanjutnya.

Selain itu, pelaku pasar menilai bahwa harga minyak saat ini masih dipengaruhi oleh risiko geopolitik Rusia. Sanksi yang lebih ketat berpotensi menekan pasokan, tetapi strategi Rusia dan reaksi mitra dagang menjadi variabel penting.

Dengan demikian, pergerakan harga minyak dunia tetap berada dalam kisaran volatil. Penurunan stok AS memberikan dukungan sementara, tetapi faktor eksternal global menentukan arah jangka menengah dan panjang.

Kesimpulannya, harga minyak dunia naik tipis pada Rabu, 29 Oktober 2025, karena penurunan stok AS dan risiko sanksi Rusia. Namun, ketidakpastian produksi OPEC+ dan permintaan global membatasi potensi kenaikan yang lebih besar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index