Indonesia Siapkan Rp163 Triliun untuk Ekspor Listrik Hijau ke Singapura, Target 3,4 GW hingga 2035

Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:37:09 WIB
Indonesia Siapkan Rp163 Triliun untuk Ekspor Listrik Hijau ke Singapura, Target 3,4 GW hingga 2035

JAKARTA - Indonesia resmi menyepakati ekspor listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) ke Singapura. Kesepakatan besar ini menjadi bagian dari tiga proyek strategis kerja sama investasi hijau yang diteken antara kedua negara dan menjadi tonggak penting dalam transisi energi bersih kawasan Asia Tenggara.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa ekspor listrik ini akan dipasok dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan target kapasitas mencapai 3,4 gigawatt (GW) hingga tahun 2035. Proyek ini diproyeksikan membutuhkan investasi senilai lebih dari US$10 miliar, atau setara Rp163,13 triliun (mengacu pada kurs Rp16.303 per dolar AS).

"Ini adalah salah satu proyek investasi hijau terbesar di kawasan. Kesepakatan ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga langkah konkret menuju masa depan energi bersih yang kita cita-citakan bersama," ujar Bahlil usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Singapura.

PLTS Skala Besar dan Sistem Penyimpanan Energi

Untuk mendukung ekspor listrik dalam skala besar ini, Indonesia akan membangun infrastruktur energi terbarukan yang masif, termasuk fasilitas produksi panel surya berkapasitas 18,7 gigawatt peak (GWp) serta sistem penyimpanan energi berbasis baterai atau Battery Energy Storage System (BESS).

Fasilitas-fasilitas ini akan dibangun di berbagai wilayah strategis di Indonesia, terutama kawasan yang memiliki potensi tinggi untuk energi surya seperti Kepulauan Riau dan sebagian wilayah Kalimantan. Pembangunan tersebut akan dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu satu dekade ke depan.

“Kita tidak hanya ingin mengekspor listrik, tapi juga membangun ekosistem energi terbarukan yang terintegrasi, dari produksi panel surya hingga penyimpanan dan distribusi energi,” tambah Bahlil.

Proyeksi Dampak Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja

Selain menjadi langkah penting dalam agenda transisi energi, proyek ini juga membawa potensi ekonomi yang signifikan. Pemerintah memperkirakan kerja sama ekspor listrik ini akan membuka peluang investasi lanjutan senilai Rp30–50 triliun di sektor manufaktur energi surya, termasuk produksi panel dan baterai.

Dari sisi ketenagakerjaan, proyek ini diperkirakan akan menciptakan hingga 418.000 lapangan kerja baru dari sektor konstruksi, manufaktur, operasi, dan pemeliharaan pembangkit serta fasilitas pendukung lainnya.

"Kita akan menghadirkan investasi yang menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja dalam negeri, bukan hanya menjadi pasar saja. Ini adalah bentuk nyata dari ekonomi hijau yang inklusif," tegas Bahlil.

Perkuat Kerja Sama Regional dan Infrastruktur Energi Asean

Kesepakatan ekspor listrik ini juga dipandang sebagai kontribusi penting Indonesia dalam membangun Asean Power Grid, yaitu jaringan listrik lintas negara Asia Tenggara yang saling terhubung dan andal. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan ketahanan energi regional dan mempercepat adopsi energi bersih.

Menteri Energi dan Ilmu Pengetahuan Singapura, Tan See Leng, yang turut hadir dalam penandatanganan MoU, menyatakan bahwa kolaborasi dengan Indonesia membuka jalan bagi masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan saling menguntungkan.

“Kesepakatan ini adalah fondasi dari kerja sama jangka panjang yang strategis. Kita ingin membangun sistem energi yang aman, tangguh, dan rendah karbon bersama,” ungkap Tan.

Menurutnya, proyek lintas batas ini memiliki potensi menarik investasi modal besar dan mempercepat pertumbuhan rantai pasok energi terbarukan di kawasan.

Langkah Strategis Menuju Net Zero Emission

Ekspor listrik hijau ke Singapura menjadi bagian dari peta jalan Indonesia menuju net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Pemerintah menilai bahwa membuka pasar ekspor energi terbarukan akan mempercepat pengembangan teknologi, memperkuat pendanaan proyek hijau, dan menempatkan Indonesia sebagai pemain utama dalam energi bersih kawasan.

Dengan dukungan regulasi, pendanaan internasional, serta teknologi terkini, proyek ini diharapkan menjadi model kerja sama energi lintas negara yang berkelanjutan.

Indonesia kini berada di jalur transformasi energi yang ambisius dengan menargetkan ekspor 3,4 GW listrik bersih ke Singapura hingga 2035, didukung investasi lebih dari Rp163 triliun. Proyek ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok energi hijau, menciptakan ratusan ribu lapangan kerja, serta menjadi pilar kerja sama energi ASEAN menuju masa depan rendah karbon.

Kesepakatan ini menjadi momentum bersejarah, tidak hanya dalam hal kerja sama bilateral, tetapi juga dalam menegaskan komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan dan kemandirian energi di tengah tantangan global.

Terkini

Menikmati Beragam Menu Lezat Marugame Udon di Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:18 WIB

Chocolate Bingsu, Dessert Segar Favorit Anak Muda Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:16 WIB

4 Spot Burnt Cheesecake Paling Lezat di Malang

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:14 WIB

Menikmati Gelato Jogja: Ragam Rasa yang Menggoda Lidah

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:12 WIB

Little Salt Bread Viral: 4 Menu Best Seller Wajib Coba

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:10 WIB