Perbankan Masih Enggan Turunkan Bunga Kredit Meski BI Dorong

Jumat, 20 Juni 2025 | 09:49:35 WIB
Perbankan Masih Enggan Turunkan Bunga Kredit Meski BI Dorong

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus mendorong perbankan di Tanah Air untuk menurunkan suku bunga kredit guna mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan mendukung pertumbuhan sektor riil. Namun, hingga kini, perbankan masih menunjukkan sikap enggan untuk menurunkan bunga kredit secara signifikan meskipun BI telah menurunkan suku bunga acuan secara bertahap.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan pentingnya perbankan menyesuaikan suku bunga kredit agar dapat membantu pelaku usaha mendapatkan pembiayaan yang lebih murah. Hal ini dianggap krusial terutama dalam mendorong sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta industri padat karya yang terdampak pandemi.

“Kami mendorong perbankan untuk menurunkan bunga kredit agar lebih terjangkau bagi masyarakat dan pelaku usaha, sehingga dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Perry Warjiyo.

BI sendiri telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin sepanjang tahun ini sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan perbaikan. Namun, berdasarkan data terkini, rata-rata suku bunga kredit perbankan masih relatif tinggi, sehingga belum sepenuhnya mencerminkan penurunan suku bunga acuan tersebut.

Menurut Perry, salah satu faktor yang membuat perbankan enggan menurunkan suku bunga kredit adalah kekhawatiran terhadap risiko kredit macet yang masih ada di beberapa sektor. Selain itu, biaya operasional dan likuiditas yang harus dipenuhi bank menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan suku bunga kredit.

“Meskipun kami sudah menurunkan suku bunga acuan, perbankan perlu mempertimbangkan berbagai faktor risiko dan biaya sebelum menyesuaikan bunga kredit,” jelas Perry.

Sementara itu, Asosiasi Bank Umum Nasional (ABUN) menyampaikan bahwa perbankan saat ini masih berhati-hati dalam menurunkan bunga kredit, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kondisi pasar domestik. Mereka menilai bahwa penurunan suku bunga kredit harus diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dan penguatan manajemen risiko.

Direktur Eksekutif ABUN, Rahmat Hidayat, mengungkapkan, “Bank-bank berupaya menjaga kesehatan portofolio kreditnya agar tidak menimbulkan risiko yang lebih besar. Oleh karena itu, penurunan bunga kredit dilakukan secara bertahap dan selektif.”

Pihak perbankan juga menyatakan bahwa penurunan suku bunga kredit harus sejalan dengan penurunan suku bunga dana atau cost of fund agar bisnis perbankan tetap berkelanjutan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat adanya tekanan terhadap likuiditas dan kebutuhan permodalan yang terus meningkat.

Dari sisi pemerintah, Kementerian Keuangan mendukung langkah Bank Indonesia dalam mendorong penurunan suku bunga kredit sebagai salah satu strategi pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah berharap koordinasi yang lebih erat antara regulator, perbankan, dan pelaku usaha dapat menghasilkan kebijakan yang tepat dan efektif.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Riza Fahlevi, menambahkan bahwa penurunan bunga kredit sangat penting untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan investasi. Namun, perlu ada kebijakan pendukung yang dapat menurunkan risiko kredit dan mendorong persaingan sehat antarbank.

“Penurunan suku bunga kredit akan meningkatkan akses pembiayaan bagi sektor riil, tetapi diperlukan juga reformasi di sisi regulasi dan penguatan lembaga penjamin kredit,” kata Riza.

Sementara itu, pelaku usaha berharap perbankan dapat segera menyesuaikan suku bunga kredit agar lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan bisnis mereka. Sektor UMKM, yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional, sangat bergantung pada ketersediaan pembiayaan murah untuk ekspansi usaha.

Dengan dinamika tersebut, Bank Indonesia terus melakukan pengawasan dan koordinasi dengan otoritas terkait agar penurunan bunga kredit dapat segera terealisasi dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB