Bursa Asia Menguat, Investor Pantau Sikap The Fed Usai Pernyataan Jerome Powell

Kamis, 26 Juni 2025 | 08:38:05 WIB
Bursa Asia Menguat, Investor Pantau Sikap The Fed Usai Pernyataan Jerome Powell

JAKARTA - Bursa saham Asia kembali menunjukkan tren penguatan pada perdagangan Rabu (25/6), seiring dengan perhatian investor global yang tertuju pada arah kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed). Pasar menanti kejelasan terkait kebijakan suku bunga di tengah kondisi ekonomi global yang masih dinamis.

Sejumlah indeks utama di Asia mencatat kenaikan signifikan. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1,23% ke level 24.474,67, sementara indeks CSI 300 di Tiongkok menguat 1,44% ke posisi 3.960,07. Shanghai Composite turut menguat 1,04% ke 3.455,97.

Dari Jepang, indeks Nikkei 225 tercatat naik 0,39% ke 38.942,07, sedangkan Topix hanya naik tipis 0,03% ke level 2.782,24. Pasar saham Korea Selatan pun menunjukkan sentimen positif, dengan indeks Kospi naik 0,15% ke 3.108,25. Namun, indeks saham teknologi Kosdaq justru melemah 0,34% ke 798,21.

Fokus Pasar Beralih ke The Fed

Penguatan pasar Asia tak lepas dari sorotan terhadap pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menyampaikan sikap kehati-hatian dalam menentukan arah suku bunga acuan. Dalam keterangannya baru-baru ini, Powell menyebut bahwa pihaknya belum memiliki urgensi untuk segera menurunkan suku bunga, mengingat inflasi yang masih berada di atas target.

“Kami tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunga. Risiko inflasi masih nyata, dan kami harus memastikan stabilitas harga tetap terjaga,” ujar Jerome Powell seperti dikutip dari CNBC International, Kamis (26/6).

Powell menambahkan, ketidakpastian mengenai dampak tarif impor yang didorong oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump menjadi salah satu pertimbangan utama dalam mengambil keputusan suku bunga. Menurutnya, kenaikan tarif bisa mendorong tekanan harga dan memperumit upaya pengendalian inflasi.

“Selama tekanan terhadap inflasi masih ada, termasuk dari sisi tarif perdagangan, kami akan mempertahankan kebijakan moneter ketat,” tegas Powell.

Sikap The Fed ini memberi sinyal bahwa kebijakan suku bunga tinggi masih akan bertahan untuk beberapa waktu ke depan. Hal ini menjadi pertimbangan utama bagi para pelaku pasar dalam mengelola portofolio dan mengambil keputusan investasi.

Meredanya Ketegangan Geopolitik Dukung Sentimen Positif

Selain faktor makroekonomi, stabilisasi kondisi geopolitik global turut memberikan dorongan positif pada pasar saham Asia. Konflik antara Israel dan Iran yang sempat memanas, kini mulai mereda setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata.

Langkah diplomatik tersebut memberi kelegaan bagi pasar global yang sebelumnya sempat khawatir terhadap dampak konflik terhadap rantai pasok energi dan kestabilan kawasan Timur Tengah.

Dengan meredanya ketegangan, harga minyak mentah dunia dan emas mulai turun, mencerminkan peralihan minat investor dari aset aman (safe haven) ke aset berisiko, seperti saham. Hal ini sejalan dengan kembalinya kepercayaan investor terhadap pasar modal global.

Respons Investor dan Arah Pasar Selanjutnya

Kondisi pasar saat ini mencerminkan respons investor yang optimistis, meski tetap berhati-hati terhadap potensi risiko ke depan. Penguatan indeks di berbagai negara Asia menunjukkan bahwa investor mulai melihat peluang di tengah dinamika global yang fluktuatif.

Pengamat pasar modal dari Warta Ekonomi, menyebut bahwa arah kebijakan The Fed akan menjadi penentu utama pergerakan pasar dalam beberapa bulan ke depan. “Pasar sedang berada dalam fase menunggu. Keputusan The Fed sangat krusial karena akan berdampak langsung pada likuiditas global dan minat risiko investor,” katanya.

Di sisi lain, pelaku pasar juga terus mencermati perkembangan sektor-sektor potensial di tengah perubahan peta ekonomi global. Salah satunya adalah real estat, yang disebut-sebut sebagai sektor incaran investor seiring dengan langkah diversifikasi dari berbagai emiten.

Secara keseluruhan, penguatan bursa Asia pada Rabu (25/6) mencerminkan kombinasi dari sentimen positif atas meredanya konflik geopolitik dan kehati-hatian investor terhadap kebijakan suku bunga The Fed. Pernyataan Jerome Powell menjadi sinyal penting bahwa The Fed masih fokus pada pengendalian inflasi, sementara stabilitas politik global memberikan ruang bagi investor untuk kembali menempatkan dana pada aset berisiko.

Ke depan, pasar akan terus memantau indikator ekonomi makro, kebijakan bank sentral, serta perkembangan politik global sebagai penentu arah pergerakan investasi.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB