Danantara Gaet Investasi Rusia Rp37,7 Triliun, Nuklir Jadi Strategi Energi Baru RI

Sabtu, 28 Juni 2025 | 09:07:37 WIB
Danantara Gaet Investasi Rusia Rp37,7 Triliun, Nuklir Jadi Strategi Energi Baru RI

JAKARTA - Indonesia kembali menjadi sorotan dunia dengan dua terobosan strategis yang bisa menjadi motor penggerak ekonomi nasional: terbentuknya platform investasi senilai Rp37,73 triliun antara Danantara dan Russian Direct Investment Fund (RDIF), serta dukungan eksplisit Rusia dalam pengembangan energi nuklir di Tanah Air. Kedua kabar ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global, termasuk konflik Iran-Israel yang masih memanas dan berdampak pada harga komoditas dunia.

Dalam forum internasional di St. Petersburg, Rusia, Danantara dan RDIF menandatangani kesepakatan pembentukan platform investasi senilai 2 miliar euro (sekitar Rp37,73 triliun). Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kerja sama ini menjadi sinyal kuat atas masuknya Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia, khususnya di sektor strategis seperti infrastruktur, energi, manufaktur canggih, dan ketahanan pangan.

“Platform ini bukan hanya tentang investasi modal, tapi juga transfer teknologi dan peningkatan daya saing industri dalam negeri,” ujar perwakilan Danantara dalam keterangan resmi.

Langkah ini diyakini akan memberikan angin segar bagi pasar modal, khususnya emiten-emiten di sektor konstruksi, energi terbarukan, manufaktur teknologi tinggi, hingga agribisnis. Dengan adanya aliran dana baru, perusahaan-perusahaan tersebut berpotensi memperkuat ekspansi, meningkatkan efisiensi, dan berinovasi dalam menciptakan produk bernilai tambah tinggi.

Rusia Siap Dukung Pembangunan Nuklir Indonesia

Tak berselang lama, Presiden Putin juga menyatakan dukungan Rusia dalam pengembangan energi nuklir di Indonesia untuk tujuan damai. Proyek ini akan melibatkan Rosatom, perusahaan nuklir milik negara Rusia yang telah berpengalaman membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di berbagai belahan dunia.

“Kami siap mendukung Indonesia dalam pengembangan energi nuklir untuk kebutuhan damai,” tegas Vladimir Putin dalam pernyataan usai pertemuan bilateral.

Langkah ini menandai babak baru dalam upaya diversifikasi energi nasional Indonesia. Ketergantungan pada energi fosil selama ini membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga global. PLTN diyakini dapat menjadi solusi jangka panjang yang bersih dan stabil.

Dari perspektif investasi, potensi ini membuka peluang baru di sektor energi masa depan. Emiten yang bergerak di bidang konstruksi infrastruktur energi, teknologi nuklir, dan penyedia jasa terkait bisa mendapatkan momentum untuk tumbuh. Pemerintah pun didorong untuk menyiapkan kebijakan yang mendukung pengembangan energi bersih secara terintegrasi.

Gejolak Iran-Israel: Tantangan Bagi Stabilitas Ekonomi

Namun, optimisme ini tidak bisa dilepaskan dari konteks geopolitik global yang terus bergolak. Konflik antara Iran dan Israel yang kembali memanas menjadi perhatian serius pelaku pasar. Ketegangan ini memicu lonjakan harga minyak dan komoditas global yang berdampak langsung pada inflasi, biaya logistik, dan kestabilan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Investor pun dihadapkan pada dilema: bagaimana memanfaatkan peluang yang muncul dari kerja sama strategis, sembari tetap waspada terhadap risiko global yang bisa menggoyang pasar.

Namun, di balik risiko tersebut, muncul urgensi besar untuk membangun kemandirian energi dan pangan. Di sinilah relevansi investasi Danantara-RDIF dan pengembangan PLTN menjadi semakin nyata. Kedua langkah ini bukan hanya reaktif terhadap situasi global, tapi juga proaktif dalam membangun fondasi ekonomi nasional yang lebih kokoh.

Strategi Investasi: Sektor Prioritas Jadi Incaran

Melihat dinamika ini, investor pasar modal Indonesia disarankan untuk mulai menyusun ulang strategi portofolio. Fokus utama harus diarahkan pada sektor-sektor yang menjadi prioritas investasi: energi (termasuk energi terbarukan), infrastruktur strategis, manufaktur berbasis teknologi, dan agribisnis.

“Investor perlu cermat dalam memilih sektor yang memiliki prospek jangka panjang serta didukung oleh kebijakan pemerintah dan arus investasi global,” ujar analis pasar modal dari Lembaga Riset Keuangan Nusantara.

Selain itu, diversifikasi portofolio dan pemahaman terhadap fundamental emiten menjadi kunci dalam menghadapi volatilitas. Saham-saham yang diuntungkan dari pelemahan rupiah atau kenaikan harga komoditas tertentu dapat dipertimbangkan sebagai strategi lindung nilai.

Momentum Strategis Menuju Ekonomi Mandiri

Dengan hadirnya dana investasi jumbo dari Rusia dan dukungan pada program energi nuklir nasional, Indonesia memiliki modal kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Di tengah ketidakpastian global, langkah-langkah ini menjadi fondasi penting bagi pembangunan ekonomi yang tidak hanya bergantung pada pasar global, tetapi juga mengandalkan kekuatan domestik dan kemitraan strategis.

Bagi investor yang jeli dan bersikap adaptif, kondisi ini bisa menjadi peluang emas untuk meraih keuntungan sekaligus berkontribusi pada pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Terkini

Harga HP Infinix Terbaru September 2025 Semua Seri

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:14 WIB

POCO C85 Resmi Masuk Indonesia, Baterai Besar 6000mAh

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:12 WIB

Ramalan Shio 11 September 2025: Energi Positif Tiap Shio

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:11 WIB

Harga Sembako Jatim Hari Ini: Cabai dan Bawang Naik

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:10 WIB

Cek Penerima Bansos PKH BPNT 2025 Mudah Cepat

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:09 WIB