Bank Pembangunan IDB Perkuat Pembiayaan Iklim Rp179 Triliun

Selasa, 01 Juli 2025 | 15:13:22 WIB
Bank Pembangunan IDB Perkuat Pembiayaan Iklim Rp179 Triliun

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat ketahanan negara-negara terdampak perubahan iklim, Inter-American Development Bank (IDB) menetapkan target ambisius untuk menggalang dana segar senilai US$11 miliar atau sekitar Rp179,43 triliun (kurs Rp16.312 per dolar AS). Dana ini akan difokuskan sebagai pembiayaan iklim guna membantu negara-negara yang menghadapi risiko pemanasan global yang semakin nyata.

Presiden IDB, Ilan Goldfajn, mengungkapkan komitmen ini dalam wawancara dengan Reuters di sela Konferensi Internasional Pembiayaan Pembangunan yang berlangsung di Sevilla, Spanyol. Goldfajn menekankan bahwa IDB tidak hanya menawarkan ide atau janji semata, tetapi menghadirkan pendekatan konkret dan kredibel yang diharapkan mampu menarik keterlibatan sektor swasta dalam pembiayaan iklim.

“Kami tidak hanya sekadar mengumumkan ide, melainkan menawarkan sesuatu yang dibutuhkan sektor swasta: pendekatan yang kredibel, platform yang terukur, serta peluang investasi yang nyata dan berdampak,” ujarnya.

Salah satu inovasi utama yang dihadirkan IDB adalah peluncuran platform baru bernama FX EDGE, sebuah fasilitas kredit yang dirancang khusus untuk membantu negara-negara mengelola risiko volatilitas mata uang. Fluktuasi nilai tukar selama ini menjadi penghambat besar bagi investor dalam memproyeksikan imbal hasil investasi, khususnya pada proyek-proyek dengan pendapatan dalam mata uang lokal tetapi kewajiban pembayaran dalam mata uang asing.

Platform ini memungkinkan aktivasi fasilitas kredit jika terjadi penurunan tajam nilai tukar mata uang lokal, sehingga proyek dapat tetap memenuhi kewajiban pembayaran luar negerinya tanpa gagal bayar. Setelah keberhasilan mengumpulkan investasi swasta senilai US$8 miliar melalui skema serupa di Brasil, IDB berencana memperluas model ini ke dua negara atau lebih dalam tiga tahun ke depan, dengan target menggandakan dana yang berhasil dimobilisasi.

Selain FX EDGE, IDB juga berkolaborasi dengan Bank Dunia dalam merilis obligasi bertajuk Amazonia Bonds dengan nilai hingga US$1 miliar. Obligasi ini merupakan instrumen keuangan khusus yang sebelumnya telah digunakan untuk mendukung pelestarian hutan hujan Amazon dan komunitas lokal di sekitarnya.

Kerangka Amazonia yang khusus ini diharapkan diadopsi oleh negara-negara seperti Brasil, Kolombia, Peru, Bolivia, dan Ekuador. Kawasan Amazon yang luasnya mencapai lebih dari 6 juta kilometer persegi merupakan habitat bagi lebih dari 10% spesies fauna dan flora dunia, sehingga pelestariannya menjadi sangat vital untuk ekosistem global.

Lebih jauh, IDB juga memperluas cakupan program dana darurat bernilai US$5 miliar yang dinamakan Contingent Credit Facility for Natural Disasters. Program ini memungkinkan negara-negara penerima manfaat memperoleh dana cepat saat terjadi bencana alam, sehingga bisa segera melakukan penanganan dan pemulihan.

Dalam rangka memperkuat daya tahan keuangan negara-negara terhadap risiko iklim, IDB bersama bank pembangunan multilateral lain memperkenalkan dan memperluas penerapan Climate Resilient Debt Clauses. Klausul ini memungkinkan negara-negara menunda pembayaran utang hingga dua tahun ketika terjadi bencana alam besar. IDB menargetkan penyediaan perlindungan hingga US$4,2 miliar melalui skema ini pada tahun 2026.

Tidak hanya itu, IDB juga meluncurkan Regional Disaster Risk Transfer Program. Program ini memungkinkan negara-negara untuk mentransfer risiko bencana iklim ekstrem ke pasar asuransi dan pasar modal, sehingga dampak keuangan dari bencana bisa lebih terkelola dan tidak memberatkan anggaran negara.

Melalui IDB Invest, bank ini menjalankan Business Resilience Program yang memperkenalkan klausul utang baru dalam kontrak dengan perusahaan swasta. Klausul tersebut dirancang untuk memperkuat ketahanan bisnis terhadap risiko iklim, sekaligus memastikan perusahaan swasta juga turut berperan dalam mitigasi dampak perubahan iklim.

Ilan Goldfajn menyatakan, “Setiap inisiatif ini penting secara tersendiri. Namun jika digabungkan, inisiatif-inisiatif ini menunjukkan bagaimana bank pembangunan benar-benar dapat menggeser stigma dengan merancang ulang risiko agar lebih dapat diterima oleh investor.”

Pendekatan inovatif ini memperlihatkan bagaimana lembaga keuangan multilateral seperti IDB tidak hanya menjadi penyedia dana, tetapi juga menjadi fasilitator dan katalisator dalam membangun solusi keuangan yang inovatif dan berkelanjutan untuk mendukung negara-negara menghadapi tantangan iklim yang semakin kompleks.

Dengan target penggalangan dana yang ambisius dan berbagai skema pembiayaan yang sudah dan akan diluncurkan, IDB berperan krusial dalam memobilisasi dana swasta dan publik yang dibutuhkan untuk melaksanakan aksi iklim efektif di kawasan Amerika Latin dan Karibia, sekaligus menjadi inspirasi bagi lembaga pembangunan lainnya di dunia.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB