Pertamina dan Shell Sesuaikan Harga BBM untuk Jaga Stabilitas Energi

Senin, 07 Juli 2025 | 09:15:11 WIB
Pertamina dan Shell Sesuaikan Harga BBM untuk Jaga Stabilitas Energi

JAKARTA - Memasuki awal Juli 2025, harga bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami kenaikan signifikan. Dua operator utama, yakni Pertamina dan Shell, melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi di tengah fluktuasi harga minyak dunia. Perubahan ini merupakan respons terhadap dinamika pasar global, terutama akibat ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah yang terus membayangi kestabilan pasokan energi internasional.

Lonjakan harga minyak mentah dunia menjadi pemicu utama penyesuaian harga yang dilakukan para penyedia BBM di dalam negeri. Kenaikan ini memengaruhi langsung harga jual berbagai jenis BBM nonsubsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, serta produk-produk Shell seperti Shell Super dan V-Power Diesel.

Rincian Kenaikan Harga BBM di SPBU Pertamina

Berdasarkan laman resmi Pertamina per Senin, 1 Juli 2025, harga BBM nonsubsidi mengalami kenaikan yang bervariasi. Pertamax, sebagai salah satu jenis BBM dengan kadar oktan RON 92 yang paling banyak digunakan masyarakat, mengalami kenaikan harga dari Rp12.100 per liter menjadi Rp12.500 per liter. Kenaikan ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp400 dalam satu bulan terakhir.

Produk lain seperti Pertamax Turbo, yang memiliki kadar oktan lebih tinggi (RON 98), turut naik dari harga sebelumnya Rp13.050 menjadi Rp13.500 per liter. Sementara itu, Pertamax Green yang merupakan produk ramah lingkungan berbasis campuran bioetanol juga mengalami penyesuaian harga dari Rp12.800 menjadi Rp13.250 per liter.

Kenaikan ini menjadi yang pertama sejak beberapa bulan terakhir, setelah harga BBM cenderung stabil sejak kuartal pertama 2025. Penyesuaian ini dipandang sebagai upaya perusahaan menyesuaikan dengan harga keekonomian yang berlaku di pasar global.

Shell Lakukan Penyesuaian Harga BBM Mulai 1 Juli 2025

Tak hanya Pertamina, perusahaan energi swasta Shell Indonesia juga menaikkan harga jual BBM-nya per 1 Juli 2025. Shell Super, produk BBM dengan RON 92 yang setara dengan Pertamax, mengalami kenaikan sebesar Rp440 per liter. Dari harga sebelumnya Rp12.370 per liter pada bulan Juni, kini menjadi Rp12.810 per liter pada awal Juli.

BBM jenis V-Power Diesel dari Shell juga mengalami fluktuasi harga dalam periode yang sangat singkat. Pada 1 Juli 2025, harga V-Power Diesel naik menjadi Rp13.830 per liter, meningkat dari posisi bulan Juni sebesar Rp13.250. Namun, hanya sehari berselang, pada 2 Juli 2025, terjadi sedikit penurunan harga menjadi Rp13.800 per liter. Hal ini mengindikasikan bahwa penyesuaian harga dilakukan secara dinamis mengikuti harga acuan global dan kondisi pasar yang terus berubah.

Faktor Pemicu Kenaikan: Geopolitik dan Fluktuasi Minyak Dunia

Ketegangan di kawasan Timur Tengah, salah satu wilayah produsen minyak utama dunia, disebut sebagai salah satu penyebab utama lonjakan harga minyak mentah. Konflik yang terus memanas di wilayah tersebut mendorong kekhawatiran pasar akan gangguan pasokan minyak global, yang pada akhirnya memicu peningkatan harga minyak mentah internasional.

Fluktuasi harga minyak dunia yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri bagi para operator SPBU di Indonesia, termasuk Pertamina dan Shell. Kenaikan biaya impor dan distribusi turut memperbesar beban biaya operasional yang kemudian diteruskan ke konsumen melalui penyesuaian harga jual.

Kondisi ini memaksa perusahaan penyedia BBM untuk mengikuti tren harga keekonomian agar tetap menjaga kelangsungan usaha. Mengingat BBM nonsubsidi tidak mendapatkan dukungan dana dari pemerintah, harga jual produk tersebut sangat bergantung pada faktor eksternal seperti harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Dampak Langsung terhadap Konsumen dan Dunia Usaha

Kenaikan harga BBM nonsubsidi tentu memberikan dampak langsung kepada konsumen, khususnya pengguna kendaraan pribadi dan sektor logistik skala kecil hingga menengah. Beban pengeluaran bahan bakar diprediksi akan meningkat, yang berpotensi menimbulkan efek lanjutan pada biaya distribusi barang dan jasa di pasar domestik.

Meski demikian, konsumen masih memiliki opsi untuk menggunakan BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar yang harga jualnya tetap dikendalikan oleh pemerintah. Namun, pengguna BBM nonsubsidi yang cenderung merupakan konsumen kelas menengah ke atas serta pengguna kendaraan mesin beroktan tinggi tetap akan terdampak cukup signifikan.

Sementara itu, pelaku industri transportasi dan logistik yang mengandalkan BBM nonsubsidi seperti Pertamax Turbo dan V-Power Diesel harus mulai melakukan penyesuaian perencanaan biaya agar tetap kompetitif dalam menjalankan operasional harian.

Proyeksi dan Respons Pemerintah atas Kenaikan Harga

Meskipun harga BBM nonsubsidi mengalami kenaikan, pemerintah hingga kini belum mengumumkan adanya perubahan harga untuk BBM bersubsidi. Namun demikian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus memantau perkembangan harga minyak dunia sebagai dasar evaluasi kebijakan harga BBM nasional.

Pemerintah menekankan bahwa penyesuaian harga BBM nonsubsidi merupakan kebijakan masing-masing badan usaha yang didasarkan pada mekanisme pasar. Transparansi harga serta keterbukaan informasi menjadi salah satu indikator penting dalam pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan di lapangan.

Dengan terus meningkatnya ketergantungan terhadap pasokan energi global, Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk memperkuat kemandirian energi. Pengembangan energi baru terbarukan dan diversifikasi sumber energi menjadi prioritas jangka panjang agar gejolak harga minyak dunia tidak berdampak besar terhadap stabilitas energi nasional.

Harga BBM Naik, Perlu Strategi Efisiensi Konsumen

Penyesuaian harga BBM oleh Pertamina dan Shell pada awal Juli 2025 mencerminkan dinamika pasar energi global yang penuh ketidakpastian. Konsumen diharapkan dapat melakukan penyesuaian dan strategi efisiensi dalam penggunaan BBM agar tidak terlalu terbebani oleh kenaikan harga.

Sementara itu, pemerintah dan pelaku industri energi diharapkan dapat menjaga keterbukaan informasi dan mempercepat pengembangan sumber energi alternatif. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, ketahanan energi nasional dapat terjaga meskipun dalam situasi geopolitik dunia yang tidak stabil.

Terkini

Harga HP Infinix Terbaru September 2025 Semua Seri

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:14 WIB

POCO C85 Resmi Masuk Indonesia, Baterai Besar 6000mAh

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:12 WIB

Ramalan Shio 11 September 2025: Energi Positif Tiap Shio

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:11 WIB

Harga Sembako Jatim Hari Ini: Cabai dan Bawang Naik

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:10 WIB

Cek Penerima Bansos PKH BPNT 2025 Mudah Cepat

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:09 WIB