Harga Gas Elpiji 3 Kg Melonjak, Warga Belitang Hulu Keluhkan Kelangkaan

Senin, 07 Juli 2025 | 15:19:17 WIB
Harga Gas Elpiji 3 Kg Melonjak, Warga Belitang Hulu Keluhkan Kelangkaan

JAKARTA - Kecamatan Belitang Hulu, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, tengah menghadapi masalah pelik yang cukup mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Gas elpiji ukuran 3 kilogram yang selama ini menjadi kebutuhan pokok dan solusi utama untuk memasak bagi keluarga kecil dan rumah tangga miskin, kini sangat langka. Sudah hampir satu bulan terakhir, warga kesulitan mendapatkan tabung gas bersubsidi tersebut.

Kondisi ini memunculkan keresahan dan keluhan dari warga setempat. Rusdi, salah satu warga Kecamatan Belitang Hulu, mengungkapkan kekecewaannya dalam sebuah program interaktif RRI Sintang, Senin, 7 Juli 2025. Melalui saluran tersebut, ia menyampaikan bahwa gas elpiji 3 kg yang biasa ia dan warga lain gunakan kini sulit diperoleh di pasaran. Bahkan, ketika tersedia, harga jualnya melambung jauh di atas harga resmi.

“Sudah hampir sebulan gas langka di kampung kami. Kalaupun ada, harganya naik, bisa sampai Rp40 ribu,” ujar Rusdi dengan nada yang terdengar kecewa dan jengah.

Kenaikan harga tabung gas melon ini cukup signifikan mengingat harga normalnya biasanya jauh lebih rendah. Harga resmi gas elpiji 3 kilogram bersubsidi ini umumnya berada di kisaran Rp16 ribu hingga Rp20 ribu per tabung, sehingga lonjakan hingga Rp40 ribu sangat membebani keuangan keluarga, terutama masyarakat dengan pendapatan terbatas.

Penyebab Kelangkaan dan Dampaknya pada Warga

Kelangkaan gas ini bukan hanya soal ketersediaan fisik, tapi juga soal harga yang tak terkendali. Menurut Rusdi, penyebab utama kelangkaan ini kemungkinan besar berkaitan dengan faktor eksternal yang memengaruhi distribusi dan pasokan LPG subsidi ke daerah-daerah terpencil seperti Belitang Hulu. Informasi yang ia peroleh dari beberapa teman menyebutkan bahwa kenaikan harga minyak dunia menjadi salah satu penyebab utama kondisi ini.

“Kami dengar dari teman, katanya ini karena harga minyak dunia naik. Tapi entah benar atau tidak, yang jelas kami yang susah,” jelas Rusdi.

Kenaikan harga minyak dunia memang dapat berdampak pada biaya produksi dan distribusi LPG, yang pada akhirnya berimbas pada harga jual di tingkat konsumen. Hal ini bisa menyebabkan kelangkaan apabila pasokan tidak mampu mengikuti permintaan, atau distributor menahan stok untuk menunggu harga naik lebih tinggi.

Warga Belitang Hulu, yang bergantung pada gas elpiji bersubsidi ini untuk memasak sehari-hari, kini harus berjuang mencari alternatif atau mengeluarkan biaya ekstra yang tidak mereka rencanakan sebelumnya. Kondisi ini sangat membebani masyarakat kecil yang tidak memiliki banyak pilihan lain.

Rusdi dan warga lain berharap pemerintah daerah maupun pihak terkait segera memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Mereka mendambakan langkah cepat dan solusi yang efektif agar kelangkaan dan harga mahal gas elpiji 3 kg tidak berlarut-larut.

“Kami berharap pemerintah daerah maupun pihak terkait segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini, agar masyarakat kecil tidak terus-terusan menjadi korban,” tegas Rusdi.

Kelangkaan bahan pokok seperti gas elpiji bersubsidi ini juga berpotensi memicu masalah sosial yang lebih luas, terutama di daerah-daerah yang minim akses ke sumber energi alternatif. Jika tidak segera diatasi, tekanan ekonomi yang dihadapi oleh warga dapat berdampak pada kualitas hidup dan stabilitas sosial.

Terkini

Harga HP Infinix Terbaru September 2025 Semua Seri

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:14 WIB

POCO C85 Resmi Masuk Indonesia, Baterai Besar 6000mAh

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:12 WIB

Ramalan Shio 11 September 2025: Energi Positif Tiap Shio

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:11 WIB

Harga Sembako Jatim Hari Ini: Cabai dan Bawang Naik

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:10 WIB

Cek Penerima Bansos PKH BPNT 2025 Mudah Cepat

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:09 WIB