JAKARTA - Perubahan harga sembako kerap terjadi cepat, mempengaruhi keputusan belanja masyarakat. Di Jogja, fenomena hari ini, 9 Juli 2025, sangat menarik perhatian: cabai merah besar mengalami kenaikan yang mencolok, sementara bahan pokok lain relatif stabil. Hal ini mencerminkan dinamika pasar lokal dan nasional, sekaligus mendorong perhatian lebih pada strategi belanja, produksi, dan distribusi.
Cabai Merah Besar: Titik Sensitif Harga Hari Ini
Per pukul 11.16 WIB, cabai merah besar naik sebesar Rp 750 dari Rp 38.000 menjadi Rp 38.750 per kilogram. Kenaikan ini didasarkan rata-rata harga pasar Beringharjo (Rp 35.000) dan Kranggan (Rp 42.500). Meskipun hanya satu bahan pokok yang mengalami kenaikan, dampaknya langsung terasa bagi rumah tangga dan pedagang lokal karena cabai sering menjadi andalan bumbu harian.
Sebagai perbandingan, harga rata-rata cabai merah besar di seluruh Indonesia mencapai Rp 45.050 per kilogram. Papua mencatat harga tertinggi, yakni Rp 85.500, sementara Sulawesi Barat mencatat harga terendah, Rp 26.250 per kilogram. Tren kenaikan lokal ini bukan hanya soal suplai di Jogja, tetapi juga mencerminkan tekanan harga global dan distribusi lokal.
Stabilitas Harga Sembako Lainnya
Selain cabai merah besar, 20 bahan pokok lainnya di Jogja tidak mengalami perubahan harga hari ini, menurut data PIHPS:
Bawang merah: Rp 42.500/kg
Bawang putih: Rp 42.000/kg
Beras kualitas bawah hingga super: Rp 12.250–16.250/kg
Cabai merah keriting: Rp 35.000/kg
Cabai rawit hijau: Rp 41.250/kg
Cabai rawit merah: Rp 62.500/kg
Daging ayam ras: Rp 32.000/kg
Daging sapi kualitas 1 & 2: Rp 140.000 & Rp 132.500/kg
Gula pasir premium & lokal: Rp 18.250 & Rp 17.250/kg
Minyak goreng curah & kemasan: Rp 17.900–21.250/liter
Telur ayam ras: Rp 28.750/kg
Sementara itu, sumber Bapanas mencatat tren berbeda: sebagian bahan mengalami penurunan harga, seperti bawang putih (Rp 31.750→31.625), cabai merah keriting (Rp 34.667→34.143), cabai merah besar (Rp 35.000→32.143), cabai rawit merah (Rp 60.833→60.286), dan daging ayam ras (Rp 32.167→31.667). Telur ayam mengalami kenaikan tipis dari Rp 27.100 menjadi Rp 27.200.
Perbedaan antara data PIHPS (mengambil dari dua pasar utama) dan Bapanas (menggunakan panel harga konsumen Provinsi DIY & Kota Jogja) menunjukkan adanya fluktuasi sepanjang kota dan sistem distribusi, menjelaskan mengapa masyarakat bisa menemukan harga yang bervariasi di pasar tradisional.
Apa Penyebab Perubahan Harga Hari Ini?
Berbagai faktor bisa mendorong perubahan harga cabai merah besar:
Produksi dan cuaca
Hasil panen yang berfluktuasi akibat musim atau kendala iklim bisa menurunkan suplai dan mendorong harga naik.
Distribusi dan logistik
Proses pengiriman yang terhambat, seperti infrastruktur terbatas atau biaya transportasi tinggi, menambah beban harga.
Pasokan lokal dan permintaan tinggi
Jika pasokan menipis dan permintaan meningkat—misalnya karena musim masak—harga pun terdorong naik.
Persaingan pedagang
Pasar dengan sedikit pedagang akan menciptakan harga lebih stabil atau bahkan tinggi, berbeda dari pasar kompetitif.
Fenomena kenaikan hari ini pun dapat dimaknai sebagai cerminan birokrasi distribusi dan dinamika pasar yang tak selalu seimbang.
Implikasi Bagi Konsumen, Pedagang, dan Produsen
Konsumen perlu bijak dalam merangka belanja bahan pokok. Saat satu komponen naik, opsi substitusi atau penyesuaian porsi bisa membantu menjaga anggaran.
Pedagang bisa menggunakan data inflasi dan harga harian sebagai acuan untuk menentukan harga jual dan stok secara lebih strategis.
Produsen/petani mendapat sinyal untuk meningkatkan produksinya, namun harus didukung kebijakan distribusi dan akses pasar yang lebih efisien.
Pantau Harga: Sumber Data Real Time
Untuk informasi harga terkini, dua sumber utama adalah:
PIHPS via Bank Indonesia, yang menyediakan data per pukul 13.00 WIB untuk bahan pokok dasar di pasar lokal Jogja.
Bapanas, lewat panel harga konsumen, memperbarui data harian per pasar dan wilayah.
Masyarakat bisa mengakses data real-time melalui situs resmi masing-masing lembaga.
Kenaikan harga cabai merah besar hari ini menjadi refleksi perubahan pasar lokal yang cepat, sementara stok bahan pokok lainnya relatif stabil. Bagi masyarakat Jogja, informasi ini mendorong kesadaran dalam membuat keputusan belanja, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun strategi pedagang dan produsen. Pantau terus harga harian agar tetap responsif menghadapi fluktuasi pasar.