JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengambil langkah cepat dan nyata dalam merespons musibah banjir yang melanda Kota Mataram. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), lembaga ini menyalurkan bantuan kebutuhan pokok bagi warga yang terdampak banjir, menunjukkan kepedulian tidak hanya terhadap peserta jaminan sosial, tetapi juga seluruh masyarakat.
Penyaluran bantuan senilai hampir Rp 100 juta tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan NTB, Nasrullah Umar, kepada Lurah Kekalik. Acara ini berlangsung di Kantor Lurah Kekalik, Kota Mataram, dan disaksikan oleh Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Lalu Moh. Faozal, pada Minggu, 13 Juli 2025.
Koordinasi dan Kepedulian Nyata
Nasrullah Umar menegaskan bahwa bantuan yang diberikan berupa beras, minyak goreng, gula, mie instan, serta popok untuk balita dan lansia. Semua bantuan disusun berdasarkan hasil koordinasi yang matang dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, agar sesuai dengan kebutuhan paling mendesak di lapangan.
“Sebelum menyalurkan bantuan, kami berkoordinasi dengan BPBD NTB untuk mengetahui kebutuhan yang paling mendesak. Bantuan ini merupakan wujud kepedulian kami terhadap warga yang terdampak banjir, tidak hanya kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan,” ujar Nasrullah.
Lebih jauh, Nasrullah menegaskan bahwa peran BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya terbatas pada pemberian perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan, melainkan juga aktif mendukung masyarakat terutama saat bencana melanda.
Penyaluran bantuan dilakukan melalui Posko BPBD NTB, mengikuti arahan pemerintah daerah yang menginstruksikan agar seluruh bantuan kebencanaan disalurkan secara terkoordinasi dan melalui satu pintu. Hal ini bertujuan untuk menjamin distribusi bantuan berjalan efektif dan merata, sehingga semua warga terdampak dapat menerima dukungan yang diperlukan.
Solidaritas Lintas Lembaga dalam Menghadapi Bencana
Penjabat Sekretaris Daerah NTB, Lalu Moh. Faozal, mengapresiasi inisiatif BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan bantuan bagi korban banjir di Mataram. Ia menyatakan bahwa bantuan tersebut sangat berarti dan menjadi bukti nyata solidaritas antar-lembaga dalam meringankan beban masyarakat terdampak bencana.
“Alhamdulillah, bantuan ini telah disesuaikan dengan kebutuhan strategis masyarakat di lapangan. Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga, terutama di wilayah yang terdampak paling parah,” ujar Faozal.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga lainnya untuk memperkuat ketangguhan daerah dalam menghadapi berbagai bencana di masa mendatang. Sinergi ini menjadi kunci agar penanganan bencana bisa dilakukan secara cepat, tepat, dan berkelanjutan.
Dampak dan Penanganan Banjir di Mataram
Banjir yang terjadi pada 6 Juli 2025 melanda beberapa wilayah di Kota Mataram, menyebabkan ratusan rumah tergenang air. Meski durasi banjir relatif singkat, dampaknya cukup signifikan terhadap aktivitas dan kondisi masyarakat setempat.
Pemerintah Kota Mataram bersama Pemerintah Provinsi NTB dan para pemangku kepentingan lainnya segera melakukan penanganan cepat dan terkoordinasi untuk mengurangi dampak banjir. Penyaluran bantuan dari berbagai pihak, termasuk BPJS Ketenagakerjaan, menjadi bagian dari upaya pemulihan yang menyeluruh dan menyentuh kebutuhan dasar warga.
Dengan kehadiran bantuan seperti ini, diharapkan warga terdampak banjir dapat segera kembali pulih dan aktivitas sosial ekonomi di daerah terdampak dapat berjalan normal kembali. Selain itu, perhatian dan dukungan dari berbagai lembaga juga memperlihatkan semangat gotong royong dalam menghadapi bencana, yang menjadi modal penting untuk membangun ketangguhan komunitas di masa depan.