Stabilitas Harga Sembako di Pacitan, Tapi Pasar Sepi

Kamis, 17 Juli 2025 | 12:37:08 WIB
Stabilitas Harga Sembako di Pacitan, Tapi Pasar Sepi

JAKARTA - Meski harga kebutuhan pokok di Pacitan relatif stabil dalam beberapa minggu terakhir, geliat perdagangan di pasar tradisional masih belum menunjukkan tanda kebangkitan. Para pedagang justru mengeluhkan sepinya pembeli yang membuat perputaran ekonomi di sektor sembako menjadi lesu. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri di tengah upaya menjaga kestabilan harga agar inflasi terkendali.

Harga Stabil, Pembeli Lesu

Plt Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja Pacitan, Wahyu Dwi Cahyono, menjelaskan bahwa harga bahan pokok seperti beras, daging ayam, dan bawang merah saat ini relatif tidak mengalami perubahan signifikan. Data terbaru dari pasar tradisional Pacitan menunjukkan harga beras medium sekitar Rp13.250 per kilogram, daging ayam Rp34.000 per kilogram, dan telur ayam Rp26.666 per kilogram.

Namun demikian, kondisi ini belum cukup mendorong peningkatan transaksi di pasar. Pedagang mengeluhkan daya beli masyarakat yang masih rendah sehingga pembeli yang datang ke pasar cenderung lebih sedikit dari biasanya.

“Semua pedagang di Pacitan mengeluh pembeli lesu,” ungkap Wahyu. Hal ini menunjukkan bahwa kestabilan harga belum mampu menggerakkan kembali gairah belanja masyarakat pasca tekanan ekonomi beberapa waktu lalu.

Selain itu, harga minyak goreng kemasan merek Minyakita masih dijual di angka Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp15.700 per liter. Meski begitu, ada pedagang yang mematok harga di atas HET hingga Rp17.500. Pihak dinas sudah mengajukan penambahan stok Minyakita agar lebih banyak kios bisa menjual dengan harga sesuai aturan.

Peluang dan Kendala Pasar Lokal

Meskipun harga beras lokal Pacitan belum memenuhi standar ekspor, terutama terkait kadar air dan mutu, pemerintah daerah terus mendorong peningkatan kualitas komoditas ini agar suatu hari nanti bisa menembus pasar internasional. Saat ini, kebutuhan beras Pacitan masih sangat bergantung pada kiriman dari luar daerah, sehingga intervensi harga berada di tangan Badan Urusan Logistik (Bulog).

Berbeda dengan beras, komoditas kelapa sempat menunjukkan dinamika positif. Permintaan ekspor ke China membuat harga kelapa naik dalam beberapa minggu terakhir. Meski kelapa yang diekspor kebanyakan berasal dari wilayah luar Pacitan, keberadaan pengepul yang melewati Pacitan cukup menggerakkan pasar lokal.

Untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan, pemerintah kabupaten juga melakukan berbagai upaya. Selain pemantauan ketat terhadap harga dan stok di lapangan, edukasi kepada pedagang mengenai penjualan sesuai HET juga rutin dilakukan. Operasi pasar menjadi salah satu langkah antisipasi agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi tanpa lonjakan harga yang signifikan.

Kondisi harga sembako yang relatif stabil di Pacitan menjadi kabar baik dalam upaya pengendalian inflasi. Namun, tantangan besar masih ada pada sisi daya beli masyarakat yang belum pulih. Pemerintah daerah berharap dengan terus memantau dan mendorong kualitas produk lokal, terutama beras, serta menjaga pasokan dan distribusi, kondisi ekonomi di pasar tradisional dapat lebih menggeliat. Dukungan dari pemerintah pusat juga diharapkan untuk memastikan program stabilisasi harga berjalan efektif menyentuh masyarakat luas dan menjaga kesejahteraan petani dan pedagang.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB