JAKARTA - Aktivitas bongkar muat logistik di Pelabuhan Bulusan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami tekanan signifikan. Sejumlah sopir truk mengeluhkan antrean panjang hingga mencapai 18 jam saat menunggu giliran naik kapal penyeberangan ke Bali.
Kondisi ini terjadi karena kapal yang melayani rute Ketapang-Bali berkurang drastis. Sebanyak 15 unit kapal penyeberangan dinyatakan tidak layak beroperasi oleh KSOP dan harus menjalani perbaikan ulang. Langkah ini diambil demi menjaga keselamatan dan kenyamanan pelayaran, namun berdampak pada kapasitas angkut harian yang menurun tajam.
Dampak dan Upaya Penanganan
Penurunan armada kapal membuat volume kendaraan logistik yang dapat menyeberang ke Bali terbatas, sehingga antrean kendaraan bertambah panjang. Sopir truk harus bersabar menunggu giliran dalam antrean yang memanjang hingga berjam-jam. Hal ini berimbas pada efisiensi waktu pengiriman barang, yang menjadi perhatian bagi para pelaku usaha dan konsumen.
Pihak KSOP dan pengelola pelabuhan tengah berupaya melakukan perbaikan kapal yang dinyatakan tidak laik agar segera kembali beroperasi. Namun proses ini membutuhkan waktu dan koordinasi intensif agar pelayanan penyeberangan bisa normal kembali.
Sementara itu, sopir dan operator logistik diharapkan dapat mempersiapkan diri menghadapi antrean dan mencari alternatif pengaturan waktu pengiriman agar dampak keterlambatan dapat diminimalisir.
Antrean panjang di Pelabuhan Ketapang menjadi gambaran nyata tantangan logistik di wilayah penyeberangan yang sangat vital bagi konektivitas antar pulau. Pemeliharaan armada kapal yang ketat memang penting, tetapi harus diimbangi dengan solusi cepat agar distribusi barang tetap lancar dan tidak merugikan banyak pihak.