Investasi Saham Netflix Tembus Untung Besar dalam 10 Tahun Terakhir

Sabtu, 19 Juli 2025 | 08:39:45 WIB
Investasi Saham Netflix Tembus Untung Besar dalam 10 Tahun Terakhir

JAKARTA - Netflix kembali menjadi pembicaraan di bursa saham Amerika Serikat. Dalam tiga tahun terakhir, saham perusahaan raksasa streaming ini sukses mencetak kenaikan fantastis dan menarik minat para investor global. Padahal, pada awal 2022 lalu, Netflix sempat kehilangan pelanggan untuk pertama kalinya dan mengalami tekanan besar akibat ketatnya persaingan industri.

Kala itu, kehadiran Disney+, HBO Max, dan Amazon Prime Video membuat posisi Netflix goyah. Akibatnya, harga sahamnya merosot lebih dari 70% dari puncak tertingginya di November 2021. Namun, setelah menyentuh titik terendah pada 2022, saham Netflix perlahan bangkit.

Didorong oleh peningkatan pendapatan dari berbagai sumber, termasuk layanan beriklan dan penegakan aturan soal pembagian password akun, saham Netflix melesat hingga lebih dari 500% sejak titik terendahnya. Tak hanya itu, langkah investasi ke konten olahraga live juga turut menyumbang lonjakan performa keuangan perusahaan.

Serial Andalan Netflix Dongkrak Kinerja dan Menarik Investor

Di tengah persaingan yang makin ketat, Netflix tetap menjadi layanan streaming berbayar paling banyak ditonton di Amerika Serikat, menurut Nielsen. Tingkat keterlibatan pengguna yang tinggi menjadikan Netflix tetap relevan dan jadi pilihan utama para investor.

Dalam tiga tahun terakhir, beberapa serial unggulan Netflix mencatatkan capaian luar biasa, baik dari sisi popularitas maupun kontribusi finansial. Salah satu yang paling menonjol adalah Squid Game. Data dari Parrot Analytics menyebutkan bahwa sejak pertama kali tayang hingga musim ketiganya di tahun 2025, Squid Game diperkirakan menyumbang sekitar US$3,4 miliar ke pendapatan langganan global Netflix.

Untuk musim keduanya saja, dalam tiga minggu pertama penayangan, pendapatan hampir mencapai US$891 juta. Rilis Squid Game Season 3 pun berdampak signifikan terhadap laporan keuangan kuartal kedua 2025, membuat laba dan pendapatan Netflix melampaui ekspektasi analis. Proyeksi pendapatan tahunan perusahaan juga dinaikkan.

Tak hanya Squid Game, serial seperti Wednesday, Stranger Things, Bridgerton, hingga One Piece versi live-action juga membawa kontribusi besar terhadap pertumbuhan Netflix. Wednesday bahkan tercatat sebagai serial berbahasa Inggris dengan jumlah penonton terbanyak dan turut memperkuat pendapatan iklan serta basis pelanggan baru.

Kendati perusahaan tidak selalu merinci pendapatan per judul secara detail, serial-serial populer ini rutin disebut dalam laporan keuangan sebagai faktor utama dalam peningkatan proyeksi pendapatan, retensi pelanggan, dan ekspansi pasar global.

Popularitas serial-serial andalan ini pun dimanfaatkan Netflix tidak hanya untuk mempertahankan loyalitas pengguna, tetapi juga untuk terus meningkatkan kepercayaan investor serta menjaga daya saing di industri streaming global yang sangat kompetitif.

Valuasi Saham Netflix Melonjak, Tapi Masih Jadi Incaran Investor

Harga saham Netflix kini diperdagangkan di kisaran 59 kali proyeksi laba per saham dalam 12 bulan ke depan—angka tertinggi sejak 2021. Bandingkan dengan valuasi Nvidia yang sekitar 55 kali atau rata-rata indeks Nasdaq 100 yang hanya 40 kali, jelas bahwa saham Netflix saat ini tergolong premium.

Dengan posisi ini, Netflix masuk dalam deretan saham paling mahal di indeks S&P 500. Namun, para analis di Wall Street masih memberikan rekomendasi beli. Alasan utamanya adalah strategi monetisasi Netflix yang dinilai efektif serta potensi bisnis global yang sangat besar.

Netflix, yang dulunya hanya mengirimkan DVD lewat pos, kini memasang target ambisius: menggandakan pendapatan dan meraih kapitalisasi pasar sebesar US$1 triliun pada 2030.

Menjelang laporan keuangan kuartal kedua yang dirilis setelah bursa tutup, saham Netflix ditutup pada level US$1.274 per lembar pada Kamis, 17 Juli 2025.

Dalam laporan tersebut, pendapatan yang dicatatkan mencapai US$11,08 miliar untuk periode yang berakhir pada 20 Juni 2025. Angka ini sedikit lebih tinggi dari ekspektasi konsensus pasar sebesar US$11,07 miliar. Sementara itu, laba per saham (EPS) yang telah disesuaikan tercatat sebesar US$7,19 di atas perkiraan analis sebesar US$7,08.

Hasil Investasi 10 Tahun, Duit Tumbuh Hampir 14 Kali Lipat

Bagi investor yang masuk ke saham Netflix satu dekade lalu, hasilnya sangat luar biasa. Dengan simulasi berdasarkan harga saham yang disesuaikan atas pemecahan saham (stock split) dan tanpa memperhitungkan harga setelah laporan keuangan terbaru, potensi cuan bisa mencapai belasan kali lipat.

Misalnya, jika kamu membeli saham Netflix sebesar US$1.000 sekitar 10 tahun lalu, dan menukar rupiah ke dolar dengan kurs Rp13.342 per dolar AS, maka kamu tidak hanya mendapat keuntungan dari kenaikan harga saham, tetapi juga dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Kini, dengan kurs rupiah yang menyentuh Rp16.285 per dolar AS, nilai investasi kamu bisa tumbuh dari Rp13,34 juta menjadi Rp180,9 juta. Hasil ini mencerminkan keuntungan bagger atau kelipatan lebih dari 10 kali.

Meski begitu, para pakar keuangan tetap mengingatkan bahwa kinerja masa lalu tidak bisa dijadikan jaminan untuk hasil di masa depan. Pasar bisa berubah sewaktu-waktu, dan bahkan perusahaan yang saat ini unggul pun bisa menghadapi tantangan baru.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB