Penyeberangan Tigaras Simanindo Dihentikan Sementara

Senin, 21 Juli 2025 | 11:20:14 WIB
Penyeberangan Tigaras Simanindo Dihentikan Sementara

JAKARTA - Langkah antisipatif diambil otoritas pelabuhan untuk menjamin keselamatan pelayaran di Danau Toba akibat cuaca yang tidak bersahabat.

Cuaca ekstrem kembali melanda kawasan Danau Toba dan membawa dampak langsung terhadap aktivitas pelayaran. Salah satu langkah yang diambil adalah penghentian sementara penyeberangan kapal dari Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun menuju Simanindo di Kabupaten Samosir.

Keputusan ini dikeluarkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (KSOPP) Danau Toba. Faktor utamanya adalah keselamatan, mengingat kondisi angin yang cukup kencang di sekitar perairan Danau Toba, khususnya pada lintasan tersebut.

Kapal Tradisional Dihentikan, Kapal Ferry Masih Beroperasi

Pelaksana Tugas Kepala KSOPP Danau Toba, Bendro Hutapea, menegaskan bahwa penghentian operasional tidak berlaku menyeluruh terhadap semua moda transportasi air di kawasan tersebut. Ia menjelaskan bahwa hanya kapal motor tradisional yang diberhentikan sementara, sementara kapal ferry KMP Sumut I dan II tetap diizinkan untuk beroperasi.

“Mulai hari ini, kapal tradisional tidak diizinkan berlayar karena angin kencang dan ombak tinggi. Namun, masyarakat masih bisa menyeberang menggunakan kapal ferry KMP Sumut I dan II yang masih aman beroperasi,” kata Bendro.

Langkah ini dinilai penting karena kapal tradisional memiliki daya tahan yang lebih rendah terhadap cuaca buruk dibandingkan kapal ferry.

Jalur Rawan Angin dan Ombak Tinggi

Rute penyeberangan Tigaras–Simanindo diketahui memang kerap menghadapi gangguan cuaca, terutama saat musim pancaroba atau ketika terjadi peningkatan aktivitas atmosfer. Wilayah tersebut berdekatan dengan perairan terbuka Tao Silalahi, yang membuatnya lebih mudah terpengaruh oleh angin dan gelombang.

Berbeda halnya dengan rute Ajibata–Samosir yang dilaporkan masih aman untuk aktivitas penyeberangan. Semua jenis kapal, baik tradisional maupun kapal ferry, masih beroperasi seperti biasa di lintasan tersebut.

Bendro juga mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi resmi sebelum melakukan perjalanan, serta mematuhi arahan dari petugas pelabuhan demi keselamatan bersama.

Fenomena Global Picu Cuaca Buruk

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui prakirawan dari Balai Wilayah I Medan, Defri Mandoza, memberikan penjelasan mengenai kondisi cuaca ekstrem yang tengah berlangsung di wilayah Sumatera Utara, khususnya Danau Toba.

Menurutnya, kecepatan angin yang cukup tinggi dipicu oleh aktivitas atmosfer global, di antaranya fase Madden Julian Oscillation (MJO) yang kini memasuki fase keempat. Selain itu, dua gelombang atmosfer lain yakni gelombang Kelvin dan Rossby turut memperkuat kondisi ini.

“Fase MJO (Madden Julian Oscillation) saat ini berada di fase 4, disertai aktifnya gelombang atmosfer seperti gelombang Kelvin dan Rossby, yang meningkatkan intensitas angin dan curah hujan,” jelasnya.

Kombinasi Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem

Tidak hanya itu, pengaruh monsun Asia juga memiliki peran penting. Monsun ini membawa massa udara lembap dari Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia bagian barat Sumatera yang memperbesar potensi terjadinya hujan lebat dan angin kencang di kawasan Danau Toba.

Selain itu, BMKG juga mencatat adanya sirkulasi siklonik di barat Sumatera Utara. Bersamaan dengan konvergensi angin di wilayah daratan, ini menyebabkan awan-awan hujan dengan intensitas tinggi berkembang lebih luas dan bertahan lebih lama.

“Kondisi ini berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dalam durasi cukup panjang,” terang Defri.

Pihaknya juga terus melakukan pemantauan cuaca secara berkala, dan akan memperbarui informasi bila terdapat potensi gangguan lanjutan terhadap aktivitas masyarakat maupun transportasi.

Imbauan kepada Masyarakat

Otoritas pelabuhan dan BMKG sama-sama menekankan pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi cuaca ekstrem seperti saat ini. Masyarakat diimbau untuk tidak memaksakan diri melakukan perjalanan air jika kondisi belum dinyatakan aman.

KSOPP Danau Toba juga memastikan bahwa keputusan penghentian sementara ini bersifat situasional dan akan dievaluasi kembali mengikuti perkembangan cuaca.

Bagi masyarakat yang hendak menyeberang dari Tigaras ke Simanindo atau sebaliknya, disarankan untuk menggunakan kapal ferry KMP Sumut sebagai alternatif sementara, sembari menunggu cuaca kembali kondusif untuk kapal tradisional.

Langkah-langkah ini diambil demi keselamatan semua pihak, sekaligus menjadi pengingat bahwa keselamatan pelayaran harus selalu menjadi prioritas utama di tengah kondisi alam yang tak menentu.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB