JAKARTA - PT Adhi Karya Tbk akan melaksanakan penambahan modal melalui skema penawaran saham terbatas (right issue) yang direncanakan berlangsung pada kuartal IV tahun 2025. Rencana ini menjadi langkah strategis perseroan untuk mengakselerasi ekspansi bisnis, terutama di bidang investasi.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Kurnadi Gularso, menjelaskan bahwa jumlah saham yang akan dilepas dalam aksi korporasi tersebut sebesar 2:1. Artinya, dari sekitar 1,8 miliar lembar saham yang saat ini beredar di pasar, Adhi Karya akan menambah sekitar 0,9 miliar lembar saham baru.
“Saat ini jumlah saham kami di pasar sebanyak 1,8 miliar lembar. Artinya kami akan tambah 0,9 miliar lembar lagi,” kata Kurnadi saat berbicara dalam Indonesian Investor Forum yang digelar di Jakarta.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya Adhi Karya untuk memperkuat permodalan yang nantinya akan dimanfaatkan guna pengembangan berbagai lini usaha perusahaan. Meski demikian, realisasi dari aksi korporasi ini masih harus menunggu proses perizinan dari pihak pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
“Realisasinya tetap harus menunggu izin pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat,” ujar Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Syaiful Imam, dalam forum yang sama.
Sebagai informasi, hingga saat ini kepemilikan saham pemerintah terhadap PT Adhi Karya Tbk masih mendominasi, yakni mencapai 51 persen. Hal ini membuat seluruh keputusan strategis seperti penambahan modal melalui right issue tetap memerlukan persetujuan dari pemegang saham utama, dalam hal ini pemerintah, melalui DPR.
“Karena saat ini 51 persen saham Adhi Karya milik pemerintah,” imbuh Syaiful.
Dalam kesempatan tersebut, manajemen Adhi Karya juga membeberkan bahwa melalui aksi right issue ini, perusahaan menargetkan dana segar sebesar Rp 600 miliar. Dana tersebut akan difokuskan untuk mendukung pertumbuhan kinerja dan perluasan usaha, khususnya di sektor investasi infrastruktur.
“Tambahan dana dari aksi korporasi ini akan sangat membantu untuk mendorong pertumbuhan usaha kami ke depan,” kata Kurnadi.
Dengan suntikan modal baru dari hasil right issue ini, Adhi Karya menargetkan pertumbuhan bisnis hingga 40 persen per tahun. Proyeksi tersebut didasarkan pada potensi peningkatan aktivitas investasi dan pembangunan yang tengah dikembangkan perusahaan.
“Melalui tambahan dana ini, Adhi Karya memproyeksikan bakal mencatatkan pertumbuhan 40 persen per tahun dari hasil ekspansi bisnis, terutama pengembangan bisnis investasi,” jelas Kurnadi.
Menurutnya, strategi penguatan modal melalui right issue menjadi bagian dari langkah perseroan menghadapi tantangan industri konstruksi nasional yang kian kompetitif. Selain memperkuat struktur permodalan, langkah ini juga bertujuan memperluas portofolio investasi Adhi Karya di berbagai sektor potensial.
Adhi Karya selama ini dikenal aktif dalam berbagai proyek infrastruktur strategis nasional, termasuk jalan tol, transportasi massal, serta pengembangan kawasan. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan juga mulai gencar melakukan investasi di proyek-proyek bernilai tambah jangka panjang yang dinilai dapat mendatangkan pendapatan berkelanjutan.
Manajemen berharap, dengan dukungan pemegang saham dan realisasi aksi korporasi yang direncanakan, Adhi Karya dapat terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri konstruksi dan investasi infrastruktur tanah air.
Sampai saat ini, proses administratif terkait rencana right issue masih terus berlanjut. Perusahaan berharap semua prosedur dan perizinan dapat berjalan sesuai rencana agar pelaksanaan right issue dapat dilakukan tepat waktu, yaitu pada triwulan IV tahun 2025.
Dengan demikian, Adhi Karya dapat segera merealisasikan berbagai agenda ekspansi bisnis yang telah disiapkan sejak awal tahun. Perseroan optimistis langkah strategis ini akan memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan.