Saham UNTR Bergerak Naik, Target Tembus Rp 23.350

Selasa, 22 Juli 2025 | 09:12:50 WIB
Saham UNTR Bergerak Naik, Target Tembus Rp 23.350

JAKARTA - Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) kembali mencuri perhatian investor. Kenaikan harga saham perusahaan alat berat ini menjadi sinyal menarik di tengah dinamika pasar saat ini. Pergerakan positif saham UNTR terjadi pada awal pekan ini, mengindikasikan adanya akumulasi dari pelaku pasar, baik investor domestik maupun asing.

Pada perdagangan Senin , 21 Juli 2025, saham UNTR melesat 2,11% ke posisi Rp 22.950. Lonjakan ini terjadi dengan volume transaksi yang cukup aktif, yakni mencapai 3,35 juta saham. Aktivitas transaksi tercatat sebanyak 3.873 kali, dengan total nilai perdagangan senilai Rp 76,15 miliar.

Investor Asing dan Domestik Masuk

Kenaikan saham ini juga tercermin dari aksi akumulasi oleh broker dan investor asing. Broker tertentu mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp 15,3 miliar. Sementara itu, investor asing turut memperlihatkan kepercayaan pada saham UNTR dengan mencetak net buy mencapai Rp 36,9 miliar.

Dalam satu bulan terakhir, harga saham UNTR sudah mengalami kenaikan hingga 6,99%. Penguatan ini menunjukkan tren positif yang berkelanjutan dan membuka ruang spekulasi terhadap potensi kenaikan selanjutnya.

Saham UNTR sendiri merupakan bagian dari grup usaha besar dan berada di bawah naungan PT Astra International Tbk (ASII). Kiprah UNTR di sektor alat berat, pertambangan, hingga energi menjadi salah satu alasan saham ini konsisten diminati oleh investor jangka menengah hingga panjang.

Target Harga Baru Mengemuka

Di tengah pergerakan saham yang impresif, sejumlah analis dan sekuritas mulai merekomendasikan strategi tertentu bagi investor yang tertarik terhadap UNTR. Salah satunya adalah KB Valbury Sekuritas yang menyarankan strategi trading buy untuk saham ini.

Dalam ulasannya per 22 Juli 2025, KB Valbury menetapkan target harga di Rp 23.350. Kisaran harga masuk yang direkomendasikan adalah antara Rp 22.600 hingga Rp 22.950. Sementara itu, batas kerugian atau stop loss disarankan di level Rp 21.850.

Strategi tersebut menunjukkan keyakinan bahwa saham UNTR masih memiliki potensi naik dalam jangka pendek, meskipun investor juga perlu memperhatikan batas risiko untuk mengantisipasi kemungkinan koreksi.

Rekomendasi Hold Masih Berlaku

Di sisi lain, pendekatan yang lebih konservatif datang dari Indo Premier Sekuritas. Lembaga ini tetap mempertahankan pandangan hold untuk saham UNTR. Target harga UNTR masih berada di kisaran Rp 24.000 per saham, yang dihitung berdasarkan pendekatan nilai bagian per bagian atau sum-of-the-parts (SOTP).

“Kami menegaskan kembali rekomendasi hold dengan TP berbasis SOTP yang tidak berubah di Rp 24.000/saham karena kami melihat potensi kenaikan laba yang terbatas dibandingkan ekspektasi pasar saat ini,” tulis analis dari Indo Premier Sekuritas, yakni Reggie Parengkuan dan Ryan Winipta dalam ulasan yang dirilis sebelumnya.

Mereka menyampaikan bahwa proyeksi keuangan untuk lima bulan pertama tahun 2025 (5M25) sejauh ini masih sejalan dengan ekspektasi. Artinya, tidak ada perubahan besar terhadap asumsi fundamental perusahaan dalam waktu dekat.

Namun, mereka juga mengingatkan adanya faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prospek kinerja UNTR. Terutama, mereka menyoroti risiko dari harga batu bara yang berpotensi melemah. Faktor utama penyebabnya adalah kemungkinan menurunnya permintaan ekspor dari China dan India, di saat produksi domestik dari negara-negara tersebut justru meningkat.

Peluang Masih Ada, Tapi Waspada Risiko

Berdasarkan berbagai pandangan tersebut, saham UNTR saat ini berada dalam fase menarik. Bagi investor jangka pendek, potensi menuju level Rp 23.350 memberikan ruang keuntungan yang layak dipertimbangkan. Di sisi lain, bagi investor yang berfokus pada fundamental jangka panjang, rekomendasi hold mencerminkan posisi konservatif yang tidak kalah bijak.

Meski begitu, penting bagi investor untuk memperhatikan dinamika eksternal, terutama kondisi harga komoditas yang sangat mempengaruhi kinerja UNTR, khususnya di segmen tambang batu bara. Permintaan global yang melambat bisa menjadi faktor penekan dalam beberapa kuartal ke depan.

Sebaliknya, jika pasar ekspor kembali membaik dan permintaan naik, maka target Rp 24.000 sebagaimana yang dipertahankan Indo Premier Sekuritas bisa lebih cepat tercapai. Oleh karena itu, investor perlu memantau sentimen makroekonomi global secara berkala dan mempertimbangkan posisi portofolio secara hati-hati.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB