AAUI Soroti Tantangan Asuransi Umum Jelang Akhir 2025

Kamis, 24 Juli 2025 | 09:01:29 WIB
AAUI Soroti Tantangan Asuransi Umum Jelang Akhir 2025

JAKARTA - Menjelang penutupan tahun 2025, pelaku industri asuransi umum dihadapkan pada berbagai tantangan yang memerlukan perhatian serius dan strategi penyesuaian. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyampaikan bahwa terdapat sejumlah faktor yang saat ini menekan kinerja dan profitabilitas perusahaan asuransi umum.

Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, mengungkapkan bahwa tantangan utama berasal dari kondisi underwriting margin yang semakin menipis. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya risiko yang tidak diimbangi oleh kenaikan premi yang sebanding.

“Underwriting margin makin ketat akibat peningkatan risiko tanpa diikuti kenaikan premi yang proporsional,” kata Budi.

Tekanan lainnya datang dari kondisi hard market di level global yang berdampak pada tarif reasuransi yang lebih tinggi serta kapasitas yang terbatas. Menurut Budi, hal ini memberi tekanan tambahan terhadap struktur biaya dan kemampuan perusahaan untuk mengelola risiko secara efektif.

“Ditambah, rendahnya literasi asuransi dan penetrasi di segmen ritel dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sehingga potensi pasar belum tergarap optimal,” lanjutnya.

Perluas Inovasi Produk dan Teknologi Digital

Menghadapi situasi tersebut, Budi menekankan pentingnya transformasi menyeluruh di tubuh perusahaan asuransi. Salah satu langkah yang perlu diambil adalah dengan memperkuat diversifikasi produk dan memacu inovasi.

“Misalnya, melakukan pengembangan asuransi mikro, asuransi untuk kendaraan listrik, serta produk-produk hybrid yang mengadopsi perlindungan untuk risiko emerging, seperti risiko siber dan parametric insurance,” ujar Budi.

Selain dari sisi produk, pemanfaatan teknologi juga dinilai sangat krusial. Budi menyebut bahwa distribusi digital dan proses automasi klaim dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional serta memperluas jangkauan layanan perusahaan asuransi.

Perusahaan juga didorong untuk memperkuat manajemen risiko internal dan menerapkan pricing yang berbasis pada data aktual agar dapat bersaing dan tetap relevan di tengah dinamika risiko yang berkembang.

“Perusahaan perlu lebih adaptif dalam mengelola risiko dan menetapkan premi yang sesuai dengan eksposur aktual,” tegasnya.

Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, industri asuransi umum tetap menunjukkan pertumbuhan meskipun dalam skala yang terbatas. Berdasarkan data AAUI, hingga kuartal I-2025, total pendapatan premi industri tercatat sebesar Rp 30,53 triliun. Angka ini tumbuh tipis sebesar 0,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 30,45 triliun.

Di sisi lain, pembayaran klaim juga mengalami peningkatan. Sepanjang kuartal I-2025, total klaim yang dibayarkan industri asuransi umum mencapai Rp 10,98 triliun, naik sebesar 4,8% dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.

AAUI menilai bahwa pertumbuhan premi yang melambat dan kenaikan klaim menjadi sinyal penting perlunya perusahaan memperkuat strategi keberlanjutan, khususnya dalam menghadapi risiko baru dan memenuhi ekspektasi pasar yang terus berubah.

Dengan kondisi ini, industri asuransi umum dituntut untuk lebih fleksibel dan adaptif, tidak hanya dalam penyesuaian produk dan layanan, namun juga dalam penguatan fundamental bisnis.

Terkini

Menikmati Beragam Menu Lezat Marugame Udon di Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:18 WIB

Chocolate Bingsu, Dessert Segar Favorit Anak Muda Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:16 WIB

4 Spot Burnt Cheesecake Paling Lezat di Malang

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:14 WIB

Menikmati Gelato Jogja: Ragam Rasa yang Menggoda Lidah

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:12 WIB

Little Salt Bread Viral: 4 Menu Best Seller Wajib Coba

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:10 WIB