UMKM Terjepit Kenaikan Harga Sayur Terus Menerus

Jumat, 25 Juli 2025 | 07:52:31 WIB
UMKM Terjepit Kenaikan Harga Sayur Terus Menerus

JAKARTA - Gejolak harga bahan pangan kembali menghantam masyarakat, kali ini datang dari sektor sayur-mayur yang harganya melonjak tajam dalam waktu singkat. Sayuran harian seperti kol, bayam, dan kangkung yang sebelumnya dijual Rp12 ribu per kilogram, kini sudah menembus angka Rp13 ribu. Kenaikan ini terjadi hanya dalam beberapa hari setelah sebelumnya juga naik dari Rp8 ribu.

Fenomena ini terjadi di sejumlah pasar tradisional, termasuk di Pasar Sagulung. Kenaikan harga tidak hanya terbatas pada sayuran hijau. Bawang merah yang sebelumnya dijual Rp15 ribu kini naik menjadi Rp25 ribu per kilogram, sementara bawang putih masih bertahan di harga tinggi yaitu Rp35 ribu per kilogram. Harga cabai merah besar tetap bertengger di kisaran Rp60 ribu per kilogram, tak kunjung turun meski permintaan menurun.

Yunita, ibu rumah tangga yang saban hari berbelanja di pasar tersebut, mengaku kesulitan menyesuaikan pengeluaran dapur. “Baru kemarin naik, sekarang naik lagi. Mau tak mau kita harus kurangi porsi masakan atau cari alternatif bahan lain,” keluhnya. Bagi banyak keluarga, kondisi ini memaksa mereka untuk berhemat lebih ketat, bahkan meniadakan beberapa menu harian.

UMKM Jadi Korban Kedua Setelah Rumah Tangga

Dampak dari kenaikan harga ini juga langsung terasa di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya para pedagang makanan siap saji. Lastri, pelaku usaha kuliner rumahan di Tanjunguncang, mengungkapkan kegelisahannya atas lonjakan harga bahan baku yang makin membebani operasional usahanya.

“Modal usaha makin besar, sementara harga jual tak bisa naik sembarangan karena pelanggan juga sensitif,” ujarnya. Kondisi ini memaksanya menahan margin keuntungan seminimal mungkin agar tetap bisa bertahan di tengah daya beli pelanggan yang menurun.

Menurut Agus, salah satu pedagang sayur di Pasar Sagulung, kenaikan harga ini sudah terjadi sejak tiga hari terakhir. Ia menyebut lonjakan tersebut berasal dari tingkat grosir. “Kami hanya mengikuti harga dari pemasok. Barang masuk mahal, otomatis jualnya juga ikut naik,” jelas Agus.

Kenaikan ini sempat mengalami jeda sehari dengan penurunan tipis, namun kembali melonjak tanpa penjelasan pasti. Beberapa pedagang menduga cuaca buruk dan gangguan distribusi dari daerah penghasil sayur turut berperan besar. Pasokan yang tersendat menjadikan stok berkurang, sementara permintaan tetap stabil, sehingga mendorong harga naik.

Masyarakat Tunggu Respons Pemerintah

Lonjakan harga ini memicu keresahan di kalangan warga dan pelaku usaha. Mereka berharap ada intervensi dari pemerintah agar harga segera stabil. Salah satu harapan terbesar adalah adanya operasi pasar atau kebijakan distribusi yang dapat menekan harga di tingkat konsumen.

Menjelang akhir bulan, beban rumah tangga biasanya meningkat seiring kebutuhan bulanan yang memuncak. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka bukan hanya rumah tangga yang akan merasakan dampaknya, namun juga para pelaku usaha kecil yang selama ini menjadi penyangga ekonomi lokal.

Ketahanan ekonomi skala kecil kini benar-benar diuji. UMKM yang biasanya tangguh dalam menghadapi tantangan, perlahan mulai tertekan oleh naiknya biaya operasional. Jika tidak ada solusi konkret dalam waktu dekat, dikhawatirkan akan banyak usaha kecil yang gulung tikar, atau setidaknya merumahkan sebagian tenaga kerjanya.

Kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa inflasi pangan bukan sekadar soal angka statistik, tetapi persoalan nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat sehari-hari. Pemerintah perlu hadir secara aktif di lapangan, bukan sekadar merespons setelah krisis meluas.

Terkini

Film Sukma Tawarkan Horor Psikologis dan Refleksi Manusia

Kamis, 11 September 2025 | 14:09:08 WIB

Rivian R1S One Off Hadir dengan Livery Warna Retro

Kamis, 11 September 2025 | 14:08:59 WIB

4 Mobil Listrik Volkswagen Hadir untuk Kota Modern

Kamis, 11 September 2025 | 14:08:51 WIB

Audi Concept C Tampilkan Sportscar Listrik Modern dan Ikonik

Kamis, 11 September 2025 | 14:08:48 WIB

BMKG Ingatkan Masyarakat Malang Waspadai Cuaca Ekstrem

Kamis, 11 September 2025 | 14:08:42 WIB