JAKARTA - Meski sudah hampir lima tahun sejak terakhir kali berlaga di oktagon, nama Khabib Nurmagomedov masih terus dikaitkan dengan potensi comeback ke UFC. Sang legenda tak terkalahkan ini akhirnya buka suara, menjelaskan alasan yang membuatnya sulit untuk kembali bertarung di level tertinggi MMA dunia.
Bukan hanya soal kondisi fisik atau kebutuhan waktu latihan yang membuat Khabib ragu. Lebih dari itu, ia menegaskan bahwa aspek psikologis dan tekanan mental sebagai petarung profesional justru menjadi faktor terbesar yang membuatnya enggan kembali ke dalam dunia yang pernah membesarkan namanya.
Bukan Soal Fisik, Tapi Soal Beban Mental
Khabib mengakhiri kariernya di UFC dengan rekor sempurna, 29 kemenangan tanpa sekalipun merasakan kekalahan. Statusnya sebagai salah satu petarung terbaik sepanjang masa membuat banyak pihak berharap suatu hari ia akan kembali ke arena.
Namun, harapan itu sepertinya harus pupus. Dalam sebuah wawancara terbaru, Khabib menjelaskan bahwa kembali bertarung bukan perkara mudah. "Dua sampai tiga bulan tidak akan cukup. Saya akan berusia 37 pada September. Bila saya harus jujur, butuh setidaknya enam bulan [persiapan]," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa persiapan fisik saja tidak cukup. Menurutnya, banyak petarung yang keliru karena hanya fokus mencapai kondisi siap secara fisik, tanpa memikirkan kualitas latihan dan aspek teknis lainnya.
"Ketika seorang petarung hanya berusaha mencapai tahap siap untuk bertarung [dari segi fisik], di situlah banyak orang membuat kesalahan. Hal itu tidak berarti apa-apa. Tampilan seorang petarung tidak berarti apapun," ucap Khabib.
Baginya, kunci sukses seorang atlet MMA terletak pada intensitas dan kualitas sparring yang dijalani selama masa persiapan. "Hal yang paling berarti adalah berapa banyak ronde yang dihabiskan dan siapa lawan sparring saat latihan. Olahraga ini adalah tentang maju dan bertarung satu lawan satu," kata Khabib dengan tegas.
Meski kini telah pensiun, Khabib mengaku masih menjaga kebugaran fisik dan menjalani sesi latihan serta sparring secara rutin. Namun, keputusannya untuk tak kembali ke UFC bukan hanya karena faktor teknis, melainkan lebih kepada sisi emosional yang menurutnya jauh lebih berat daripada sekadar bertarung.
"Ketika saya masih aktif, saya juga terus berlatih dan hal itu tidak cukup bagi saya. Saya meminta jangan ada agenda berpergian, tidak ada rapat, tidak ada pembicaraan bisnis. Saya berlatih pagi dan malam, dan hanya beristirahat pada Minggu," ujarnya.
Kebiasaan tersebut dilakukannya karena sifat perfeksionis yang ia miliki. Khabib merasa harus menjalani semua latihan sesuai rencana, tanpa cela. Jika meleset sedikit saja dari jadwal atau target latihan, ia langsung merasa terancam tidak siap untuk bertarung.
"Bila saya melewatkan satu saja sesi latihan, saya mendapat serangan panik karena saya tahu bahwa saya bakal bertarung dan merasa hal itu jadi di luar kendali saya. Saya kemudian merasa tidak siap," ucapnya.
Pernyataan ini memperlihatkan betapa besarnya tekanan mental yang dirasakan Khabib saat masih menjadi atlet aktif. Bahkan, bagi seorang petarung sekelas dirinya yang tak pernah kalah, kecemasan dan tekanan untuk tampil sempurna tetap menjadi beban tersendiri.
Hal inilah yang menjadi pertimbangan utama mengapa Khabib masih enggan mempertimbangkan tawaran kembali ke UFC, meski secara fisik ia merasa mampu. Bagi Khabib, menjalani kehidupan sebagai atlet UFC membutuhkan pengorbanan total, bukan hanya dari sisi waktu tapi juga dari sisi mental dan emosi.
Saat ini, Khabib lebih memilih menjalani hidup dengan peran berbeda, termasuk sebagai pelatih dan mentor bagi petarung-petarung muda. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan di luar oktagon, termasuk bisnis dan komunitas keagamaan, menjadikan hidupnya jauh dari hiruk-pikuk dunia kompetitif MMA.
Meski penggemar masih berharap melihat aksinya kembali, pernyataan Khabib kali ini tampaknya mempertegas bahwa era pertarungannya telah benar-benar berakhir. Dan jika melihat alasan yang ia sampaikan, keputusan itu sangat masuk akal: bukan karena tak mampu, tetapi karena ia memilih untuk menjaga keseimbangan hidupnya.