Saham Batubara Masih Punya Peluang, Simak ITMG dan AADI

Senin, 28 Juli 2025 | 11:12:15 WIB
Saham Batubara Masih Punya Peluang, Simak ITMG dan AADI

JAKARTA - Tekanan harga batubara global tak serta-merta membuat saham-saham sektor ini kehilangan pesonanya. Meskipun harga komoditas energi ini tengah mengalami tekanan akibat penurunan permintaan dan penerapan kebijakan ekspor baru, sejumlah emiten dinilai masih punya prospek investasi yang menarik.

Dua saham batubara yang direkomendasikan analis untuk dicermati pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025 adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Masing-masing memiliki kekuatan fundamental yang dinilai mampu bertahan di tengah gejolak harga global.

Kinerja Kuartal II Diprediksi Turun, Tapi Sudah Diantisipasi Pasar

Menurut analis dari Indo Premier Sekuritas, Reggie Parengkuan dan Ryan Winipta, potensi perlambatan kinerja produsen batubara semakin terasa. Mereka memprediksi laba bersih emiten batubara pada kuartal II-2025 mengalami penurunan tajam, berkisar antara 4% hingga 50% secara kuartalan.

"Namun, kami menilai penurunan kinerja ini telah diantisipasi pasar seiring dengan potensi penurunan harga batubara yang mulai terbatas dan kami perkirakan akan ada katalis positif dari sisi makro dan industri," tulis Reggie dan Ryan dalam riset tertanggal 18 Juli 2025.

Faktor utama penurunan kinerja tersebut adalah melemahnya harga batubara. Data menunjukkan harga batubara global sudah terkoreksi 9,18% sepanjang tahun berjalan ke level US$ 113,75 per ton per 25 Juli. Meski begitu, dalam sebulan terakhir harga batubara sempat naik 7,16%, menandakan potensi pemulihan masih terbuka.

Di sisi lain, pemulihan penjualan batubara pada kuartal kedua terlihat terbatas akibat curah hujan tinggi di bulan April dan Mei, serta penerapan Harga Batubara Acuan (HBA) ekspor yang menjadi hambatan tambahan.

ITMG dan PTBA Tetap Optimistis

Meski industri menghadapi tantangan, para pelaku usaha di sektor ini tetap menatap tahun 2025 dengan penuh kehati-hatian namun tetap optimistis. Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Yulius Kurniawan Gozali, menyebut bahwa fluktuasi harga merupakan bagian dari dinamika industri batubara.

"Kami akan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan pasar ke depan," ujar Yulius pada Jumat, 25 Juli.

ITMG berupaya menjaga performa dengan langkah-langkah efisiensi biaya, penyesuaian belanja modal, dan optimalisasi operasional. Target volume produksi mereka tahun ini berkisar 20,8 juta hingga 21,9 juta ton, sementara target volume penjualan ditetapkan antara 26,3 juta hingga 27,4 juta ton.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Niko Chandra, juga menyampaikan optimisme serupa. Ia menilai peluang peningkatan kinerja tetap ada seiring potensi kenaikan konsumsi batubara saat musim dingin, serta tanda-tanda awal pemulihan harga.

"Kami terus mengkaji strategi yang optimal untuk menjaga daya saing dan profitabilitas perusahaan, baik melalui efisiensi biaya maupun penguatan pasar domestik," tutur Niko.

Rekomendasi Saham: ITMG dan AADI Masih Layak Dilirik

Dari sudut pandang investasi, sektor batubara masih menjadi incaran sebagian pelaku pasar. Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menyebut meski risiko perlambatan tetap membayangi pada paruh kedua tahun ini, saham-saham energi tetap menarik berkat potensi dividen tinggi dan valuasi yang terjangkau.

"Saham di sektor energi atau tambang menawarkan dividen yang menarik dan sekarang berada dalam valuasi murah," jelas Indy pada Sabtu, 26 Juli.

Indy merekomendasikan saham ITMG yang dinilai berpotensi menyentuh harga Rp 25.700 per saham untuk jangka panjang.

Sementara itu, Reggie dan Ryan dari Indo Premier Sekuritas menempatkan sektor batubara dalam status overweight. Mereka menjagokan saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) karena menawarkan valuasi menarik, margin tinggi, imbal hasil atraktif, dan sentimen dari rencana buyback saham.

Saham AADI direkomendasikan beli dengan target harga Rp 10.000 per saham.

Pasar Global Masih Jadi Penentu

Meski begitu, perlu dicermati bahwa kinerja sektor ini tetap sangat bergantung pada permintaan global, terutama dari negara-negara besar seperti China dan India. Saat ini, kedua negara tersebut tercatat mengurangi impor batubara, termasuk dari Indonesia, sehingga memengaruhi proyeksi bisnis emiten nasional.

Secara keseluruhan, meskipun ada tekanan dari sisi harga dan permintaan, sektor batubara masih memiliki peluang untuk bangkit kembali. Kombinasi efisiensi internal, strategi jangka panjang, dan potensi pemulihan harga memberi ruang optimisme bagi pelaku pasar untuk tetap mencermati saham-saham andalan seperti ITMG dan AADI.

Terkini

Menikmati Beragam Menu Lezat Marugame Udon di Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:18 WIB

Chocolate Bingsu, Dessert Segar Favorit Anak Muda Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:16 WIB

4 Spot Burnt Cheesecake Paling Lezat di Malang

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:14 WIB

Menikmati Gelato Jogja: Ragam Rasa yang Menggoda Lidah

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:12 WIB

Little Salt Bread Viral: 4 Menu Best Seller Wajib Coba

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:10 WIB