Harga Minyak Dunia Naik karena Tekanan Geopolitik

Selasa, 29 Juli 2025 | 10:48:11 WIB
Harga Minyak Dunia Naik karena Tekanan Geopolitik

JAKARTA - Lonjakan harga minyak kembali mewarnai pasar global setelah muncul kesepakatan penting antara Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta tekanan diplomatik baru dari Presiden Donald Trump terhadap Rusia. Kedua faktor ini mendorong reli harga minyak mentah pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 28 Juli 2025, dengan Brent dan West Texas Intermediate (WTI) masing-masing mencatatkan kenaikan sekitar 2 persen.

Perdagangan minyak mencatat penguatan signifikan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan percepatan tenggat waktu untuk Rusia menghentikan invasi ke Ukraina, menjadi hanya 10 hingga 12 hari dari sebelumnya 50 hari.

Pada saat yang sama, kesepakatan dagang strategis antara AS dan Uni Eropa turut mendorong sentimen positif di pasar, yang berdampak pada meningkatnya harga komoditas energi, termasuk minyak mentah.

Kontrak Brent ditutup menguat 2,3 persen ke level USD70,04 per barel, sementara WTI tercatat naik 2,4 persen ke USD66,71 per barel. Kenaikan ini membawa Brent menyentuh level tertingginya dalam 10 hari terakhir.

Kesepakatan AS-UE Dorong Optimisme di Bursa Energi

Analis pasar dari IG, Tony Sycamore, menyebutkan bahwa kombinasi antara kesepakatan dagang AS-Uni Eropa dan potensi kelanjutan gencatan tarif antara AS dan China memberikan dukungan signifikan terhadap pasar keuangan global. Kondisi tersebut menciptakan optimisme baru, terutama pada sektor energi yang sensitif terhadap perubahan kebijakan internasional.

Menurut laporan, kesepakatan dagang tersebut melibatkan penetapan tarif impor sebesar 15 persen oleh AS terhadap sebagian besar produk dari Uni Eropa. Namun, dalam kesepakatan itu, Uni Eropa juga menyatakan komitmennya untuk membeli energi dari AS senilai USD750 miliar dalam beberapa tahun ke depan.

Phil Flynn, analis senior dari Price Futures Group, menilai kesepakatan tersebut akan memaksa Eropa mengurangi ketergantungannya terhadap pasokan energi dari Rusia. Ia menyatakan, “Eropa akan harus melepas sebagian besar pasokan energi yang mereka dapat dari Rusia.”

Ia menambahkan bahwa kesepakatan ini sekaligus memberi keuntungan besar bagi produsen energi AS dan menambah tekanan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin agar segera duduk di meja perundingan.

Sementara itu, pembicaraan lain juga sedang berlangsung antara pejabat tinggi AS dan China di Stockholm. Pertemuan ini fokus pada pembahasan perpanjangan gencatan tarif yang akan berakhir pada 12 Agustus mendatang.

Analis dari PVM, Tamas Varga, menyampaikan bahwa dengan adanya kesepakatan antara AS dan Uni Eropa, ketidakpastian global mulai mereda. “Pasar mulai kembali fokus pada faktor-faktor fundamental,” jelasnya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa penguatan nilai dolar serta penurunan permintaan minyak dari India bisa menjadi tekanan lanjutan terhadap harga.

Ketegangan Global dan Kebijakan OPEC+ Menjadi Sorotan

Selain dari sisi permintaan dan kebijakan perdagangan, pasar juga mencermati perkembangan dari sisi suplai. Panel OPEC+ pada hari yang sama menegaskan pentingnya kepatuhan penuh terhadap kesepakatan produksi yang telah mereka capai.

Koalisi OPEC+ dijadwalkan menggelar pertemuan pada Minggu mendatang, diikuti oleh delapan negara anggotanya. Agenda utama adalah membahas kemungkinan peningkatan produksi minyak untuk bulan September, guna merespons kondisi pasar terbaru.

Dalam analisisnya, ING memproyeksikan bahwa OPEC+ yang terdiri dari negara-negara anggota OPEC serta mitra non-OPEC seperti Rusia akan menyelesaikan pengembalian penuh atas pemangkasan pasokan sukarela tambahan sebesar 2,2 juta barel per hari, paling lambat pada akhir September 2025.

Dengan berbagai dinamika tersebut, harga minyak mentah diperkirakan akan terus bergerak dalam volatilitas tinggi, seiring ketegangan geopolitik yang belum mereda, kesepakatan ekonomi besar antarblok negara, serta penyesuaian suplai oleh negara-negara produsen utama.

Pasar energi global pun kini berada dalam fase penantian, menanti langkah lanjutan dari para pemimpin dunia serta reaksi dari pasar terhadap kebijakan dan manuver politik yang terus berkembang.

Terkini

Menikmati Beragam Menu Lezat Marugame Udon di Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:18 WIB

Chocolate Bingsu, Dessert Segar Favorit Anak Muda Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:16 WIB

4 Spot Burnt Cheesecake Paling Lezat di Malang

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:14 WIB

Menikmati Gelato Jogja: Ragam Rasa yang Menggoda Lidah

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:12 WIB

Little Salt Bread Viral: 4 Menu Best Seller Wajib Coba

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:10 WIB