JAKARTA - Aktivitas perjalanan di Provinsi Lampung sepanjang Juni 2025 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tren ini terlihat jelas pada layanan kereta api dan kapal ferry yang kembali menjadi andalan warga untuk bepergian. Kenaikan penumpang di kedua moda transportasi ini menandai geliat mobilitas masyarakat setelah memasuki pertengahan tahun, baik untuk keperluan bisnis, liburan, maupun mudik jarak dekat.
Data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung memperlihatkan bahwa arus penumpang dan barang di berbagai moda transportasi mengalami pertumbuhan, mencerminkan ekonomi dan aktivitas masyarakat yang terus bergerak positif.
Kereta dan Kapal Jadi Pilihan Utama
Kereta api masih menjadi moda favorit warga Lampung. Sepanjang Juni 2025, jumlah penumpang yang berangkat dari Stasiun Tanjung Karang tercatat 78.167 orang, naik 5,42 persen dari Mei yang hanya 74.150 orang. Peningkatan ini didorong oleh tarif ekonomis, ketepatan waktu, dan kenyamanan yang ditawarkan kereta, terutama untuk perjalanan antar kota di Sumatra bagian selatan.
Stasiun Tanjung Karang sendiri menjadi pintu mobilitas utama, menghubungkan Lampung ke Palembang, Lubuklinggau, dan kota-kota kecil lainnya. Libur sekolah dan bertambahnya wisatawan domestik juga menjadi faktor penting yang mendukung lonjakan penumpang di bulan ini. Kereta tetap menjadi moda favorit karena efisiensi perjalanan serta biaya yang relatif ramah di kantong.
Sementara itu, transportasi laut melalui Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni mencatat lonjakan yang lebih drastis. Pada Juni 2025, jumlah penumpang yang menyeberang mencapai 72.104 orang, naik 65,82 persen dibanding Mei yang hanya 43.484 orang. Lonjakan ini menandakan meningkatnya mobilitas antarpulau, terutama melalui jalur Bakauheni-Merak yang selama ini menjadi urat nadi perjalanan dari Sumatra ke Jawa.
Selain penumpang, pergerakan logistik di jalur laut juga menguat. Volume barang yang dimuat melalui Pelabuhan Panjang naik 16,82 persen, dari 2.752.741 ton di bulan Mei menjadi 3.215.760 ton di bulan Juni. Barang yang dibongkar juga meningkat menjadi 910.123 ton dari sebelumnya 860.765 ton. Data ini menegaskan peran strategis pelabuhan dalam menggerakkan distribusi barang dan mendukung ekonomi Lampung.
Mobilitas Udara Fluktuatif, Kedatangan Naik Tajam
Di sisi lain, transportasi udara memperlihatkan tren berbeda. Jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Radin Inten II tercatat 46.687 orang, turun 7,55 persen dibanding Mei 2025 yang mencapai 50.502 orang. Penurunan ini kemungkinan terkait berakhirnya periode arus balik libur panjang dan pilihan warga yang lebih condong pada moda transportasi darat atau laut.
Meski jumlah keberangkatan turun, arus kedatangan justru melonjak signifikan. Pada Juni 2025, penumpang yang datang ke Lampung mencapai 50.479 orang, naik 22,08 persen dari bulan sebelumnya yang hanya 41.350 orang. Kenaikan ini menunjukkan daya tarik Lampung sebagai destinasi wisata dan bisnis.
Lonjakan kedatangan ini juga didorong oleh berbagai kegiatan dan event berskala nasional maupun internasional, salah satunya WSL Krui Pro QS 6000 tahun 2025. Para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, memanfaatkan momentum ini untuk berkunjung langsung, memperkuat posisi Lampung sebagai tujuan wisata yang kompetitif di Sumatra.
Indikator Mobilitas Positif untuk Ekonomi Lampung
Kombinasi peningkatan penumpang di moda kereta dan kapal, ditambah tingginya kedatangan melalui jalur udara, menjadi indikator positif bagi pergerakan ekonomi Lampung. Mobilitas yang terus meningkat ini tidak hanya mendukung sektor pariwisata, tetapi juga berperan penting dalam distribusi barang dan penguatan rantai pasok antarwilayah.
Dengan kondisi ini, diharapkan tren positif di sektor transportasi akan berlanjut hingga semester kedua tahun 2025. Lonjakan mobilitas menunjukkan bahwa masyarakat semakin aktif melakukan perjalanan, baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun bisnis, yang pada akhirnya memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal.