JAKARTA - Transformasi digital di sektor perpajakan kini memasuki babak baru. Kecerdasan buatan (AI) tidak lagi dipandang sebagai ancaman bagi profesi pajak, tetapi sebagai mitra yang mampu mendukung kerja profesional agar lebih cepat, akurat, dan efisien. Pendekatan ini menekankan harmonisasi teknologi dengan manusia untuk mewujudkan layanan pajak yang modern.
Hal tersebut tergambar dalam AI & Tax Training Programme yang digelar di Singapura baru-baru ini. Dua profesional dari Divisi Digital Transformation DDTC Gunawan dan Bhadrika Evandito Atmomintarso mengikuti pelatihan ini untuk memperkuat riset, edukasi, dan layanan konsultasi pajak di Indonesia melalui penerapan teknologi terbaru.
Otomatisasi Cerdas dan Chatbot Pajak
Salah satu pemanfaatan AI yang menonjol dalam pelatihan ini adalah pemrosesan invoice cerdas. Teknologi ini memungkinkan AI membaca berbagai format dokumen dan mengonversinya menjadi data terstruktur yang siap dianalisis. Bagi perusahaan yang mengelola pajak lintas negara, kemampuan ini menjadi kunci untuk mempercepat rekap transaksi dan menghitung kewajiban pajak secara akurat.
Selain itu, diperkenalkan pula AI Chatbot berbasis RAG (Retrieval‑Augmented Generation). Chatbot ini dirancang untuk merespons pertanyaan perpajakan dari yang sederhana hingga kompleks, dengan bahasa yang mudah dipahami. Basis datanya diambil dari sumber valid, dan akurasinya bergantung pada teknik prompting yang tepat. Teknologi ini menjadi salah satu contoh penerapan AI yang mempermudah komunikasi antara wajib pajak dan profesional pajak.
Human-in-the-Loop, Kunci Harmonisasi Teknologi dan Manusia
Pelatihan ini menegaskan konsep human-in-the-loop, yaitu kolaborasi antara AI dan profesional pajak dalam setiap tahap pengolahan data. AI memang mampu menganalisis dan memberikan rekomendasi, tetapi keputusan akhir dan validasi tetap berada di tangan manusia. Hal ini memastikan seluruh proses pajak tetap akuntabel dan sesuai regulasi yang berlaku.
Mindset ini menggarisbawahi bahwa AI bukan pengganti profesional pajak, melainkan alat bantu yang mempercepat proses kerja tanpa mengurangi kualitas hasil. Dengan peran manusia yang tetap dominan, risiko kesalahan interpretasi dapat diminimalisasi, sementara efisiensi meningkat secara signifikan.
Strategi Transformasi Pajak ke Depan
Pelatihan mengenai generative AI dan AI agents ini bertujuan untuk memperkuat efisiensi di bidang kepatuhan pajak, audit, dan analisis transaksi. Penerapannya juga membuka peluang kolaborasi internasional dan riset berkelanjutan, yang akan dioptimalkan oleh DDTC Consulting, DDTC Academy, dan berbagai unit lainnya di lingkungan DDTC.
Ke depan, transformasi ini diharapkan mendorong terciptanya sistem administrasi pajak yang lebih modern, transparan, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Dengan sinergi yang tepat antara teknologi dan manusia, perpajakan dapat bergerak lebih cepat menuju efisiensi, akurasi, dan pelayanan yang prima.