BTN Usulkan Suku Bunga FLPP Naik untuk Rumah Subsidi

Jumat, 22 Agustus 2025 | 13:59:21 WIB
BTN Usulkan Suku Bunga FLPP Naik untuk Rumah Subsidi

JAKARTA - Dalam upaya menjaga kelangsungan program perumahan subsidi, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) mengusulkan penyesuaian suku bunga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menilai bahwa suku bunga FLPP saat ini yang sebesar 5 persen masih terlalu rendah untuk mendukung keberlanjutan skema kredit rumah subsidi.

Menurut Nixon, meski bunga rendah memang menguntungkan masyarakat, hal itu juga menjadi tantangan bagi BTN dalam menyeimbangkan pembiayaan dan operasional bank. “Suku bunga FLPP yang kami rasa hari ini masih sangat terlalu rendah, yaitu 5 persen,” ujarnya.

Usulan ini sudah disampaikan kepada pemerintah dan sedang dalam proses evaluasi. BTN berharap ada persetujuan untuk menaikkan suku bunga FLPP menjadi kisaran 6 hingga 7 persen.

Penyesuaian Tenor untuk Mengurangi Beban Angsuran

BTN juga menekankan pentingnya menjaga kemampuan masyarakat dalam membayar angsuran. Agar kenaikan suku bunga tidak terlalu memberatkan, bank mengusulkan penambahan tenor atau jangka waktu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi sekitar dua hingga lima tahun.

Dengan perpanjangan tenor, angsuran per bulan bisa menurun sekitar Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu, sehingga tetap terjangkau bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah. “Sehingga angsurannya bisa turun kurang lebih Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per bulan, sehingga ini tidak dirasakan oleh masyarakat, terhadap masyarakat yang berkeinginan membeli rumah,” jelas Nixon.

Sumber Dana FLPP dan Penyesuaian Suku Bunga SMF

Sebagian besar dana FLPP tidak hanya berasal dari APBN, tetapi juga dari pinjaman PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF). Saat ini, BTN sedang mengusulkan agar suku bunga pinjaman dari SMF dapat diturunkan untuk mengurangi beban pembiayaan.

Nixon menjelaskan bahwa suku bunga pinjaman dari SMF sebesar 4,45 persen, sementara suku bunga yang diterapkan kepada konsumen sebesar 5 persen. “Sama-sama lembaga pemerintah, tapi kami mintakan agar mereka juga mampu menyesuaikan penurunan suku bunga yang kami rasakan cukup mahal untuk pembiayaan FLPP ini,” tuturnya.

Dengan adanya penyesuaian ini, BTN berharap program FLPP tetap berkelanjutan sekaligus memastikan masyarakat tetap mampu memiliki rumah dengan cicilan terjangkau.

BTN terus berupaya mencari solusi agar program perumahan subsidi tetap berjalan optimal. Kombinasi kenaikan suku bunga FLPP dengan perpanjangan tenor dan penyesuaian bunga SMF diharapkan dapat menyeimbangkan kepentingan bank dan masyarakat.

Langkah-langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah dan BTN untuk mendorong program perumahan terjangkau sekaligus menjaga kesehatan keuangan bank. Dengan pendekatan ini, program rumah subsidi diharapkan tetap menarik bagi masyarakat dan berkelanjutan untuk jangka panjang.

Terkini