JAKARTA - Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional terus digencarkan, salah satunya melalui pembangunan infrastruktur irigasi yang lebih merata di berbagai wilayah. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) kembali dipercaya untuk mengerjakan sejumlah proyek irigasi di Pulau Jawa dan Sumatra dengan total nilai kontrak mencapai Rp302,81 miliar.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menegaskan bahwa pembangunan jaringan irigasi merupakan bagian dari kontribusi perusahaan terhadap kemandirian pangan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
“Melalui pembangunan jaringan irigasi, kami memastikan pasokan air lebih stabil dan berkelanjutan. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, serta kesejahteraan petani,” ujarnya.
Proyek di Jambi, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan
Kontrak pertama yang digarap WIKA berada di Provinsi Jambi, yaitu Rehabilitasi Jaringan Utama Daerah Irigasi (DI) Kewenangan Daerah yang dilaksanakan bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VI. Pekerjaan ini terdiri atas Paket I dan Paket II dengan masa pelaksanaan 120 hari serta pemeliharaan selama 180 hari.
Selain di Jambi, WIKA juga memperoleh kontrak pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah di Provinsi Jawa Tengah. Proyek ini tersebar di lima kabupaten, yakni Banyumas, Wonosobo, Purworejo, Temanggung, dan Magelang, dengan total 37 titik pengerjaan.
Agung menjelaskan, lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan sumur, instalasi mekanikal dan elektrikal, pembangunan rumah panel pompa, hingga saluran pendukung. Seluruh fasilitas itu ditujukan untuk memperkuat akses air bagi lahan-lahan produktif di pedesaan.
Tak berhenti di situ, WIKA juga dipercaya melaksanakan pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah di Provinsi Sumatera Selatan. Proyek ini mencakup Kabupaten Musi Rawas, Lahat, Lubuk Linggau, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Ilir, dengan total 25 titik pengerjaan. Dari jumlah tersebut, 17 titik berada di Muara Enim dan 8 titik di Musi Banyuasin.
Ruang lingkup proyek di Sumatera Selatan lebih luas, mencakup persiapan pengeboran sumur, pembangunan rumah panel, pemasangan pipa outlet pompa, hingga instalasi solar panel sebagai sumber energi terbarukan untuk operasional irigasi. Inovasi ini sekaligus mendorong pemanfaatan energi ramah lingkungan dalam mendukung sektor pertanian.
Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat
Bagi WIKA, proyek-proyek irigasi ini tidak hanya berbicara tentang pembangunan fisik, tetapi juga kontribusi nyata bagi masyarakat. Infrastruktur irigasi yang andal akan memberikan jaminan ketersediaan air bagi lahan pertanian, sehingga produktivitas bisa meningkat dan ketergantungan pada curah hujan dapat berkurang.
Agung menegaskan bahwa keberadaan jaringan irigasi yang memadai akan langsung dirasakan manfaatnya oleh petani. Hasil pertanian yang lebih optimal tentu akan berdampak pada peningkatan pendapatan, kesejahteraan keluarga, dan penguatan ekonomi daerah. “Pembangunan jaringan irigasi adalah investasi jangka panjang yang menyasar ketahanan pangan nasional sekaligus pemerataan hasil pembangunan,” jelasnya.
Selain itu, penerapan teknologi panel surya untuk mendukung pompa irigasi menjadi langkah maju yang mendukung transisi energi bersih di sektor pertanian. Dengan begitu, infrastruktur yang dibangun tidak hanya menjawab kebutuhan air, tetapi juga selaras dengan agenda keberlanjutan lingkungan.
Komitmen WIKA sebagai Mitra Strategis Pemerintah
Sebagai salah satu BUMN karya, WIKA memandang proyek irigasi sebagai peluang untuk menunjukkan kapasitas teknis sekaligus peran strategis dalam pembangunan nasional. Dengan pengalaman panjang dan keahlian di bidang infrastruktur, WIKA menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pembangunan yang tidak hanya kokoh secara fisik, tetapi juga berkelanjutan dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
“Dengan pengalaman dan kapasitas teknis yang dimiliki, WIKA berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam menghadirkan infrastruktur yang tidak hanya kokoh secara fisik, tetapi juga memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan secara berkelanjutan,” tutur Agung.
Melalui proyek-proyek irigasi di Jambi, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan, WIKA sekaligus mempertegas perannya dalam mendukung program pemerintah terkait penguatan ketahanan pangan. Proyek ini juga menjadi bagian dari visi besar Indonesia untuk mencapai kemandirian pangan sekaligus meningkatkan daya saing daerah-daerah pertanian di luar Jawa.
Dengan nilai kontrak yang mencapai Rp302,81 miliar, proyek-proyek ini menjadi langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian. Lebih dari sekadar pembangunan infrastruktur, jaringan irigasi yang sedang dikerjakan WIKA adalah investasi untuk masa depan petani, masyarakat, dan kemandirian pangan bangsa.