JAKARTA - Tuberkulosis atau TBC masih menjadi salah satu penyakit menular yang paling mengkhawatirkan di dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun termasuk penyakit lama, TBC terus menelan korban jiwa setiap tahunnya. Indonesia sendiri masuk dalam daftar negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, menandakan urgensi upaya pencegahan yang lebih efektif.
Kini, harapan baru muncul dengan uji coba vaksin TBC terbaru yang diyakini mampu menjadi terobosan penting dalam memutus rantai penularan penyakit ini. Namun, sebelum membahas lebih jauh tentang uji coba vaksin, penting memahami apa itu vaksin TBC dan bagaimana perannya dalam melindungi masyarakat.
Mengenal Vaksin TBC dan Kelemahannya
Vaksin BCG: Pelindung Sejak Lama
Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) telah digunakan secara global sejak tahun 1920-an dan menjadi vaksin wajib bagi bayi baru lahir di Indonesia. Fungsi utama vaksin ini adalah melindungi tubuh dari bentuk TBC yang berat, seperti TBC milier dan TBC meningitis, terutama pada anak-anak.
Keterbatasan BCG
Sayangnya, efektivitas BCG untuk mencegah TBC paru pada orang dewasa tergolong rendah. Perlindungan yang diberikan bisa bervariasi mulai dari 0 hingga 80 persen, sehingga masih memungkinkan terjadinya infeksi TBC dewasa. Inilah alasan utama pengembangan vaksin TBC generasi baru yang lebih efektif.
Kandidat Vaksin Baru: M72/AS01E
Salah satu vaksin terbaru yang sedang diuji adalah vaksin M72/AS01E, dikembangkan oleh perusahaan farmasi GSK (GlaxoSmithKline) dan didukung oleh Bill and Melinda Gates Foundation serta Wellcome Trust. Vaksin ini menargetkan individu yang sudah terinfeksi bakteri TBC namun belum menunjukkan gejala aktif (latent TB), dengan harapan bisa mencegah infeksi berkembang menjadi TBC aktif.
Fakta Penting Uji Coba Vaksin TBC di Indonesia
Indonesia Dipilih karena Beban TBC Tinggi
Salah satu alasan Indonesia menjadi lokasi utama uji coba adalah tingginya angka kasus TBC. Berdasarkan laporan WHO Global Tuberculosis Report 2023, Indonesia menempati urutan kedua setelah India dalam jumlah kasus TBC secara global. Tingginya beban penyakit ini menjadikan Indonesia lokasi strategis untuk menguji efektivitas vaksin pada populasi nyata.
Uji Klinis Tahap 3
Vaksin M72/AS01E kini tengah memasuki uji klinis tahap 3, yaitu fase paling krusial untuk menilai keamanan dan efektivitas vaksin dalam skala besar. Uji coba ini melibatkan sekitar 20.000 partisipan di berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan pelaksanaan di lima kota: Padang, Medan, Jakarta, Makassar, dan Manado.
Dukungan Global dan Pengawasan Ketat
Proyek ini didukung oleh lembaga internasional seperti Wellcome Trust dan Bill and Melinda Gates Foundation, serta diawasi oleh Komite Etik Penelitian Indonesia. Hal ini memastikan bahwa uji coba dilakukan secara ilmiah dan aman, sesuai standar internasional.
Keamanan Vaksin Menjadi Prioritas
Munculnya kekhawatiran masyarakat terkait keamanan vaksin direspons serius oleh pihak Kemenkes RI. Vaksin TBC yang diuji telah melewati berbagai tahap uji keamanan dan tidak akan diberikan secara massal sebelum terbukti aman dan efektif. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam riset ini dilakukan secara etis dan ilmiah, bukan eksperimen asal-asalan.
Manfaat Potensial Jika Berhasil
Jika vaksin ini terbukti efektif, dampaknya akan sangat signifikan. Studi menunjukkan bahwa M72/AS01E mampu menurunkan risiko TBC aktif hingga 50 persen pada individu dengan infeksi laten. Efektivitas ini menjadi harapan baru dalam pengendalian TBC dewasa, yang selama ini belum bisa dijangkau oleh vaksin BCG. Dengan keberhasilan vaksin ini, angka kematian akibat TBC dapat menurun drastis, sistem kesehatan lebih ringan, dan masyarakat lebih terlindungi.
Mendukung Strategi Eliminasi TBC 2030
Uji coba vaksin ini sejalan dengan target pemerintah Indonesia untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2030. Keberadaan vaksin yang lebih efektif diharapkan memperkuat langkah pencegahan, tidak hanya melalui pengobatan, tetapi juga imunisasi. Strategi ini melibatkan skrining aktif, penanganan TBC laten, peningkatan gizi, dan perbaikan sanitasi lingkungan sebagai bagian dari pendekatan komprehensif.
Dengan adanya uji coba vaksin TBC generasi baru, Indonesia berada di garis depan dalam upaya global mengendalikan penyakit ini. Vaksin M72/AS01E membawa harapan nyata untuk mengurangi risiko infeksi aktif, melindungi generasi muda, dan memperkuat sistem kesehatan nasional. Kesadaran masyarakat untuk mendukung uji coba ini, serta tetap menjalankan protokol pencegahan TBC, menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Upaya pencegahan TBC tidak berhenti pada vaksinasi saja, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam mendeteksi dini, menjaga lingkungan bersih, dan memastikan gizi anak-anak terpenuhi. Dengan kolaborasi antara pemerintah, lembaga global, dan masyarakat, impian Indonesia bebas TBC pada tahun 2030 bukan sekadar target, tetapi tujuan yang dapat dicapai.