Bank Syariah Indonesia Luncurkan KUR Syariah 2025: Solusi Pembiayaan untuk UMKM

Jumat, 28 Februari 2025 | 15:30:45 WIB
Bank Syariah Indonesia Luncurkan KUR Syariah 2025: Solusi Pembiayaan untuk UMKM

JAKARTA - Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dengan meluncurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah 2025. Program ini terdiri dari tiga jenis layanan utama: KUR Super Mikro, KUR Mikro, dan KUR Kecil, yang mulai dibuka sejak Januari 2025. Dengan total plafon pembiayaan yang mencapai Rp 17 triliun, program ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi pelaku UMKM dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.

Jenis dan Syarat KUR Syariah BSI 2025

KUR Syariah BSI 2025 menawarkan plafon pembiayaan hingga Rp 500 juta, tanpa biaya administrasi alias gratis. Berikut adalah rincian dari tiga jenis KUR yang ditawarkan:

1. KUR Super Mikro BSI 2025
- Plafon Pembiayaan: Hingga Rp 10 juta.
- Cara Pengajuan: Melalui kantor cabang terdekat atau aplikasi Salam Digital.
- Persyaratan: WNI berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah, usaha minimal telah berjalan 6 bulan.
- Dokumen: Copy KTP nasabah dan pasangan, copy Kartu Keluarga/akta nikah, legalitas usaha.

2. KUR Mikro BSI 2025
- Plafon Pembiayaan: Rp 10 juta hingga Rp 50 juta.
- Cara Pengajuan: Sama dengan KUR Super Mikro.
- Persyaratan & Dokumen: Identik dengan KUR Super Mikro.

3. KUR Kecil BSI 2025
- Plafon Pembiayaan: Rp 50 juta hingga Rp 500 juta.
- Cara Pengajuan: Mirip dengan KUR lainnya, pengajuan dilakukan melalui kantor cabang dan aplikasi.
- Persyaratan: Sama dengan KUR Super Mikro dan KUR Mikro, ditambah NPWP dan dokumen agunan.

Realisasi KUR 2025: Fokus pada Sektor Perdagangan

Menurut data dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan Kementerian Keuangan, pemerintah telah menyalurkan KUR sebesar Rp 7,06 triliun kepada 156.000 debitur hingga 15 Februari 2025. Angka ini mencapai 7,05% dari target penyaluran KUR sepanjang tahun yang ditetapkan sebesar Rp 300 triliun. Sektor perdagangan mendominasi penyaluran KUR dengan kontribusi mencapai 40,8%, diikuti pertanian dengan 36%, jasa-jasa 15%, dan sektor lainnya.

Distribusi penyaluran KUR ini menyoroti pentingnya sektor perdagangan dalam perekonomian Indonesia dan menunjukkan bagaimana UMKM menjadi tulang punggung kegiatan ekonomi nasional. Dengan penyaluran KUR terbesar di Pulau Jawa mencapai 50,6% (Rp 14,5 triliun), Sumatra mengikuti dengan 25,8% (Rp 7,4 triliun), menunjukkan keberagaman penerima manfaat di berbagai wilayah.

KUR Syariah: Kontribusi dan Tantangan

Realisasi penyaluran KUR syariah juga mencatat angka yang positif, mencapai Rp 208 miliar hingga pertengahan Februari, setara dengan 2,96% dari total realisasi KUR. Hal ini menegaskan bahwa KUR Syariah memainkan peran penting dalam mendukung usaha yang tetap berpegang pada prinsip-prinsip syariah. Bank Syariah Indonesia berfokus untuk memastikan bahwa program ini dapat diakses oleh pelaku usaha dari semua segmen, tanpa membebani mereka dengan biaya yang tidak perlu.

"Kami berkomitmen untuk terus mendukung UMKM melalui pembiayaan syariah yang adil dan transparan. Dengan adanya KUR Syariah 2025, kami berharap dapat membantu pelaku usaha mengatasi tantangan finansial dan mendorong inovasi dalam bisnis mereka," ujar seorang juru bicara BSI saat diwawancarai.

Meski demikian, realisasi ini juga dihadapkan pada tantangan berupa pemerataan akses di wilayah yang lebih terpencil dan meningkatkan kesadaran mengenai manfaat pembiayaan syariah di kalangan pelaku usaha kecil.

Dengan peluncuran KUR Syariah 2025, Bank Syariah Indonesia berharap dapat menjadi mitra strategis bagi UMKM di Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi yang dinamis, serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat sektor UMKM, tetapi juga untuk memberikan dampak sosial-ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Terkini