JAKARTA - Pada pembukaan perdagangan Senin, 3 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami lonjakan signifikan dengan peningkatan 1,6% ke level 6.370,79. Momentum positif ini disambut hangat oleh para investor, setelah sebelumnya IHSG ditutup melemah tajam pada hari Jumat. Dalam dua menit pertama perdagangan, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 1,14 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,03 triliun, yang melibatkan 59 ribu kali transaksi.
Setelah pembukaan, IHSG terus menunjukan tren positif, meningkat hingga 1,86%. Berbagai sektor industri mengalami penguatan, dengan sektor keuangan sebagai motor penggerak utama. Saham-saham blue chip, yang biasanya menarik minat investor karena kinerja stabil dan likuiditas tinggi, juga mengalami peningkatan signifikan.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) muncul sebagai penopang utama IHSG, dengan kenaikan saham mencapai hampir 5%, memberikan kontribusi terhadap penguatan IHSG sebesar 24,6 poin. Tak ketinggalan, Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Central Asia (BBCA) juga mencatatkan penguatan masing-masing sebesar 3% dan 2%, memberikan kontribusi total sebesar 24,81 poin bagi IHSG.
Selain itu, Barito Renewables Energy (BREN), Chandra Asri Pacific (TPIA), dan Telkom Indonesia (TLKM) ikut menjadi pendorong utama yang memperkokoh perdagangan saham hari ini. Bank Negara Indonesia (BBNI) juga menunjukkan pergerakan positif dengan kenaikan lebih dari 2%, berkontribusi 2,39 poin terhadap IHSG.
Peningkatan IHSG hari ini menjadi angin segar setelah penutupan perdagangan pekan lalu yang mendatang hasil negatif, ditutup merosot 3,31% ke level 6.270,60 posisi terendah sejak September 2021. Penurunan IHSG sebelumnya telah mencatatkan penurunan tahunan sebesar 11,43%.
Menanggapi dinamika pasar saat ini, Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengungkapkan bahwa pihaknya telah merencanakan pertemuan dengan para pelaku pasar pada Senin, 3 Maret 2025. Langkah ini bertujuan untuk mengkaji berbagai kebijakan yang dapat diimplementasikan dalam jangka pendek guna memulihkan kondisi pasar. "Kami tidak diam. Kami akan melihat langkah-langkah yang bisa diambil. Senin nanti, kami akan mengumpulkan para pelaku pasar. Sebagai SRO, kami memiliki peran dalam ekosistem ini, dan kami akan berdiskusi dengan para pelaku mengenai apa yang bisa dilakukan," kata Iman di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
Salah satu opsional kebijakan yang tengah dipertimbangkan oleh BEI adalah terkait dengan praktik short selling. BEI siap menerima masukan dari para pelaku pasar guna menentukan kelayakan implementasi serta dampak kebijakan ini terhadap stabilitas indeks. Iman menekankan pentingnya menjaring kabar positif guna menjaga kepercayaan investor, terutama investor asing, terhadap pasar modal Indonesia.
Dengan penguatan IHSG di awal tahun ini, diharapkan dapat membawa optimisme serta keyakinan baru bagi para investor. Apalagi, pilar utama penguatan IHSG terjadi pada saham-saham yang selama ini dipandang sebagai indikator kesehatan ekonomi, termasuk sektor perbankan dan emiten blue chip lainnya. Penguatan ini juga selaras dengan upaya Pemerintah dan otoritas pasar untuk menjaga stabilitas dan daya tarik pasar saham domestik di mata global.
Secara keseluruhan, kinerja IHSG hari ini menunjukkan sinyal positif bagi pergerakan pasar saham Indonesia. Kebangkitan sektor keuangan dan saham-saham blue chip memberikan harapan akan keberlanjutan tren positif di sepanjang tahun 2025. Semua mata pun kini tertuju pada langkah-langkah strategis yang akan ditempuh oleh otoritas bursa serta dinamika pergerakan investor dalam menyikapi peluang di tengah tantangan ekonomi global. Dengan berbagai rencana yang berada di jalur tepat, IHSG berpotensi untuk mencapai performa yang lebih stabil dan menguntungkan di masa mendatang.