JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, turut hadir dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang digelar di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis, 1 Mei 2025. Kehadiran Presiden Prabowo dalam acara tersebut menambah semangat ribuan buruh yang berkumpul untuk menyuarakan tuntutannya mengenai hak-hak pekerja.
Menurut pantauan Tim CNBC Indonesia di Monas, Prabowo Subianto tiba sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah tiba, Presiden langsung menyalami para buruh yang hadir dan kemudian melangkah menuju panggung utama. Di sana, ia disambut dengan tepuk tangan meriah serta teriakan dari peserta aksi, "Hidup buruh, buruh bersatu bela negara," yang menggema di sekitar Monas.
Tuntutan Buruh: Keadilan Sosial dan Hak Pekerja
Hari Buruh Internasional yang diperingati setiap tanggal 1 Mei menjadi momentum bagi buruh untuk menyampaikan tuntutannya atas berbagai isu yang berkaitan dengan kesejahteraan dan hak-hak pekerja. Dalam aksi kali ini, sejumlah tokoh penting turut hadir, termasuk Ketua Partai Buruh, Said Iqbal, serta sejumlah anggota parlemen dan pejabat pemerintah.
Beberapa anggota parlemen yang hadir di antaranya Ketua DPR RI, Puan Maharani, Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka (PDI Perjuangan), dan Habiburokhman (Gerindra). Tak ketinggalan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga turut hadir menyaksikan aksi ini.
Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, hingga pukul 10.00 WIB, puluhan ribu buruh sudah memadati area Monas, dan pihak buruh memperkirakan jumlah peserta akan terus bertambah hingga mencapai lebih dari 200 ribu orang. Selain itu, aksi ini juga melibatkan keluarga para buruh serta masyarakat umum yang ikut bergabung dalam gelombang solidaritas pekerja.
Said Iqbal: May Day Bukan Sekadar Perayaan
Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), menegaskan bahwa May Day bukan hanya sekadar perayaan, melainkan panggung bagi buruh untuk menyuarakan keadilan sosial dan memperjuangkan hak-hak pekerja. Ia menyampaikan bahwa peringatan Hari Buruh tahun ini bertujuan untuk menuntut pemenuhan hak-hak dasar buruh yang masih belum terpenuhi.
“May Day adalah momentum bagi kaum buruh untuk menyuarakan harapan. Buruh tidak hanya menuntut, tapi juga menawarkan jalan keadilan sosial bagi seluruh rakyat,” ujar Iqbal dalam keterangannya sehari sebelumnya.
Dalam peringatan May Day kali ini, para buruh membawa enam tuntutan utama yang menjadi fokus perhatian mereka, yaitu:
-Hapus outsourcing
-Bentuk Satgas PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
-Wujudkan upah layak
-Lindungi buruh dengan mengesahkan RUU Ketenagakerjaan baru
-Lindungi Pekerja Rumah Tangga dengan mengesahkan RUU PPRT
-Berantas Korupsi dan Sahkan RUU Perampasan Aset
Iqbal menegaskan bahwa keenam isu tersebut mencerminkan kebutuhan nyata para buruh Indonesia dan menjadi sorotan utama dalam aksi kali ini.
Aksi Serentak di Seluruh Indonesia
Selain di Jakarta, peringatan Hari Buruh juga digelar secara serentak di berbagai daerah di Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1 juta buruh akan turun ke jalan di sedikitnya 15 kabupaten/kota, antara lain Surabaya, Semarang, Lampung, Medan, Palembang, Makassar, Batam, Cirebon, Serang, Bekasi, Tangerang, Gresik, Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan, dan berbagai daerah lainnya. Aksi serentak ini menunjukkan besarnya solidaritas buruh yang ingin memastikan suara mereka didengar oleh pemerintah dan pengusaha.
Dengan tuntutan yang jelas dan seruan untuk keadilan sosial, aksi peringatan Hari Buruh di Monas ini menegaskan pentingnya memperjuangkan hak-hak buruh dan mendorong reformasi dalam sektor ketenagakerjaan di Indonesia.