JAKARTA – PT PP Tbk (PTPP) memutuskan untuk menahan seluruh laba bersih yang diperoleh pada tahun 2024 sebesar Rp 415,65 miliar sebagai dana cadangan, yang berarti perusahaan tidak akan membagikan dividen pada tahun buku tersebut. Langkah ini diambil guna memperkuat struktur permodalan perusahaan.
Keputusan tersebut diumumkan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilaksanakan pada Rabu, 30 April 2025 di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad, menjelaskan bahwa laba bersih yang diperoleh perusahaan tahun lalu akan dialokasikan sepenuhnya untuk cadangan.
“(Laba) buat cadangan,” ujar Novel singkat mengenai kebijakan tersebut.
Penurunan Laba Bersih PTPP di 2024
Meskipun mengalami kenaikan dalam pendapatan, PTPP mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 13,65% pada 2024, yang tercatat mencapai Rp 415,65 miliar. Laba bersih pada tahun 2023 mencapai Rp 481,37 miliar, menunjukkan adanya tekanan di tengah persaingan ketat di sektor konstruksi.
Namun, pendapatan PTPP tumbuh positif sebesar 7,3% pada tahun 2024, mencapai Rp 19,81 triliun, dibandingkan dengan Rp 18,46 triliun pada tahun 2023. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa meskipun laba bersih turun, perusahaan berhasil meningkatkan pendapatannya.
Fokus pada Kebutuhan Permodalan untuk Proyek-Proyek Strategis
Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto, mengungkapkan bahwa tidak adanya dividen pada tahun ini disebabkan oleh kebutuhan perusahaan akan permodalan yang lebih kuat. Hal ini dianggap penting untuk mendukung proyek-proyek besar yang sedang dan akan dilaksanakan, terutama terkait dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
"Untuk cadangan karena di sektor konstruksi terkait modal cukup tight atau ketat," jelas Agus Purbianto. Dengan keterbatasan modal di sektor konstruksi, perusahaan perlu memastikan memiliki cadangan yang cukup untuk mendukung kebutuhan operasional dan proyek-proyek besar yang akan datang.
Persiapan Proyek IKN dan Kebutuhan Permodalan
Agus juga menambahkan bahwa dana cadangan ini akan mendukung berbagai proyek strategis, salah satunya adalah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang anggarannya telah dibuka pada triwulan pertama 2025. PTPP pun berharap bahwa langkah ini akan semakin memperkuat struktur permodalannya, sehingga dapat melaksanakan proyek-proyek besar dengan lebih baik dan lebih stabil ke depannya.
“Pencadangan perkuat struktur permodalan,” tambah Agus, menjelaskan bahwa penguatan struktur permodalan ini sangat penting dalam menghadapi tantangan yang ada di sektor konstruksi.
Keputusan PTPP untuk menahan dividen ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk menjaga kestabilan finansial dan memastikan kesiapan untuk menghadapi proyek-proyek besar yang membutuhkan pendanaan yang signifikan. Diharapkan, dengan langkah ini, PTPP akan dapat meningkatkan daya saing dan pertumbuhannya dalam jangka panjang.