BMKG Ungkap Penyebab Jawa Kian Panas, Surabaya Catat Suhu Tertinggi Kedua Nasional

Kamis, 01 Mei 2025 | 14:55:53 WIB
BMKG Ungkap Penyebab Jawa Kian Panas, Surabaya Catat Suhu Tertinggi Kedua Nasional

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan alasan di balik meningkatnya suhu panas yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Jawa belakangan ini. Fenomena cuaca ekstrem tersebut terjadi seiring masuknya Indonesia dalam periode peralihan musim dari penghujan ke kemarau.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa kondisi panas ini merupakan bagian dari dinamika iklim tropis yang umum terjadi setiap tahun. Ia menegaskan bahwa penyebab utama suhu panas di Jawa adalah perpindahan posisi semu Matahari yang kini berada dekat garis ekuator dan terus bergeser ke arah utara.

“Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang berada dalam masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, yang ditandai dengan suhu udara yang lebih terik sejak pagi hingga siang, disertai potensi hujan lokal di sore hingga malam hari,” kata Andri Ramdhani.

BMKG juga mencatat bahwa posisi deklinasi Matahari pada akhir April 2025 berada di sekitar 11,2 derajat lintang utara, menyebabkan peningkatan intensitas penyinaran secara langsung ke wilayah Indonesia.

“Posisi ini menyebabkan intensitas penyinaran Matahari di wilayah Indonesia menjadi lebih optimal,” tambah Andri.

Akibatnya, sejumlah wilayah di Pulau Jawa mencatat suhu maksimum yang cukup signifikan. Salah satu yang menonjol adalah Stasiun Meteorologi Perak I di Surabaya, yang mencatat suhu mencapai 34,6 derajat Celsius. Suhu ini menjadi yang tertinggi kedua secara nasional dalam periode pengamatan Selasa, 29 April 2025 pukul 07.00 WIB hingga Rabu, 30 April 2025 pukul 07.00 WIB.

Fenomena serupa juga tercatat di kota-kota besar lainnya di Jawa, seperti Semarang dan Yogyakarta, yang mengalami suhu panas ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat pun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca panas seperti dehidrasi, gangguan kesehatan, serta potensi kebakaran lahan.

Meski demikian, BMKG menegaskan bahwa suhu tinggi pada kisaran 35–36 derajat Celsius masih tergolong normal dalam konteks iklim Indonesia, terutama pada periode transisi yang terjadi dua kali dalam setahun, yakni Maret–Mei dan September–November.

“Berdasarkan analisis suhu maksimum harian dari tahun 2024 hingga awal 2025, suhu seperti ini masih berada dalam batas normal,” jelas Andri Ramdhani.

BMKG terus melakukan pemantauan cuaca secara intensif dan mengimbau masyarakat untuk memperhatikan informasi resmi, menjaga kondisi tubuh tetap terhidrasi, serta menghindari aktivitas di luar ruangan pada jam-jam terik, terutama antara pukul 10.00 hingga 15.00 WIB.

Terkini

Harga HP Infinix Terbaru September 2025 Semua Seri

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:14 WIB

POCO C85 Resmi Masuk Indonesia, Baterai Besar 6000mAh

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:12 WIB

Ramalan Shio 11 September 2025: Energi Positif Tiap Shio

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:11 WIB

Harga Sembako Jatim Hari Ini: Cabai dan Bawang Naik

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:10 WIB

Cek Penerima Bansos PKH BPNT 2025 Mudah Cepat

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:09 WIB