JAKARTA — Industri pinjaman daring (pinjol) di Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan pada awal tahun 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa hingga Januari 2025, jumlah pengguna layanan pinjaman daring mencapai 146,5 juta orang, meningkat 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Entjik S. Djafar, menyatakan bahwa sepanjang Januari 2025, industri pinjaman daring berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp27,86 triliun, dengan nilai outstanding loan mencapai Rp78,5 triliun.
"Per Januari 2025, TWP90 di Pindar berhasil ditekan ke level 2,52%, membaik dari pencapaian Desember 2024 sebesar 2,60%," ujar Entjik.
Pertumbuhan ini juga diiringi dengan membaiknya kualitas kredit. Tingkat wanprestasi atau kredit macet agregat di atas 90 hari (TWP90) di platform pinjaman daring berhasil ditekan ke level 2,52% pada Januari 2025, membaik dibanding 2,60% pada Desember 2024.
Seiring meningkatnya jumlah peminjam, AFPI terus mendorong peningkatan literasi dan edukasi keuangan masyarakat. Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai program literasi yang menyasar beragam elemen masyarakat, mulai dari UMKM dan komunitas, civitas academica, hingga media massa.
"Literasi dan edukasi merupakan kunci untuk membantu masyarakat agar tidak terjebak oleh platform ilegal yang merugikan, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam memperluas literasi dan inklusi keuangan nasional. Upaya edukasi yang terus kami lakukan juga sejalan dengan arahan dan dukungan dari regulator," kata Entjik.
AFPI juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mencegah penipuan dan fraud dalam ekosistem pinjaman daring. Teknologi ini digunakan untuk verifikasi wajah secara real-time, verifikasi biometrik, serta penggunaan kriptografi yang mencegah terjadinya manipulasi, pencurian, maupun penyalahgunaan data identitas.
"Kami menyiapkan sejumlah langkah untuk mencegah terjadinya penipuan dan fraud dengan memanfaatkan teknologi AI," ujar Entjik.
Dengan pertumbuhan yang pesat dan kualitas kredit yang membaik, industri pinjaman daring di Indonesia diharapkan dapat terus berkontribusi positif terhadap ekonomi digital nasional melalui kemudahan akses layanan keuangan.