JAKARTA - PT TASPEN (Persero) mencatatkan total beban klaim sebesar Rp 10,64 triliun hingga Agustus 2025. Corporate Secretary TASPEN, Henra, menyebutkan nilai tersebut telah mencapai 67,65 persen dari target RKAP 2025.
“Nilai ini mencakup 67,65% dari target RKAP 2025 yang sebesar Rp 15,72 triliun,” ujar Henra kepada Kontan, Selasa (7/10/2025). Realisasi ini menegaskan kemampuan TASPEN dalam menyalurkan manfaat kepada peserta secara tepat waktu.
Beban klaim terbesar berasal dari program Tabungan Hari Tua (THT) senilai Rp 9,20 triliun. Program ini merupakan asuransi dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun, sekaligus memberikan perlindungan kematian.
THT dirancang untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pejabat Negara. Iurannya bersumber dari peserta, pemerintah, dan hasil pengembangan investasi.
Manfaat THT diberikan saat peserta mencapai usia pensiun, meninggal dunia, atau berhenti karena sebab lain. Program ini memastikan hak peserta tersalurkan sesuai ketentuan.
Beban klaim kedua terbesar berasal dari program Jaminan Kematian (JKM) senilai Rp 676,20 miliar. Selanjutnya, beban klaim entitas anak tercatat Rp 674,01 miliar, dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp 81,17 miliar.
Henra menekankan bahwa pembayaran klaim pensiun, tabungan hari tua, jaminan kematian, dan jaminan kecelakaan kerja telah tersalurkan tepat waktu. Hal ini menunjukkan komitmen TASPEN terhadap peserta dalam memenuhi hak mereka.
Pendapatan Iuran dan Premi Tunjang Kinerja TASPEN
Selain klaim, TASPEN membukukan total pendapatan iuran dan premi sebesar Rp 6,04 triliun per Agustus 2025. Realisasi ini mencapai 69,28 persen dari target RKAP 2025.
Pendapatan tersebut berasal dari iuran peserta, kontribusi pemerintah, dan hasil pengelolaan dana. Angka ini mencerminkan kemampuan TASPEN menjaga stabilitas keuangan sambil menyalurkan klaim.
Strategi TASPEN dalam mengelola program THT, JKM, JKK, dan entitas anak terbukti efektif. Hal ini terlihat dari pencapaian klaim dan pendapatan yang mendekati target RKAP 2025.
Program THT tetap menjadi pilar utama dalam portofolio TASPEN, menyumbang lebih dari 86 persen dari total beban klaim. Fokus ini mencerminkan peran strategis THT dalam memberikan jaminan finansial jangka panjang kepada ASN dan pejabat negara.
JKM dan JKK tetap menjadi program penting meski kontribusinya lebih kecil. Program ini melengkapi perlindungan bagi peserta dalam menghadapi risiko kematian dan kecelakaan kerja.
Kinerja TASPEN hingga Agustus 2025 menunjukkan keberhasilan menyeimbangkan antara pembayaran klaim dan pengumpulan iuran. Hal ini menjadi bukti tata kelola yang efektif dan transparan.
TASPEN terus mengoptimalkan layanan kepada peserta melalui berbagai program dan manajemen dana yang hati-hati. Pencapaian ini menjadi fondasi untuk target akhir tahun 2025 yang lebih ambisius.
Dengan beban klaim yang tersalurkan tepat waktu dan pendapatan iuran yang stabil, TASPEN menunjukkan kapasitas operasional yang kuat. Pencapaian ini juga mencerminkan kepercayaan peserta terhadap keberlanjutan program TASPEN.
Di tengah tantangan ekonomi, TASPEN mampu mempertahankan keseimbangan antara pengeluaran klaim dan penerimaan iuran. Strategi ini memastikan keberlangsungan program jaminan sosial bagi ASN dan pejabat negara.
Realisasi klaim dan pendapatan hingga Agustus 2025 menjadi indikator penting bagi manajemen TASPEN. Indikator ini menunjukkan kesiapan perusahaan dalam menghadapi sisa tahun anggaran 2025.
Secara keseluruhan, TASPEN berhasil menunjukkan kinerja positif pada program klaim dan pengelolaan iuran. Perusahaan menegaskan komitmennya untuk terus memberikan perlindungan optimal bagi seluruh peserta.