Irene Umar Tegaskan Ekonomi Kreatif Daerah Kunci Kemandirian Nasional

Kamis, 30 Oktober 2025 | 16:00:13 WIB
Irene Umar Tegaskan Ekonomi Kreatif Daerah Kunci Kemandirian Nasional

JAKARTA - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menegaskan bahwa pembangunan ekonomi kreatif harus berangkat dari daerah. Ia menilai, jika pengembangan dimulai dari desa atau kota kecil, dampak ekonomi akan lebih luas dan kuat.

“Sejak awal, Kementerian Ekonomi Kreatif percaya bahwa pembangunan harus berangkat dari daerah. Kalau bisa dimulai dari desa, hasilnya akan jauh lebih kuat. Indonesia terlalu luas untuk hanya terpusat di kota-kota besar,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis, 30 Oktober 2025.

Irene menekankan pentingnya penguatan kapasitas lokal untuk membangun ekosistem ekonomi yang mandiri. Pendekatan ini selaras dengan konsep ekonomi restoratif dan berkelanjutan, sehingga daerah bisa menjadi mesin pertumbuhan nasional.

Menurutnya, setiap wilayah perlu mengidentifikasi tiga potensi unggulan lokal yang menjadi kekhasan daerah. Potensi tersebut mencakup sumber daya manusia, budaya, dan sumber daya alam yang bisa dikembangkan menjadi produk kreatif bernilai ekonomi.

Pemetaan Aset Lokal sebagai Strategi Kemandirian

Irene menilai pemetaan aset lokal adalah langkah awal untuk mengembangkan ekonomi kreatif secara terarah. Dengan mengetahui potensi unggulan, setiap daerah bisa merancang strategi pertumbuhan yang berdampak nyata pada masyarakat.

“Pentingnya pemetaan aset daerah ini agar arah pengembangan ekonomi kreatif di daerah lebih terarah dan berdampak,” ujar Irene. Hal ini juga mendorong terciptanya ekosistem yang self-sustaining, sehingga ekonomi lokal tidak tergantung sepenuhnya pada bantuan eksternal.

Ia menekankan, kemandirian tidak selalu harus berskala nasional. “Kemandirian pangan bukan berarti harus berskala nasional. Itu dimulai dari tingkat terkecil dari rumah, desa, kota, hingga provinsi baru akhirnya menjadi kekuatan nasional,” jelasnya.

Irene mengingatkan, kekayaan Indonesia seharusnya dihargai dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat sendiri. Potensi lokal yang dikelola dengan baik akan memperkuat ketahanan ekonomi dan membuka peluang lapangan kerja.

Story-nomics dan Kolaborasi Komunitas

Selain pemetaan potensi lokal, Irene menekankan pentingnya story-nomics atau ekonomi berbasis narasi. Strategi ini memungkinkan produk kreatif Indonesia dikenal secara global dan menghargai nilai budaya serta lingkungan.

Ia mengapresiasi kegiatan Kampus Bambu Komodo yang digagas Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 28 Oktober 2025. Kegiatan ini menampilkan inovasi sepeda bambu karya masyarakat lokal yang menjadi simbol kolaborasi dan kreativitas lintas sektor.

Irene juga menyoroti peran perempuan sebagai penggerak utama ekonomi komunitas. Perempuan tidak hanya mendukung rumah tangga, tetapi juga menjadi motor inovasi dalam mengembangkan produk lokal berbasis potensi daerah.

“Kegiatan ini bukan hanya tentang produk bambu, tetapi tentang kepercayaan dan kolaborasi. Kita perlu mendengar langsung dari masyarakat, karena tanpa memahami masalah di lapangan, solusi tidak akan lahir,” imbuhnya.

Ia menekankan, keterlibatan langsung masyarakat dan kolaborasi lintas sektor adalah kunci keberhasilan ekonomi kreatif. Dengan demikian, setiap inovasi lokal tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperkuat komunitas dan ekosistem sosial.

Ekonomi Kreatif untuk Lapangan Kerja dan Kemandirian

Menurut Irene, penguatan ekonomi kreatif daerah sejalan dengan program Asta Cita Ekraf. Program ini bertujuan menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat ekonomi lokal, dan membangun kemandirian berbasis potensi lokal.

“Kontribusi sektor ekonomi kreatif sangat nyata dalam memperkuat ekosistem kreatif nasional,” kata Irene. Setiap daerah yang mengenali dan mengembangkan potensinya bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan.

Ia menekankan, pembangunan ekonomi kreatif harus mencakup pengelolaan energi dan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dengan cara ini, daerah tidak hanya menjadi produsen barang dan jasa, tetapi juga pelopor praktik ekonomi restoratif yang ramah lingkungan.

Irene mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan terbuka dalam pengembangan ekonomi kreatif. Dukungan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta diperlukan agar setiap inovasi lokal bisa berkembang dan memberi manfaat luas bagi komunitas.

Melalui pendekatan berbasis daerah dan story-nomics, produk kreatif Indonesia bisa bersaing di pasar global. Strategi ini juga membentuk masyarakat yang mandiri, inovatif, dan mampu memanfaatkan potensi lokal sebagai kekuatan ekonomi nasional.

Terkini

Cara Menghapus Akun EasyCash, Mudah dan Cepat

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:53:52 WIB

Daftar 10 Perusahaan Investasi Terbesar di Indonesia

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:53:50 WIB

Mengenal Manfaat Air Putih Hangat untuk Asam Lambung

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:53:49 WIB