BEI Prediksi Prospek IPO 2026 Meningkat Meski Tren 2025 Alami Penurunan

Kamis, 06 November 2025 | 15:55:16 WIB
BEI Prediksi Prospek IPO 2026 Meningkat Meski Tren 2025 Alami Penurunan

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat tren penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) mengalami penurunan sepanjang 2025. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebut, hingga saat ini, sebanyak 24 perusahaan telah melaksanakan IPO dan tercatat di Bursa.

Jumlah realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2024 yang mencapai 41 perusahaan. Nyoman menilai, kondisi geopolitik global menjadi salah satu faktor yang memengaruhi minat perusahaan untuk melakukan IPO.

“Di belahan dunia memang terjadi penurunan jumlah perusahaan tercatat di bursa, tetapi di Indonesia tetap bertumbuh, sekitar 1% sampai saat ini,” ujar Nyoman pada Kamis, 6 November 2025, di Gedung BEI.

Berdasarkan data World Federation of Exchanges, jumlah perusahaan tercatat di BEI hingga Agustus 2025 tumbuh 0,95% year to date (YtD). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan bursa di Thailand, Filipina, Vietnam, dan Singapura, yang justru mencatat penurunan jumlah perusahaan tercatat.

Kualitas IPO Meningkat Meski Jumlah Menurun

Nyoman menekankan, meski jumlah IPO menurun, rata-rata nilai penghimpunan dana justru meningkat. Hal ini terlihat dari total dana IPO hingga kuartal III/2025 yang mencapai Rp15,1 triliun.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan total dana IPO sepanjang 2024 yang sebesar Rp14,3 triliun. Peningkatan nilai ini didorong oleh ramainya IPO kategori mercusuar atau lighthouse yang menawarkan skala bisnis besar dan menjanjikan.

BEI mencatat, telah ada lima perusahaan yang melakukan IPO kategori lighthouse pada 2025. Selain itu, masih terdapat tiga perusahaan lain yang masuk dalam pipeline IPO kategori lighthouse.

“Bursa tetap menjadi tempat bertumbuh perusahaan kecil dan menengah, tetapi perkembangan menarik adalah lighthouse IPO semakin meningkat,” ungkap Nyoman.

Menurutnya, kehadiran IPO kategori lighthouse diharapkan memperkuat pendalaman pasar dan meningkatkan kepercayaan investor global. Hal ini sekaligus menjadi indikator bahwa pasar modal Indonesia tetap menarik bagi investor asing dan domestik.

Target dan Optimisme BEI untuk 2026

Untuk tahun 2026, BEI menargetkan 555 efek baru, termasuk IPO dan emisi obligasi. Tahun ini, BEI menargetkan 340 efek baru dan telah tercapai lebih dari 140% dari target hingga November 2025.

Nyoman menilai capaian tersebut mencerminkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. “Ditambah perkembangan pasar modal dengan jumlah investor meningkat hampir 30%,” ujarnya.

Kondisi pasar saham Indonesia juga menunjukkan tren positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 17,49% year to date, mencapai level 8.318,52 pada perdagangan Rabu, 5 November 2025.

“Artinya, supply side dan demand side bergerak harmonis, dan itu yang kami harapkan untuk memperkuat kepercayaan di pasar modal,” jelas Nyoman.

Perspektif Investor dan Pasar Modal

Nyoman menekankan bahwa selain jumlah, kualitas investor juga penting bagi pertumbuhan pasar modal. Dengan bertambahnya investor dan partisipasi aktif mereka, pasar modal akan menjadi lebih likuid dan berdaya saing.

BEI juga menargetkan keterlibatan investor muda agar pertumbuhan pasar modal lebih merata. Langkah ini dianggap strategis untuk menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Melihat tren IPO kategori lighthouse yang meningkat, BEI optimis Indonesia tetap menjadi destinasi menarik bagi perusahaan besar untuk menggalang dana. Hal ini sekaligus memberikan peluang penguatan pasar modal domestik dalam skala global.

Terkini

Cara Mengecek Garansi iBox Asli/Tidak dan Masa Berlakunya

Kamis, 06 November 2025 | 20:54:02 WIB

Cara dan Syarat Kredit Laptop di Erafone

Kamis, 06 November 2025 | 20:54:01 WIB

Cara Bayar Tagihan IndiHome Blibli, Semudah Belanja Online

Kamis, 06 November 2025 | 20:53:55 WIB