JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan operasional PT Lotte Chemical Indonesia di Kota Cilegon, Banten, Kamis. Pabrik ini menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara sekaligus pabrik kelima Lotte Chemical secara global.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyatakan bahwa peresmian ini adalah prestasi penting bagi Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung investasi asing yang masuk ke tanah air.
"Saya Prabowo Subianto, Presiden RI, meresmikan PT Lotte Chemical Indonesia, berlokasi di Cilegon, Banten," ujarnya pada acara peresmian. Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 107,8 hektare atau sekitar 1,08 juta meter persegi.
- Baca Juga Cara dan Syarat Kredit Laptop di Erafone
Pembangunan fasilitas petrokimia ini menelan investasi sekitar 4 miliar dolar AS. Kapasitas produksi yang ditargetkan cukup besar untuk beberapa produk petrokimia strategis di pasar global.
Kapasitas Produksi dan Tenaga Kerja
LCI dirancang memproduksi 1.000 kiloton per tahun (kTA) ethylene, 520 kTA propylene, 350 kTA polypropylene, dan 140 kTA butadiene. Selain itu, pabrik juga menghasilkan 400 kTA BTX (benzene/toluene/xylene).
Proyek ini mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja, memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi lokal. Dengan fasilitas modern, Lotte Chemical memperkuat jaringan pemasaran bahan kimia global.
Pabrik Cilegon menjadi yang kelima setelah fasilitas di Korea, Meksiko, Amerika Serikat, dan Malaysia. Total hasil penjualan global perusahaan ini diperkirakan mencapai 56 miliar dolar AS per tahun pada 2024.
Partisipasi Danantara dalam Proyek Petrokimia
Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara meninjau peluang untuk masuk sebagai pemilik saham di Lotte Chemical. CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan hal ini saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat, 31 Oktober 2025.
Menurut Rosan, perusahaan raksasa ini menawarkan kepemilikan saham sebesar 35 persen kepada Danantara untuk proyek petrokimia di Cilegon. Partisipasi Danantara kemungkinan akan dilakukan melalui investasi langsung, bukan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Mengenai modal, Rosan menyebut bahwa pihaknya masih meninjau struktur pembiayaan proyek yang terdiri atas komponen ekuitas dan pinjaman. Lotte Chemical telah menyelesaikan investasinya sebesar 4 miliar dolar AS, dengan ekuitas proyek di Cilegon sekitar 1,7 miliar dolar AS.
Investasi ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok petrokimia global. Partisipasi Danantara sekaligus menambah nilai strategis bagi proyek ini, dengan peluang pertumbuhan yang signifikan.
Pejabat yang Hadir dan Prospek Investasi
Acara peresmian dihadiri sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Investasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara Rosan Roeslani. Selain itu hadir Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Luar Negeri Sugiono, dan Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka.
Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Prabowo. Kehadiran pejabat tinggi menegaskan dukungan pemerintah terhadap investasi besar yang mampu mendorong pertumbuhan industri nasional.
Pabrik ini diharapkan menjadi pusat produksi petrokimia modern terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas yang besar, fasilitas ini juga akan mendukung ekspor dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Dampak Ekonomi dan Strategi Global
Proyek ini tidak hanya bernilai investasi besar, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri petrokimia global. LCI menjadi bagian dari jejaring global Lotte Chemical, dengan fasilitas serupa di beberapa negara lain.
Hadirnya pabrik petrokimia berskala besar di Cilegon akan meningkatkan ketersediaan bahan baku strategis di dalam negeri. Selain itu, proyek ini memberikan peluang pengembangan tenaga kerja dan teknologi industri modern bagi Indonesia.
Kehadiran LCI menegaskan komitmen pemerintah untuk menarik investasi asing berkualitas. Dengan dukungan dari Danantara dan pemerintah, pabrik ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pengembangan industri petrokimia di Asia Tenggara.