Ekonomi Kreatif Indonesia Tembus 27 Juta Pekerja dan Jadi Motor Pertumbuhan

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:51:16 WIB
Ekonomi Kreatif Indonesia Tembus 27 Juta Pekerja dan Jadi Motor Pertumbuhan

JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif/Kementerian Ekonomi Kreatif mencatat jumlah pekerja ekonomi kreatif pada 2025 mencapai 27,4 juta orang. Angka ini setara 18,70 persen dari total penduduk bekerja di Indonesia.

Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyebut capaian tersebut melampaui target nasional. Ia menekankan bahwa dukungan data akurat dari BPS menjadi kunci dalam perumusan kebijakan berbasis fakta.

Menurut Riefky, statistik ekonomi kreatif merupakan fondasi penting untuk menyesuaikan kebijakan dengan kebutuhan pelaku kreatif di berbagai daerah. Ia menambahkan bahwa kolaborasi dengan BPS kembali dihidupkan pada 2025 sebagai bagian dari implementasi Asta Ekraf, khususnya Ekraf Data.

“Apresiasi saya sampaikan kepada BPS. Kolaborasi ini pernah terjalin sejak 2010, sempat terputus, dan pada 2025 kembali kami hidupkan untuk memperkuat data-driven policy making,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky.

Lebih dari 50 persen pekerja ekonomi kreatif berusia di bawah 40 tahun. Hal ini menunjukkan sektor ini menjadi sumber lapangan kerja relevan bagi generasi muda di Indonesia.

Kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap PDB

Laporan BPS mencatat ekonomi kreatif berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2024, nilai PDB ekonomi kreatif mencapai Rp1.611,2 triliun atau 7,28 persen dari PDB nasional berdasarkan harga berlaku (ADHB).

Kontribusi ini menunjukkan ekonomi kreatif tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi lainnya. Pertumbuhan sektor kreatif mencatat 6,57 persen pada 2024, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,03 persen.

Riefky menegaskan bahwa capaian ini membuktikan ekonomi kreatif telah bertransformasi menjadi kekuatan nyata dalam perekonomian. Ia menyebut ekonomi kreatif kini menjadi “the new engine of growth” yang berakar dari daerah dan mampu menggerakkan pertumbuhan nasional.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut peningkatan tenaga kerja ekonomi kreatif menjadi salah satu kontributor utama terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Data ini memperlihatkan sektor kreatif bukan sekadar potensi, melainkan sumber pertumbuhan yang nyata.

Kinerja Ekspor dan Substansi Sub-sektor

Ekonomi kreatif juga mencatat kinerja positif di sektor ekspor. Nilai ekspor Januari–Oktober 2025 mencapai 26,68 miliar dolar AS, atau 11,96 persen dari total ekspor nonmigas nasional.

Angka ini melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025, yaitu sebesar 26,44 miliar dolar AS. Sub-sektor fesyen menjadi penyumbang terbesar dengan nilai 14,86 miliar dolar AS, diikuti kriya senilai 11,10 miliar dolar AS.

Amerika Serikat menjadi tujuan utama ekspor ekonomi kreatif Indonesia. Negara-negara lain seperti Swiss dan Jepang juga menjadi pasar penting bagi produk kreatif tanah air.

Riefky menekankan bahwa data ekspor menunjukkan ekonomi kreatif bukan hanya menggerakkan ekonomi domestik, tetapi juga meningkatkan reputasi Indonesia di pasar global. Sub-sektor unggulan seperti fesyen dan kriya menjadi wajah industri kreatif Indonesia di dunia internasional.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Meskipun capaian positif terlihat, sektor ekonomi kreatif tetap menghadapi tantangan. Persaingan di tingkat global dan kebutuhan adaptasi teknologi menjadi sorotan utama bagi pelaku industri kreatif.

Pemanfaatan digitalisasi menjadi peluang besar untuk memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan efisiensi operasional. Hal ini juga membuka kesempatan bagi generasi muda untuk mengembangkan inovasi berbasis teknologi kreatif.

Riefky menekankan pentingnya kebijakan berbasis data untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Statistik yang disediakan BPS akan menjadi dasar bagi pengembangan strategi, pengalokasian anggaran, dan penguatan ekosistem ekonomi kreatif di tingkat daerah.

Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku industri, dianggap krusial untuk mendorong ekosistem kreatif yang inklusif. Sektor ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat kontribusi ekonomi nasional.

Selain itu, pemanfaatan data yang tepat akan memperkuat daya saing pelaku kreatif Indonesia. Generasi muda diharapkan mampu memaksimalkan peluang ekspor, inovasi produk, dan pengembangan pasar baru di luar negeri.

Riefky menegaskan bahwa ekonomi kreatif kini menjadi mesin pertumbuhan yang tumbuh dari daerah. Sektor ini dapat mendorong ekonomi berbasis inovasi, meningkatkan kualitas tenaga kerja, dan memperluas kontribusi terhadap PDB nasional secara berkelanjutan.

Dengan pencapaian 27,4 juta pekerja pada 2025, ekonomi kreatif menjadi sektor strategis dalam perencanaan ekonomi jangka panjang. Pemerintah terus mendorong pertumbuhan yang sehat, inklusif, dan berbasis data untuk memastikan sektor kreatif menjadi kekuatan ekonomi masa depan.

Terkini