Rupiah Diprediksi Menguat Meski Didorong Fluktuasi Dolar AS Global

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:33:08 WIB
Rupiah Diprediksi Menguat Meski Didorong Fluktuasi Dolar AS Global

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif namun cenderung menguat pada perdagangan hari ini, Jumat, 19 Desember 2025. Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.720 hingga Rp16.750 per dolar AS.

Pada perdagangan Kamis, 18 Desember 2025, rupiah ditutup melemah 0,17% atau 29 poin ke level Rp16.723 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat tipis ke posisi 98,37.

Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai penguatan dolar AS dipicu oleh sinyal dari data ekonomi, khususnya pasar tenaga kerja dan kebijakan likuiditas bank sentral AS. Pasar global kini menantikan rilis data inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS yang diproyeksikan naik tipis, sementara inflasi inti diperkirakan bertahan di sekitar 3% secara tahunan.

“Pasar tenaga kerja dan inflasi adalah dua pertimbangan terbesar The Fed untuk menyesuaikan kebijakan,” kata Ibrahim. Investor pun memperhatikan risiko stagflasi di AS, kondisi inflasi tinggi bersamaan dengan peningkatan tingkat pengangguran.

Faktor Geopolitik dan Sentimen Domestik

Selain data ekonomi AS, sentimen global juga dipengaruhi oleh keputusan AS memblokade kapal tanker minyak Venezuela yang dikenai sanksi. Aksi ini menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan minyak global dan memberi tekanan pada pasar mata uang.

Dari sisi domestik, proyeksi positif Bank Dunia menjadi sentimen mendukung rupiah. Laporan Desember 2025 memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5% pada 2025 dan 2026, sebelum meningkat menjadi 5,2% pada 2027.

Proyeksi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan estimasi sebelumnya pada Juni 2025, yang menempatkan pertumbuhan di bawah 5% untuk periode 2025–2026. Pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung kinerja ekspor dan investasi yang solid, seiring meningkatnya permintaan global terhadap komoditas utama seperti minyak kelapa sawit, besi, baja, dan emas.

Kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) turut berkontribusi terhadap sentimen positif. Pemangkasan suku bunga acuan secara kumulatif 150 basis poin sejak September 2024 menjadi 4,75% diharapkan mendorong pertumbuhan kredit dan likuiditas.

Proyeksi Perdagangan Rupiah Hari Ini

Secara keseluruhan, Bank Dunia memperkirakan ekspor Indonesia tumbuh 7% pada 2025 dan 5,6% pada 2026. Sementara itu, investasi diperkirakan meningkat masing-masing 6,1% dan 6,2%.

Seiring dengan sentimen positif global dan domestik, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan Jumat, 19 Desember 2025. Nilai tukar diperkirakan cenderung menguat, meski tetap terpengaruh oleh dinamika pasar global.

Fluktuasi ini memberikan peluang bagi pelaku pasar untuk melakukan strategi lindung nilai (hedging) dan penyesuaian portofolio. Investor diharapkan memperhatikan pergerakan rupiah dan faktor eksternal seperti kebijakan The Fed maupun ketegangan geopolitik yang memengaruhi mata uang global.

Faktor Penopang Kestabilan Rupiah

Stabilitas rupiah didukung oleh koordinasi kebijakan moneter BI dengan kinerja ekonomi domestik. Pertumbuhan ekonomi yang solid dan ekspansi likuiditas perbankan membuat rupiah relatif tahan terhadap tekanan eksternal.

Selain itu, permintaan global terhadap komoditas unggulan Indonesia menjadi faktor tambahan penguat rupiah. Aktivitas ekspor yang meningkat mendorong aliran devisa masuk, sehingga mendukung stabilitas nilai tukar.

BI juga memantau perkembangan inflasi domestik untuk menjaga daya beli masyarakat. Inflasi yang terkendali membantu mencegah pelemahan rupiah akibat tekanan harga dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap mata uang lokal.

Secara keseluruhan, kombinasi faktor global dan domestik menempatkan rupiah dalam tren yang relatif stabil. Fluktuasi jangka pendek tetap mungkin terjadi, namun secara fundamental rupiah memiliki peluang untuk menguat pada perdagangan hari ini.

Terkini