JAKARTA - Optimisme sektor konstruksi nasional kembali menguat seiring langkah agresif yang disiapkan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk untuk tahun mendatang. Emiten BUMN karya ini menatap 2026 dengan target besar yang disusun berdasarkan peluang proyek berkelanjutan di dalam dan luar negeri.
PTPP secara resmi memasang target perolehan nilai kontrak baru sebesar Rp 23,5 triliun pada 2026. Target tersebut mencerminkan kepercayaan manajemen terhadap potensi pasar konstruksi serta kesiapan internal perusahaan.
Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad, menyampaikan bahwa proyeksi kontrak baru tersebut disusun melalui perhitungan yang matang. Berbagai peluang proyek, baik domestik maupun internasional, telah menjadi dasar penyusunan target tersebut.
Menurut Novel, kesinambungan proyek menjadi faktor penting dalam proyeksi kinerja perseroan. Dengan menjaga portofolio proyek yang seimbang, perusahaan berharap dapat mempertahankan stabilitas pendapatan.
Selain itu, PTPP menegaskan akan tetap berfokus pada bisnis inti atau core business. Langkah ini diambil agar setiap proyek dapat dijalankan secara optimal dan berkelanjutan.
Manajemen juga memastikan evaluasi menyeluruh tetap dilakukan dalam setiap tahapan proyek. Evaluasi ini penting untuk menjaga kualitas pelaksanaan serta mengendalikan risiko usaha.
“Untuk berapa nilai kontrak, update kontrak tahun depan kita proyeksikan sekitar Rp 23,5 triliun yang kita proyeksikan di tahun depan. Dan kembali lagi kita akan fokus tetap di core business kita supaya kita memang benar-benar menjalankan itu dengan baik, evaluasi dengan baik,” ujar Novel. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 17 Desember 2025.
Capaian Kontrak 2025 Masih Sejalan Target
Menjelang berakhirnya 2025, PTPP menilai kinerja perolehan kontrak masih berada pada jalur yang sesuai dengan rencana. Meski waktu tersisa hanya beberapa hari, manajemen masih menunggu sejumlah pengumuman proyek.
Novel mengungkapkan bahwa beberapa proyek masih dalam tahap penentuan pemenang tender. Proses ini menjadi salah satu faktor yang memengaruhi realisasi kontrak hingga akhir tahun.
Selain menunggu hasil tender, terdapat pula proyek yang mengalami pergeseran waktu pelaksanaan. Pergeseran ini menyebabkan sebagian nilai kontrak belum dapat dibukukan pada tahun berjalan.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, capaian kontrak PTPP pada 2025 diperkirakan sedikit di bawah target awal. Manajemen memperkirakan realisasi berada di kisaran 90 hingga 92 persen.
“Sampai dengan akhir tahun, walaupun tinggal beberapa hari, tapi memang ada yang sedang menunggu pengumuman untuk keputusan pemenang,” kata Novel. Ia menambahkan bahwa sebagian proyek juga mengalami penyesuaian jadwal.
“Ada yang memang bergeser, kalau kami perkirakan sedikit di bawah target 2025, ya mungkin pencapaian kami perkiraannya sekitar 90 sampai 92 persen dari rencana,” paparnya. Pernyataan ini menegaskan sikap realistis manajemen terhadap dinamika proyek.
Meski tidak mencapai target penuh, PTPP menilai capaian tersebut masih mencerminkan kinerja yang solid. Kondisi pasar dan proses tender yang dinamis menjadi faktor eksternal yang terus dipantau.
Manajemen juga menekankan pentingnya menjaga kualitas proyek dibanding sekadar mengejar angka. Pendekatan ini dinilai lebih berkelanjutan bagi kinerja jangka panjang perusahaan.
Proyek Luar Negeri Tetap Jadi Penopang Portofolio
Di luar negeri, PTPP masih menjalankan proyek strategis yang menjadi bagian penting dari portofolio perusahaan. Salah satu proyek utama adalah pembangunan jalur kereta api di Filipina.
Proyek yang berlokasi di Manila tersebut memiliki jangka waktu kontrak yang panjang. Pekerjaan diperkirakan akan berlangsung hingga lima tahun ke depan.
Novel menyampaikan bahwa proyek tersebut masih berjalan sesuai dengan kesepakatan kontrak. PTPP tetap berkomitmen menyelesaikan proyek luar negeri dengan standar kualitas tinggi.
Keberadaan proyek di Filipina menunjukkan kemampuan PTPP bersaing di pasar internasional. Proyek ini juga menjadi sarana transfer pengetahuan dan pengalaman bagi perusahaan.
Manajemen menilai proyek luar negeri memberikan diversifikasi pendapatan yang penting. Dengan demikian, risiko ketergantungan pada proyek domestik dapat diminimalkan.
Selain itu, keberhasilan proyek internasional berpotensi membuka peluang baru di negara lain. PTPP terus memantau peluang ekspansi dengan tetap memperhatikan risiko.
Proyek Domestik Dukung Program Pemerintah
Di dalam negeri, PTPP baru saja menandatangani kontrak proyek Pembangunan Sekolah Rakyat Provinsi Bengkulu. Proyek ini menjadi bagian dari dukungan terhadap program strategis pemerintah.
Penandatanganan kontrak dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Prasarana Strategis bertindak sebagai pemilik pekerjaan.
Proyek ini mencerminkan peran PTPP dalam memperluas akses pendidikan yang berkualitas. Selain itu, proyek ini juga bertujuan mengurangi kesenjangan layanan publik antar wilayah.
Nilai kontrak Pembangunan Sekolah Rakyat Bengkulu tercatat sebesar Rp 501,99 miliar. Nilai tersebut sudah termasuk pajak pertambahan nilai dan bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2025–2026.
Masa pelaksanaan proyek ditetapkan selama 240 hari kalender. Perhitungan waktu dimulai sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja.
Setelah tahap konstruksi selesai, proyek akan memasuki masa pemeliharaan. Masa pemeliharaan ditetapkan selama 180 hari kalender.
Pembangunan sekolah dilakukan di dua lokasi strategis di Provinsi Bengkulu. Lokasi tersebut dipilih untuk menjangkau masyarakat secara lebih merata.
Lokasi pertama berada di Kelurahan Sukarami, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu. Lokasi kedua terletak di Desa Cucupan, Kecamatan Tetap, Kabupaten Kaur.
Pemilihan lokasi ini mempertimbangkan kebutuhan pendidikan di wilayah perkotaan dan pesisir. Dengan demikian, manfaat proyek diharapkan dapat dirasakan lebih luas.
Manajemen PTPP menilai proyek pendidikan memiliki nilai strategis jangka panjang. Selain mendukung pembangunan manusia, proyek ini juga memperkuat peran BUMN dalam pembangunan nasional.
Dengan kombinasi proyek luar negeri dan domestik, PTPP optimistis menghadapi tantangan 2026. Target kontrak baru Rp 23,5 triliun diharapkan menjadi pijakan untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Fokus pada core business, evaluasi menyeluruh, serta sinergi dengan pemerintah menjadi kunci strategi perseroan. Langkah-langkah ini diyakini mampu menjaga daya saing PTPP di tengah dinamika industri konstruksi.