Bisnis Astra International Tbk (ASII) Terkendala Permintaan Lesu, Laba Tertekan pada Kuartal I 2025

Kamis, 22 Mei 2025 | 09:18:16 WIB
Bisnis Astra International Tbk (ASII) Terkendala Permintaan Lesu, Laba Tertekan pada Kuartal I 2025

JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) mengakhiri kuartal pertama 2025 dengan kinerja yang kurang menggembirakan. Laba bersih perusahaan tercatat mengalami penurunan sebesar 7,12% year-on-year (YoY) menjadi Rp6,93 triliun. Meskipun pendapatan mengalami peningkatan 2,64% menjadi Rp83,36 triliun, penurunan laba ini disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, terutama lemahnya permintaan di sektor otomotif dan penurunan harga komoditas, khususnya batu bara.

Penurunan Penjualan di Sektor Otomotif

Sebagai salah satu kontributor utama pendapatan, sektor otomotif menjadi yang paling terdampak oleh penurunan permintaan. Pada kuartal pertama 2025, ASII melaporkan penurunan penjualan mobil sebesar 7,39%, dengan total penjualan sebanyak 110.812 unit. Namun, meskipun terjadi penurunan, perusahaan tetap berhasil mempertahankan pangsa pasar dominannya, dengan menguasai 54% pasar mobil nasional. Merek-merek andalan seperti Toyota dan Lexus tercatat berhasil menjual 69.296 unit, meskipun Daihatsu mengalami penurunan penjualan menjadi 34.999 unit. Sementara itu, segmen Low-Cost Green Car (LCGC) juga mengalami penurunan pangsa pasar, dari 74% menjadi 69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Penurunan penjualan di sektor otomotif memang tidak dapat dihindari, namun kami tetap berkomitmen untuk menjaga posisi pasar kami dengan terus menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen," ujar Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur PT Astra International Tbk.

Penurunan Harga Batu Bara Pengaruhi Sektor Alat Berat

Selain sektor otomotif, penurunan harga batu bara juga memberikan dampak signifikan terhadap kinerja ASII. Segmen yang mencakup alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi tercatat mengalami penurunan pendapatan sebesar 6,63%, menjadi Rp97,6 triliun pada kuartal I 2025. Penurunan harga batu bara yang terjadi selama beberapa bulan terakhir mengurangi permintaan di sektor ini, yang sebelumnya menjadi salah satu motor penggerak utama pendapatan ASII.

"Penurunan harga batu bara memang cukup berdampak, namun kami terus melakukan adaptasi dengan memperkuat sektor-sektor lain yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan," jelas Djony.

Diversifikasi Bisnis: Kunci Bertahan di Tengah Tantangan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, ASII terus mengandalkan strategi diversifikasi bisnis. Sektor-sektor non-otomotif seperti jasa keuangan, infrastruktur, dan logistik memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan. Meskipun sentimen konsumen di Indonesia melemah, terutama di sektor otomotif, portofolio yang terdiversifikasi ini berhasil memberikan hasil yang solid.

Pada tahun 2024, ASII berhasil mencatatkan laba bersih yang stabil, berkat keberhasilan dari berbagai lini usaha lainnya. Djony Bunarto Tjondro menekankan pentingnya diversifikasi dalam menjaga keberlanjutan kinerja perusahaan. "Meskipun tantangan di sektor otomotif dan pertambangan cukup berat, kami tetap optimistis karena sektor-sektor lain, seperti jasa keuangan dan logistik, memberikan kontribusi yang signifikan," tambahnya.

Proyeksi Prospek Saham ASII: Menarik bagi Investor

Di tengah penurunan kinerja yang dialami, analis pasar menilai prospek saham ASII tetap menarik. Diversifikasi bisnis yang dilakukan oleh ASII, ditambah dengan posisinya yang kuat di pasar, menjadi faktor pendukung yang menguntungkan bagi para investor. Analis dari MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, merekomendasikan untuk membeli saham ASII dengan target harga Rp5.250 hingga Rp5.350 per saham, dengan stop loss di bawah Rp4.870.

"Meski ada tekanan pada kinerja keuangan di kuartal pertama 2025, saham ASII masih memiliki potensi, mengingat bisnis yang terdiversifikasi dengan baik dan pangsa pasar yang besar," kata Herditya.

ASII Fokus pada Inovasi dan Adaptasi

Meskipun menghadapi tantangan signifikan dalam sektor otomotif dan penurunan harga komoditas, ASII tetap menunjukkan resiliensi melalui diversifikasi bisnis yang kuat. Ke depannya, perusahaan akan terus fokus pada inovasi dan adaptasi terhadap perubahan pasar untuk menjaga daya saing dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat dan fokus pada sektor-sektor unggulan, ASII berharap bisa tetap mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia.

"Diversifikasi akan terus menjadi kunci bagi kami untuk menjaga pertumbuhan meskipun kondisi pasar saat ini masih penuh tantangan," tutup Djony.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB