Lonjakan Klaim Kesehatan Tekan Industri Asuransi Jiwa, AAJI Ingatkan Risiko Terhadap Stabilitas Keuangan

Rabu, 28 Mei 2025 | 07:57:12 WIB
Lonjakan Klaim Kesehatan Tekan Industri Asuransi Jiwa, AAJI Ingatkan Risiko Terhadap Stabilitas Keuangan

JAKARTA – Industri asuransi jiwa nasional menghadapi tekanan berat akibat lonjakan klaim kesehatan yang terus meningkat sepanjang tahun 2024 hingga awal 2025. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025, beban klaim dan manfaat yang harus dibayarkan oleh industri asuransi jiwa mengalami kenaikan sekitar 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, pertumbuhan premi hanya mencapai kisaran 5%, menciptakan ketimpangan yang mengkhawatirkan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu, menyampaikan bahwa salah satu faktor utama penyebab tekanan ini adalah meningkatnya klaim pada produk asuransi kesehatan yang menjadi bagian dari portofolio asuransi jiwa.

“Sepanjang 2024, total pembayaran klaim dan manfaat industri asuransi jiwa memang mengalami penurunan pada kategori klaim surrender. Namun untuk klaim asuransi kesehatan, sepanjang tahun 2024 masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan,” ujar Togar.

Inflasi Medis Jadi Pemicu Kenaikan Klaim

Kondisi ini diperparah oleh tingginya laju inflasi medis di Indonesia. Togar mengacu pada laporan MMB Health Trends 2025 dari Mercer Marsh Benefits yang mencatat bahwa inflasi biaya kesehatan di Indonesia mencapai 19% pada tahun ini. Angka tersebut jauh melampaui proyeksi inflasi medis pada 2024 yang berada di kisaran 13%-14%.

“Kenaikan biaya medis yang cukup tajam ini sangat mungkin berkontribusi terhadap lonjakan beban klaim di sektor asuransi jiwa, khususnya untuk klaim kesehatan,” ungkap Togar.

Menurut AAJI, fenomena inflasi medis ini tidak hanya meningkatkan nilai klaim yang harus dibayarkan perusahaan, tetapi juga memberikan tekanan terhadap pengelolaan risiko dan keberlanjutan keuangan perusahaan asuransi jiwa.

Risiko terhadap Kesehatan Finansial Perusahaan Asuransi

Togar mengingatkan bahwa meski pembayaran klaim adalah bentuk nyata dari komitmen perusahaan asuransi terhadap pemegang polis, lonjakan klaim yang berkelanjutan dapat menimbulkan efek negatif jangka panjang terhadap kesehatan finansial industri.

“Jika beban klaim terus naik tanpa diimbangi oleh pertumbuhan premi yang sepadan, hal ini berpotensi menurunkan profitabilitas perusahaan,” ujarnya menegaskan.

Salah satu dampak dari kondisi ini adalah kemungkinan terganggunya rasio solvabilitas perusahaan asuransi jiwa, yang merupakan indikator penting dalam menilai kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjang. Rasio ini menjadi perhatian utama regulator dan pemangku kepentingan industri.

Mitigasi Risiko dan Langkah Strategis

Untuk menjaga kesinambungan usaha dan stabilitas industri, AAJI mendorong perusahaan asuransi jiwa agar segera melakukan langkah-langkah mitigasi. Beberapa strategi yang direkomendasikan antara lain melakukan repricing premi, penyesuaian desain produk, serta peningkatan efisiensi operasional.

“Perusahaan harus mulai meninjau ulang strategi bisnis mereka. Repricing, inovasi produk, dan efisiensi menjadi kunci untuk menghadapi tekanan klaim ini,” tutur Togar.

Selain itu, AAJI menilai pentingnya peningkatan literasi keuangan dan edukasi kepada masyarakat tentang produk asuransi. Pemahaman yang baik akan membantu masyarakat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial, serta memahami manfaat jangka panjang dari proteksi asuransi.

Inovasi Teknologi dan Peran Digitalisasi

Industri asuransi jiwa juga dituntut untuk beradaptasi melalui inovasi berbasis teknologi. Digitalisasi layanan, penggunaan data analitik, serta pengembangan produk berbasis kebutuhan masyarakat modern menjadi aspek penting dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing.

AAJI menyebutkan bahwa adopsi teknologi dalam layanan klaim dan underwriting dapat mempercepat proses pelayanan serta mengurangi potensi penyalahgunaan manfaat klaim, yang juga menjadi faktor penyumbang lonjakan klaim di beberapa segmen.

Outlook Industri Asuransi Jiwa 2025

Meskipun tekanan meningkat, AAJI tetap optimistis bahwa dengan langkah strategis yang tepat dan dukungan dari regulator, industri asuransi jiwa dapat tetap bertumbuh secara berkelanjutan di tahun 2025. Namun, penting bagi seluruh pelaku industri untuk terus memperkuat fondasi bisnis mereka dan memperhatikan tren risiko ke depan, terutama dalam aspek kesehatan dan biaya medis.

Dengan dinamika yang terus berubah, AAJI menegaskan pentingnya kolaborasi antara perusahaan asuransi, regulator, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan perlindungan optimal bagi masyarakat Indonesia.

Terkini

Menikmati Beragam Menu Lezat Marugame Udon di Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:18 WIB

Chocolate Bingsu, Dessert Segar Favorit Anak Muda Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:16 WIB

4 Spot Burnt Cheesecake Paling Lezat di Malang

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:14 WIB

Menikmati Gelato Jogja: Ragam Rasa yang Menggoda Lidah

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:12 WIB

Little Salt Bread Viral: 4 Menu Best Seller Wajib Coba

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:10 WIB