JAKARTA - Di tengah laju perkembangan teknologi yang semakin pesat, transformasi digital menjadi agenda prioritas untuk memastikan perusahaan tetap kompetitif dan adaptif. Hal ini tidak terkecuali bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang kini tengah berbenah menuju era baru di bawah kepemimpinan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Transformasi ini bukan sekadar perubahan sistem atau teknologi, tetapi merupakan upaya menyeluruh untuk memperbaiki cara kerja, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat posisi BUMN di pasar global. Erick Thohir menyebutkan bahwa reformasi digital merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun ekosistem bisnis negara yang sehat dan inovatif.
Perubahan Pola Pikir Jadi Langkah Awal
Menurut Erick Thohir, kunci utama dari transformasi digital bukan terletak pada teknologi, melainkan pada kesiapan sumber daya manusia. Ia menekankan pentingnya perubahan pola pikir dalam tubuh BUMN sebagai fondasi awal.
"Transformasi BUMN tidak mungkin dapat terjadi tanpa didukung pembangunan talenta terbaik dan kemampuan beradaptasi dalam perubahan dengan model bisnis yang baru," ujar Erick Thohir.
Pernyataan ini menegaskan bahwa adopsi teknologi secanggih apa pun tidak akan membawa hasil maksimal jika tidak disertai dengan kesiapan mental dan budaya kerja baru yang lebih terbuka, cepat, dan adaptif.
Tiga Pilar Transformasi Digital BUMN
Untuk mewujudkan perubahan yang komprehensif, Erick Thohir merumuskan tiga pilar utama yang menjadi landasan transformasi digital BUMN, yaitu:
1. Digitalisasi Proses Bisnis Inti
Langkah ini mencakup modernisasi proses internal perusahaan, mulai dari administrasi, rantai pasok, produksi, hingga sistem keuangan. Dengan sistem digital yang terintegrasi, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan berbasis data.
Digitalisasi ini diharapkan dapat memangkas birokrasi yang tidak efisien, mempercepat pelayanan, serta menciptakan operasional yang lebih tangguh dan transparan.
2. Pengembangan Talenta Digital
Transformasi hanya bisa berjalan efektif jika didukung oleh SDM yang kompeten. Untuk itu, Erick Thohir fokus pada pengembangan kapasitas pegawai melalui pelatihan digital (upskilling dan reskilling), serta perekrutan talenta baru yang menguasai teknologi terkini.
"Kita harus pastikan bahwa talent kita siap untuk mengisi lapangan kerja di era industri 4.0. Dibutuhkan up-skilling dan re-skilling yang masif untuk mengisi sekitar 17 juta tech talent di tahun 2030," ujar Erick menegaskan.
3. Inovasi Model Bisnis dan Layanan Publik
BUMN didorong untuk menciptakan model bisnis dan produk layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern. Layanan digital yang responsif dan customer-centric menjadi fokus dalam pilar ini, menjadikan masyarakat sebagai penerima manfaat utama dari transformasi tersebut.
Keberhasilan yang Sudah Terlihat di Lapangan
Sejumlah BUMN telah menunjukkan kemajuan nyata dalam proses transformasi ini. Di sektor perbankan, bank-bank milik negara seperti Bank Mandiri dan BRI telah meluncurkan aplikasi super apps, yakni Livin’ dan BRImo, yang memudahkan transaksi keuangan secara digital dan cepat.
Sementara di sektor ketenagalistrikan, PLN menghadirkan aplikasi PLN Mobile yang mempercepat pelayanan kepada pelanggan, mulai dari pembelian token, pelaporan gangguan, hingga pemantauan progres perbaikan secara real-time.
Di sisi lain, Telkom Indonesia sebagai penyedia infrastruktur digital nasional telah membangun jaringan fiber optic hingga ke pelosok, serta mendirikan pusat data berstandar internasional. Ini menjadi fondasi penting bagi BUMN lainnya dalam menjalankan transformasi digitalnya.
Dampak Nyata Bagi Ekosistem Bisnis Nasional
Transformasi digital BUMN juga memberikan dampak positif bagi ekosistem usaha nasional, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Melalui platform seperti PaDi UMKM, BUMN kini membuka peluang kemitraan lebih luas bagi para pelaku usaha kecil untuk masuk ke rantai pasok perusahaan besar.
Tak hanya itu, layanan publik yang semakin efisien juga meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam mengakses berbagai produk dan jasa BUMN. Hal ini mendorong peningkatan kualitas hidup sekaligus efisiensi perekonomian nasional.
BUMN yang lebih modern dan terbuka terhadap inovasi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi investor, baik dalam negeri maupun asing. Dengan posisi yang semakin kompetitif, BUMN memiliki potensi besar untuk mengangkat citra Indonesia di kancah global.
Transformasi digital yang dipimpin oleh Erick Thohir bukan hanya tentang penerapan teknologi, melainkan sebuah lompatan besar menuju pembaruan struktur dan budaya kerja BUMN. Dengan pendekatan yang menyeluruh, mencakup digitalisasi sistem, penguatan SDM, serta inovasi layanan, BUMN kini lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Inisiatif ini tidak hanya memberikan dampak pada perusahaan negara, tetapi juga membawa manfaat besar bagi masyarakat, pelaku usaha, dan perekonomian nasional secara keseluruhan. Dengan langkah yang tepat, transformasi digital akan menjadi fondasi bagi kebangkitan BUMN sebagai pilar utama pembangunan Indonesia di era modern.