JAKARTA - Pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak, khususnya untuk Paket 1A yang menghubungkan Semarang/Kaligawe hingga Sayung sepanjang 10,64 kilometer, mencatatkan progres signifikan dengan capaian konstruksi sebesar 64,2 persen per Juni 2025. Proyek strategis ini ditargetkan selesai dan siap beroperasi pada April 2027 sesuai dengan rencana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Tol Semarang–Demak Paket 1A dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) bersama Beijing Urban Construction Group (BUCG) melalui skema kerja sama operasi (KSO). Kehadiran jalan tol ini tak hanya bertujuan meningkatkan konektivitas antara Semarang dan Demak, tetapi juga menjadi solusi jangka panjang untuk persoalan banjir rob yang selama ini melanda kawasan pesisir utara Jawa Tengah.
“Progres pembangunan Tol Semarang-Demak Paket 1A telah mencapai 64,2 persen. Pekerjaan ini kami lakukan melalui KSO HK-BUCG,” ungkap EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim dalam keterangan resminya.
Target Rampung April 2027
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dody Hanggodo, menyampaikan optimisme terhadap kelancaran proyek ini. Meski sempat menghadapi tantangan cuaca ekstrem seperti angin kencang dan hujan deras, progres konstruksi tetap berjalan sesuai jadwal.
“Secara keseluruhan tidak ada kendala, hanya saat musim-musim seperti ini saja, angin kencang, hujan deras, dan otomatis kapasitas kerja juga berkurang karena memang safety pekerjaan yang kita utamakan,” ujar Dody.
Dua Seksi Utama, Satu Sudah Beroperasi
Pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak terbagi menjadi dua seksi utama. Seksi 1 (Semarang/Kaligawe–Sayung) sepanjang 10,64 km kini tengah dibangun, sementara Seksi 2 (Sayung–Demak) sepanjang 16,31 km telah selesai dan resmi beroperasi sejak 25 Februari 2023.
Kehadiran jalan tol ini diharapkan bisa memangkas waktu tempuh antara Semarang dan Demak dari semula 30–60 menit menjadi hanya sekitar 10 menit. Efisiensi waktu ini sangat penting untuk mendukung mobilitas warga, distribusi logistik, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi kawasan.
Tanggul Laut dan Solusi Banjir Rob
Yang membedakan proyek Tol Semarang–Demak dengan jalan tol lain di Indonesia adalah fungsi ganda yang diembannya. Selain sebagai jalur transportasi, jalan tol ini juga difungsikan sebagai tanggul laut untuk menahan air laut yang selama ini menyebabkan banjir rob di kawasan pesisir Semarang dan Batang.
Selama bertahun-tahun, banjir rob menyebabkan banyak lahan menjadi tidak produktif, bahkan menenggelamkan kawasan permukiman. Dengan hadirnya jalan tol ini, pemerintah berharap area terdampak rob bisa kembali kering dan dimanfaatkan secara optimal.
“Tol ini diharapkan tidak hanya memperlancar arus lalu lintas, tapi juga menjadi solusi terhadap banjir rob yang kerap mengganggu aktivitas masyarakat dan menurunkan nilai produktivitas lahan,” kata Menteri Dody Hanggodo.
Proses Pembebasan Lahan Selesai
Proses pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Semarang–Demak telah rampung. Saat ini, pihak kontraktor fokus menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan jadwal waktu yang telah disusun.
"Proyek ini menjadi prioritas karena bertujuan memperbaiki konektivitas sekaligus mengurangi dampak banjir rob yang sering mengganggu aktivitas di wilayah tersebut," ujar Rachman Arief, salah satu pejabat proyek.
Dampak Positif untuk Ekonomi Daerah
Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR menaruh harapan besar terhadap dampak jangka panjang proyek ini. Tidak hanya membuka akses antarwilayah, jalan tol ini juga diproyeksikan akan menjadi salah satu pendorong utama peningkatan ekonomi lokal.
Keberadaan tol yang terintegrasi dengan sistem tanggul laut diyakini akan membuka kembali akses terhadap lahan-lahan pertanian dan pemukiman yang sebelumnya terendam. Ini berpotensi mengembalikan fungsi ekonomi lahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan progres konstruksi yang sudah melampaui setengah jalan dan target rampung pada April 2027, Tol Semarang–Demak menjadi salah satu proyek infrastruktur yang patut mendapatkan perhatian. Selain berfungsi sebagai penghubung transportasi antarwilayah, proyek ini sekaligus menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur dapat menjawab tantangan lingkungan seperti banjir rob.
Apabila target selesai dapat tercapai sesuai jadwal, maka masyarakat Jawa Tengah khususnya di Semarang dan Demak akan segera menikmati manfaat besar dari proyek ini baik dalam hal efisiensi waktu perjalanan maupun dalam peningkatan kualitas hidup melalui pengendalian banjir rob yang lebih baik.