Mobil Listrik

Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Tembus 53.650 Unit per Mei 2025, BEV Salip HEV

Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Tembus 53.650 Unit per Mei 2025, BEV Salip HEV
Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Tembus 53.650 Unit per Mei 2025, BEV Salip HEV

JAKARTA - Penjualan mobil listrik di Indonesia mencatat pertumbuhan yang signifikan sepanjang Januari hingga Mei 2025. Berdasarkan data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sebanyak 53.650 unit kendaraan listrik (electric vehicle/EV) telah terdistribusi ke konsumen dalam lima bulan pertama tahun ini.

Angka ini menunjukkan bahwa pasar kendaraan elektrifikasi di Tanah Air terus mengalami perkembangan pesat. Bahkan, jumlah tersebut telah mencapai lebih dari 50 persen dari total penjualan EV sepanjang tahun 2024 yang tercatat sebanyak 103.227 unit. Jika tren ini berlanjut, penjualan EV tahun ini berpotensi mencetak rekor baru, melebihi capaian dua tahun sebelumnya yang hanya menyentuh 71.358 unit pada 2023.

Yang menarik, battery electric vehicle (BEV) berhasil mendominasi pasar dengan kontribusi terbesar dibandingkan jenis kendaraan elektrifikasi lainnya. Gaikindo mencatat, penjualan BEV mencapai 30.327 unit, mengungguli hybrid electric vehicle (HEV) yang terjual 22.819 unit, serta plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) yang hanya mencapai 504 unit.

BEV Mulai Kuasai Pasar, Geser Dominasi HEV

Tren ini mencerminkan adanya pergeseran preferensi masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik murni (BEV), dibandingkan kendaraan hybrid (HEV) yang selama ini lebih dominan. Sebagai perbandingan, pada periode Januari hingga Desember 2024, penjualan HEV mencapai 59.903 unit, jauh melampaui BEV yang hanya mencatatkan 43.188 unit. PHEV saat itu hanya terjual 136 unit.

Namun dalam waktu singkat, BEV berhasil menyalip HEV di awal 2025. Lonjakan ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa konsumen mulai percaya pada teknologi mobil listrik murni, terutama seiring makin banyaknya pilihan model serta insentif dari pemerintah.

Insentif dan Infrastruktur Jadi Pemicu Lonjakan

Pertumbuhan pesat kendaraan listrik, khususnya BEV, tidak lepas dari berbagai stimulus dan insentif yang diberikan pemerintah. Kebijakan seperti pembebasan pajak daerah, subsidi pembelian kendaraan listrik, hingga pengembangan infrastruktur pengisian daya (charging station) dinilai sangat efektif menarik minat konsumen.

Selain itu, meningkatnya jumlah varian BEV yang diluncurkan oleh berbagai merek otomotif juga memberikan pilihan lebih luas kepada konsumen. Kini, masyarakat tidak lagi terbatas pada segelintir model, melainkan bisa memilih dari berbagai kelas harga dan desain kendaraan listrik yang tersedia di pasar domestik.

Kontribusi EV terhadap Pasar Otomotif Nasional Naik Signifikan

Dari sisi kontribusi terhadap total pasar otomotif nasional, EV kini menyumbang sekitar 11 persen dari total penjualan mobil nasional hingga Mei 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya berada di kisaran 5 hingga 8 persen.

Lonjakan kontribusi ini menjadi sinyal bahwa kendaraan elektrifikasi, terutama BEV, bukan sekadar tren sementara, tetapi mulai menjadi pilihan utama dalam pasar otomotif Indonesia yang kini tengah menghadapi tantangan perlambatan.

Persaingan Produsen Makin Ketat, Pasar Konsumen Diuntungkan

Dengan meningkatnya permintaan dan dukungan regulasi, produsen otomotif kini berlomba-lomba menghadirkan kendaraan listrik unggulan mereka di Indonesia. Merek-merek seperti Toyota, Hyundai, Wuling, BYD, dan DFSK terus memperluas lini kendaraan listriknya, baik dalam bentuk SUV, sedan, maupun city car.

Contohnya, Yaris Cross Hybrid dari Toyota yang mengusung teknologi hybrid terbukti tetap mendapat respons positif dari konsumen, sementara lini BEV dari merek seperti Hyundai dan BYD mendominasi dalam kategori mobil listrik murni.

Tantangan dan Harapan

Meski tren positif ini memberi harapan baru bagi transisi energi di sektor transportasi, masih terdapat beberapa tantangan. Infrastruktur pengisian daya belum merata, terutama di luar Pulau Jawa. Selain itu, harga kendaraan listrik masih menjadi kendala bagi sebagian masyarakat meskipun telah diberikan berbagai insentif.

Namun, dengan strategi pemerintah yang terus mendukung ekosistem kendaraan listrik nasional, serta komitmen produsen untuk terus mengembangkan teknologi ramah lingkungan, Indonesia dinilai berada di jalur yang tepat untuk mencapai target netral karbon dan elektrifikasi kendaraan di masa mendatang.

Pertumbuhan penjualan kendaraan listrik, terutama BEV, menandai babak baru dalam industri otomotif nasional. Lonjakan hingga 53.650 unit hanya dalam lima bulan menegaskan bahwa mobil listrik kini bukan lagi produk masa depan, tetapi sudah menjadi pilihan nyata konsumen saat ini. Dukungan pemerintah dan inovasi dari industri akan menjadi kunci utama untuk mempertahankan dan mempercepat pertumbuhan ini menuju era transportasi bebas emisi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index