Proyek Tol

Proyek Tol Jogja Solo: Tambahan 581 Bidang Lahan di Sleman, Progres Konstruksi Capai Hampir 60 Persen

Proyek Tol Jogja Solo: Tambahan 581 Bidang Lahan di Sleman, Progres Konstruksi Capai Hampir 60 Persen
Proyek Tol Jogja Solo: Tambahan 581 Bidang Lahan di Sleman, Progres Konstruksi Capai Hampir 60 Persen

JAKARTA - Proyek pembangunan Jalan Tol Jogja–Solo terus menunjukkan perkembangan signifikan, baik dari sisi konstruksi maupun penyesuaian desain teknis. Salah satu aspek penting dalam proses tersebut adalah penambahan kebutuhan lahan di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang mencapai 581 bidang baru.

Penambahan bidang tanah ini mencerminkan adanya kebutuhan tambahan untuk mendukung pembangunan infrastruktur jalan tol, terutama dalam konteks akses dan pelebaran jalur di sejumlah titik strategis.

“Kalau sesuai dengan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT), itu ada 581 bidang [tambahan], tersebar di 11 kalurahan,” ujar Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Hary Listantyo Prabowo.

Penambahan Lahan Imbas Perubahan Desain dan Kebutuhan Akses

Menurut Hary, kebutuhan terhadap tambahan lahan ini muncul akibat adanya penyesuaian desain proyek jalan tol yang tengah dibangun. Beberapa perubahan desain mengharuskan adanya pembangunan Exit Tol tambahan dan pelebaran jalan di wilayah padat penduduk, terutama di Sleman bagian timur.

“Ada beberapa sebab, karena kebutuhan konstruksi perlu penambahan dalam rangka kebutuhan akses,” jelasnya.

Sebanyak 11 kalurahan yang terdampak penambahan lahan tersebar di lima kapanewon di Sleman, yaitu Kalasan, Prambanan, Depok, Mlati, dan Gamping. Kalurahan-kalurahan tersebut meliputi Tirtomartani, Purwomartani, Bokoharjo, Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal, Sinduadi, Sendangadi, Trihanggo, Tlogoadi, dan Tirtoadi.

“Junction (Sleman) itu ke timur terus. Urutannya kan dari Tirtoadi, Tlogoadi, Trihanggo, Sendangadi, Sinduadi, Condongcatur, Caturtunggal, Purwomartani, terus nanti sampai ke Tirtomartani,” terang Hary lebih lanjut.

Penambahan lahan paling signifikan terjadi di sekitar lokasi Exit Tol, khususnya di kawasan Panti Rini hingga Kalurahan Bokoharjo. Kawasan ini menjadi salah satu titik yang mengalami perubahan besar dalam rencana awal pembangunan jalan tol.

“Ada perubahan desain, seperti yang di Tirtomartani itu kan sekarang dibuat Exit Tol. Jadi ada pelebaran jalan,” ungkap Hary.

Progres Konstruksi Mencapai 59,34 Persen

Di sisi konstruksi, progres pembangunan Jalan Tol Jogja–Solo Seksi 2 Paket 2.2 yang mencakup ruas Trihanggo hingga Junction Sleman saat ini telah mencapai hampir 60 persen. Proyek yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya ini tengah memasuki tahap pengecoran atau pembangunan rigid pavement di sejumlah titik utama.

“Progres sudah 59,34 persen,” ujar Humas PT Adhi Karya Proyek Tol Jogja–Solo Seksi 2 Paket 2.2, Agung Murhandjanto.

Pihak kontraktor menyatakan bahwa pengerjaan fisik dilakukan secara intensif untuk mengejar target penyelesaian sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Pembangunan ruas tol ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara Yogyakarta dan Solo secara signifikan serta mengurangi kemacetan di jalur nasional eksisting.

Fungsional Saat Lebaran, Operasional Penuh Segera Menyusul

Sebagian ruas Tol Jogja–Solo telah difungsikan secara terbatas saat momentum Lebaran 2025 untuk mendukung arus mudik dan balik. Salah satunya adalah Exit Tol Tamanmartani, yang dibuka secara fungsional dengan pengaturan lalu lintas khusus.

Dengan berjalannya proyek sesuai target, harapannya jalan tol ini dapat beroperasi penuh dalam waktu dekat. Proyek ini menjadi salah satu infrastruktur strategis nasional yang diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mobilitas warga di wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Dampak Sosial dan Pendekatan kepada Warga

Menyikapi penambahan lahan dan dampaknya terhadap masyarakat, pihak berwenang di Sleman bersama pengembang proyek terus melakukan pendekatan persuasif dan sosialisasi secara intensif. Pendataan dan penilaian tanah dilakukan secara transparan sesuai prosedur yang berlaku dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum.

Keterlibatan aktif dari kalurahan dan warga menjadi kunci keberhasilan proses pengadaan lahan yang adil dan minim konflik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index