Saham

Saham Adi Sarana (ASSA) Jadi Pilihan Utama di Sektor Otomotif, Target Melonjak ke Rp 1.300

Saham Adi Sarana (ASSA) Jadi Pilihan Utama di Sektor Otomotif, Target Melonjak ke Rp 1.300
Saham Adi Sarana (ASSA) Jadi Pilihan Utama di Sektor Otomotif, Target Melonjak ke Rp 1.300

JAKARTA - Saham PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) kini menjadi sorotan pasar modal Indonesia, setelah mencatatkan performa keuangan yang solid dan konsisten dalam empat tahun terakhir. Saham ini direkomendasikan sebagai salah satu pilihan utama di sektor otomotif, meskipun perusahaan tidak sepenuhnya beroperasi sebagai produsen kendaraan bermotor.

Berdasarkan riset terbaru dari Sucor Sekuritas, saham ASSA direkomendasikan untuk "beli" dengan target harga ambisius sebesar Rp 1.300, yang merepresentasikan potensi kenaikan lebih dari 70% dari harga penutupan akhir pekan lalu di Rp 745.

Konsistensi Kinerja Keuangan Jadi Daya Tarik Utama

ASSA mencatatkan peningkatan laba bersih secara berkelanjutan dalam empat tahun terakhir. Keberhasilan ini mencerminkan model bisnis perusahaan yang adaptif serta ekspansi agresif pada layanan logistik dan digital. Secara teknikal, saham ASSA juga menunjukkan sinyal kuat untuk aksi beli (strong buy) berdasarkan indikator Moving Average (MA) jangka pendek hingga panjang, mulai dari MA5, MA10, hingga MA200.

Analis Sucor Sekuritas Christofer Kojongian menilai bahwa ASSA adalah opsi menarik dari segmen otomotif, meskipun bukan perusahaan otomotif murni. “Meskipun ASSA bukan perusahaan otomotif murni, emiten ini menawarkan pilihan saham alternatif yang menarik karena model bisnisnya yang terdiversifikasi dan ekspansi pesat solusi logistiknya,” tulis Christofer dalam risetnya.

Ia menambahkan bahwa ASSA berada dalam posisi strategis untuk melanjutkan pertumbuhan di tengah perubahan lanskap industri otomotif Indonesia.

Proyeksi Pertumbuhan Laba dan Dividen Konsisten

Sucor Sekuritas memperkirakan pertumbuhan laba bersih tahunan gabungan (CAGR) ASSA bisa mencapai 13% dalam tiga tahun ke depan. Prediksi ini didukung oleh permintaan tinggi untuk layanan logistik end-to-end, peningkatan efisiensi operasional, dan potensi kerjasama dengan perusahaan-perusahaan asal Tiongkok yang terus mencari mitra distribusi dan logistik di Indonesia.

Tak hanya itu, ASSA juga dikenal sebagai emiten yang konsisten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam beberapa tahun terakhir, menambah daya tarik bagi investor jangka panjang.

“Adi Sarana berada pada posisi yang baik untuk melanjutkan pertumbuhan, terutama dengan meningkatnya permintaan dari perusahaan Tiongkok,” kata Christofer.

Pasar Otomotif Lokal Alami Perubahan Signifikan

Dalam laporan yang sama, Christofer juga menyoroti dinamika baru dalam industri otomotif nasional. Pangsa pasar produsen mobil asal Tiongkok meningkat drastis, dari hanya 6% pada 2024 menjadi 12% per Mei 2025. Produsen asal Negeri Tirai Bambu itu mampu menarik perhatian konsumen Indonesia lewat kombinasi harga kompetitif dan fitur teknologi yang lebih lengkap.

Sementara itu, data penjualan kendaraan menunjukkan tren penurunan. Hingga Mei 2025, penjualan mobil roda empat turun 6% secara tahunan, dengan total penjualan sebanyak 316.854 unit, baru mencapai 35% dari target tahunan Gaikindo yang sebesar 900.000 unit.

Daya beli konsumen yang masih lemah membuat pasar sangat sensitif terhadap harga, menjadikan kendaraan asal Tiongkok lebih cepat diterima karena nilai tambahnya yang lebih tinggi pada harga yang lebih rendah.

ASSA Diuntungkan dari Pergeseran Industri

Perubahan dalam preferensi konsumen dan struktur pasar otomotif nasional memberikan peluang bagi ASSA untuk mengoptimalkan bisnis logistiknya, terutama dalam distribusi kendaraan dan suku cadang. Ekspansi ke sektor logistik digital serta jasa end-to-end menempatkan ASSA dalam posisi unggul, di saat banyak perusahaan otomotif lain masih dalam fase adaptasi.

Melalui anak perusahaan seperti Anteraja, yang bergerak di bidang pengiriman barang dan logistik digital, serta diversifikasi usaha lainnya, ASSA menjangkau pasar lebih luas dan menciptakan sumber pendapatan baru di luar bisnis sewa kendaraan tradisional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index