Properti

Asuransi Properti Optimis Program Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dorong Pertumbuhan Premi

Asuransi Properti Optimis Program Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dorong Pertumbuhan Premi
Asuransi Properti Optimis Program Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dorong Pertumbuhan Premi

JAKARTA - PT Asuransi Asei Indonesia melihat peluang besar di balik program rumah subsidi berukuran 18 meter persegi yang tengah digulirkan pemerintah. Program ini dinilai berpotensi menjadi katalis positif untuk pertumbuhan asuransi properti, terutama segmen asuransi retail yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia, Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe, menyatakan bahwa rumah subsidi 18 meter persegi adalah peluang emas bagi perusahaan asuransi properti untuk melakukan ekspansi. Terlebih, tren premi asuransi properti selama kuartal I/2025 mengalami penurunan yang signifikan.

“Program rumah subsidi 18 meter persegi dari pemerintah adalah peluang emas untuk ekspansi asuransi properti, khususnya pada segmen mikro, guna menjaga profitabilitas lini asuransi properti yang saat ini tengah melambat,” ujar Dody saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (18/6/2025).

Dody menambahkan, pihaknya saat ini masih menunggu detail program dari pemerintah agar dapat ikut berpartisipasi dalam skema asuransi yang akan diterapkan. Ia menilai bahwa program ini tidak hanya akan membuka segmen pasar baru yang sebelumnya belum terjangkau secara optimal, tetapi juga berpotensi mendorong pertumbuhan asuransi properti wajib (mandatory property insurance) yang biasa terkait dengan KPR bersubsidi.

Menurut Dody, program rumah subsidi yang diiringi dengan pembiayaan KPR bersubsidi secara otomatis akan menuntut perlindungan asuransi kebakaran. Ini akan membuka peluang besar bagi perusahaan asuransi properti untuk memperluas cakupan pasar dan meningkatkan volume premi.

“Karena program ini masif dan terstruktur secara nasional dengan jumlah unit yang banyak, maka nilai premi per unit yang kecil tetap dapat dikompensasi dengan volume penutupan yang tinggi,” jelas Dody.

Selain itu, program rumah subsidi yang disalurkan melalui bank pelaksana KPR akan membuka peluang kemitraan bancassurance antara perusahaan asuransi dan lembaga perbankan. Hal ini diprediksi akan memperkuat jaringan distribusi produk asuransi properti.

Data dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat bahwa premi asuransi properti di industri asuransi umum turun sebesar 14,1% year on year (YoY) pada kuartal I/2025. Nilai premi yang dicatat hanya sebesar Rp7,80 triliun, menurun dari Rp9,24 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencatat pertumbuhan 45% YoY.

Sementara itu, Dody menjelaskan bahwa kontribusi lini usaha asuransi properti di PT Asuransi Asei Indonesia masih belum dominan jika dibandingkan dengan asuransi engineering, marine, dan asuransi keuangan. Perusahaan masih didominasi oleh bisnis korporasi yang menuntut biaya underwriting lebih tinggi sehingga hasil underwriting belum optimal.

“Okupasi industri dan bisnis korporasi masih mendominasi, sehingga berdampak pada hasil underwriting yang belum optimal karena biaya underwriting yang relatif lebih tinggi pada bisnis korporasi ini. Asei sedang melakukan penyeimbangan portofolio bisnis dengan mengembangkan produk-produk asuransi retail,” pungkas Dody.

Melihat potensi program rumah subsidi, para pelaku industri asuransi berharap pemerintah segera mengeluarkan regulasi dan skema yang jelas agar dapat memaksimalkan peluang ini. Langkah tersebut diyakini akan menjadi dorongan kuat untuk mengangkat kembali kinerja premi asuransi properti yang sempat melemah.

Dengan begitu, program rumah subsidi 18 meter persegi tidak hanya berfungsi sebagai solusi bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan hunian terjangkau, tetapi juga sebagai kesempatan emas bagi pengembangan industri asuransi properti nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index