JAKARTA - Maskapai nasional Garuda Indonesia kembali mengalami penurunan peringkat dalam ajang Skytrax World Airline Awards 2025. Penghargaan bergengsi yang dikenal sebagai "Oscar-nya dunia penerbangan" ini diumumkan pada Paris Air Show, dengan hasil yang cukup mengejutkan bagi maskapai kebanggaan Tanah Air. Garuda hanya mampu menempati peringkat ke-46 dari 100 maskapai terbaik dunia, melorot tajam dari posisi ke-34 pada tahun 2024.
Skytrax, lembaga konsultan penerbangan asal Inggris yang menyelenggarakan penghargaan ini, mengumumkan bahwa survei dilakukan secara daring selama periode September 2024 hingga Mei 2025, dengan partisipasi pelanggan dari lebih dari 100 negara. Penilaian dilakukan terhadap lebih dari 325 maskapai secara global. Semua data yang masuk disaring ketat untuk menghindari entri ganda dan manipulatif.
“Skytrax Awards adalah bentuk penilaian langsung dari konsumen atas pengalaman mereka bersama maskapai di seluruh dunia,” tulis Skytrax dalam situs resminya.
Tren Penurunan Garuda Indonesia Pascapandemi
Garuda Indonesia sebenarnya pernah mencatat prestasi membanggakan dengan masuk 10 besar dunia selama periode 2014–2018. Namun sejak pandemi COVID-19, performa maskapai pelat merah ini terus menurun dari tahun ke tahun. Berikut catatan peringkat Garuda Indonesia dalam Skytrax World Airline Awards sejak 2014:
2014: Peringkat 7
2015: Peringkat 8
2016: Peringkat 11
2017: Peringkat 10
2018: Peringkat 9
2019: Peringkat 12
2020: Tidak ada penghargaan (karena pandemi)
2021: Peringkat 15
2022: Peringkat 31
2023: Peringkat 30
2024: Peringkat 34
2025: Peringkat 46
Tahun ini, Garuda bahkan berada di bawah sejumlah maskapai regional dan low-cost seperti LATAM, Indigo, Bangkok Airways, hingga AirAsia.
Meski begitu, Garuda Indonesia masih mempertahankan citra positif dalam salah satu kategori penting, yakni pelayanan kabin. Dalam kategori World's Best Cabin Crew 2025, Garuda menduduki posisi keempat, berada di bawah Singapore Airlines, ANA All Nippon Airways, dan Cathay Pacific.
Skytrax 2025: Siapa yang Berjaya?
Berikut adalah 20 besar maskapai terbaik dunia 2025 versi Skytrax:
Qatar Airways
Singapore Airlines
Cathay Pacific
Emirates
ANA All Nippon Airways
Turkish Airlines
Korean Air
Air France
Japan Airlines
Hainan Airlines
Swiss International Air Lines
EVA Air
British Airways
Qantas Airways
Lufthansa
Virgin Atlantic
Saudi Arabian Airlines
STARLUX Airlines
Air Canada
Iberia
Sedangkan dalam kategori Best Cabin Crew, 10 besar maskapai dengan pelayanan kabin terbaik adalah:
Singapore Airlines
ANA All Nippon Airways
Cathay Pacific
Garuda Indonesia
EVA Air
Hainan Airlines
Japan Airlines
Malaysia Airlines
STARLUX Airlines
Korean Air
Kategori lainnya seperti maskapai low-cost terbaik didominasi oleh AirAsia, Scoot, dan Indigo. Sementara Bangkok Airways memimpin di segmen maskapai regional.
Apa Selanjutnya untuk Garuda Indonesia?
Penurunan peringkat ini menjadi alarm penting bagi manajemen Garuda Indonesia untuk memperkuat daya saing. Meski sempat mengalami pemulihan pascapandemi, Garuda harus menghadapi tekanan operasional, perubahan tren konsumen, serta persaingan ketat di kawasan Asia-Pasifik.
Pakar penerbangan dari Indonesia Aviation Network, Rully Chairul, menilai bahwa Garuda perlu mengkaji ulang model bisnis dan strategi pelayanan.
“Pelanggan sekarang sangat kritis dan punya banyak pilihan. Performa tidak bisa hanya bertumpu pada nostalgia dan nama besar,” ujar Rully saat dihubungi secara terpisah.
Performa yang masih baik pada pelayanan kabin menjadi modal berharga bagi Garuda untuk bangkit. Jika diperkuat dengan ketepatan waktu, inovasi layanan digital, dan efisiensi operasional, bukan tidak mungkin Garuda kembali bersaing di papan atas maskapai dunia.
Kondisi Garuda Indonesia dalam Skytrax 2025 menunjukkan bahwa tantangan industri penerbangan pascapandemi masih sangat besar. Walau belum kembali ke posisi puncak, capaian dalam kategori kru kabin tetap membuktikan bahwa kualitas pelayanan tetap menjadi kekuatan utama maskapai ini.
Ke depan, publik menanti langkah strategis Garuda untuk menjawab tantangan ini dan mengembalikan kejayaan di kancah penerbangan global.