JAKARTA - Pembangunan Jalan Tol Lingkar Pekanbaru yang merupakan bagian dari jaringan strategis Tol Trans-Sumatera menunjukkan kemajuan signifikan. Proyek yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) ini telah mencapai progres fisik sebesar 53 persen hingga pertengahan Juni 2025. Pihak pelaksana menargetkan proyek tol ini dapat diselesaikan tepat waktu pada Maret 2026.
Jalan Tol Lingkar Pekanbaru akan membentang sepanjang 30,57 kilometer dengan desain dua lajur dan lebar masing-masing jalur mencapai 3,6 meter. Tol ini dirancang untuk mendukung kecepatan kendaraan hingga 100 kilometer per jam. Selain itu, akan dibangun rest area tipe A guna memberikan kenyamanan maksimal bagi pengguna jalan tol.
Dalam konferensi pers yang digelar di Pekanbaru pada Kamis, 19 Juni 2025, Site Cost Commercial Manager (SCCM) PT HKI, Anditya Surya Arif Dinata, memaparkan bahwa proyek ini tidak hanya meningkatkan konektivitas wilayah, namun juga berperan penting dalam mendukung pengembangan kawasan industri dan agrowisata di sekitar jalur tol.
“Jalan Tol Lingkar Pekanbaru dibangun sepanjang 30,57 kilometer dengan dua lajur, lebar 3,6 meter per jalur, dan kecepatan desain hingga 100 km/jam. Tol ini juga akan dilengkapi rest area tipe A untuk kenyamanan pengguna,” ujar Anditya.
Tol ini nantinya akan dilengkapi dengan tiga gerbang tol yang terletak di Rimbo Panjang, Jalan Siak, dan Muara Fajar. Proyek ini juga melibatkan pembangunan infrastruktur penting berupa jembatan utama sepanjang 97,5 meter yang melintasi Sungai Siak, dengan total panjang keseluruhan jembatan mencapai 200 meter.
Jalur tol tersebut akan melintasi dua wilayah administratif, yakni Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. Di wilayah Kota Pekanbaru, jalur tol akan melalui daerah Muara Fajar, Rumbai Bukit, Agrowisata, Palas, dan Sri Meranti. Sementara di Kabupaten Kampar, jalur melintasi Rimbo Panjang, Tarai Bangun, Kualu, dan Karya Indah.
Menurut Anditya, keberadaan jalan tol ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi wilayah. Aksesibilitas yang lebih baik dinilai mampu memperlancar distribusi logistik serta meningkatkan daya saing daerah dalam sektor perdagangan dan pariwisata.
“Tol ini diharapkan mampu meningkatkan konektivitas antarwilayah, memperlancar distribusi logistik, serta mendorong pertumbuhan kawasan industri dan agrowisata di sekitar jalur tol,” tambahnya.
Meski pembangunan terus berjalan, tantangan utama proyek ini adalah proses pembebasan lahan. Site Engineering Manager (SEM) HKI, Redy Trispada Putra, mengungkapkan bahwa percepatan pembebasan lahan sangat krusial agar target penyelesaian proyek pada Maret 2026 dapat tercapai.
“Pembebasan lahan menjadi tantangan utama. Semakin cepat lahan dibebaskan, semakin cepat pula pekerjaan konstruksi bisa dilakukan,” jelas Redy.
Ia menambahkan bahwa status lahan yang dilalui tol cukup beragam, mulai dari lahan milik masyarakat, kawasan hutan, hingga lahan perusahaan. Salah satu titik paling krusial terletak di zona II Karya Indah, yang termasuk dalam kawasan hutan dan memerlukan proses perizinan lebih kompleks.
Selain persoalan lahan, tantangan teknis di lapangan juga menjadi perhatian. Kondisi medan yang berat seperti bukit, lembah, dan sungai menjadi hambatan dalam proses pembangunan. Di kawasan Muara Fajar, misalnya, tim sempat menghadapi risiko longsor akibat kondisi lereng yang labil.
“Untungnya, kejadian longsor terjadi saat proyek masih dalam tahap awal, sehingga bisa segera kami tangani,” kata Redy.
Pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Siak juga menghadirkan tantangan tersendiri. Jembatan ini dibangun menggunakan struktur beton, yang memerlukan ketelitian tinggi dan waktu pengerjaan lebih lama.
“Ini menjadi pengalaman pertama bagi kami membangun jembatan tol dengan konstruksi beton di atas Sungai Siak,” tutup Redy.
Dengan berbagai tantangan yang ada, PT HKI optimistis proyek Jalan Tol Lingkar Pekanbaru dapat selesai sesuai jadwal. Pemerintah dan pihak pelaksana terus berkoordinasi untuk mempercepat proses pembebasan lahan serta menyelesaikan hambatan teknis di lapangan.
Jika selesai tepat waktu, Jalan Tol Lingkar Pekanbaru akan menjadi infrastruktur penting yang memperkuat konektivitas antarwilayah di Provinsi Riau dan mempercepat pertumbuhan ekonomi regional.