Penerbangan

Penerbangan Bandara Ngurah Rai Pulih Usai Gangguan Abu Lewotobi

Penerbangan Bandara Ngurah Rai Pulih Usai Gangguan Abu Lewotobi
Penerbangan Bandara Ngurah Rai Pulih Usai Gangguan Abu Lewotobi

JAKARTA - Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, kembali berjalan normal sejak Kamis, 19 Juni 2025, setelah sempat terganggu akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Divisi Komunikasi dan Hukum Bandara Ngurah Rai, Gede Eka Sandi Asmadi, menyatakan bahwa hingga pukul 14.30 WITA, tidak ada lagi laporan pembatalan penerbangan. Maskapai yang sebelumnya sempat menunda penerbangan, baik domestik maupun internasional, kini telah beroperasi kembali.

“Sejak Rabu malam, penerbangan domestik seperti ke Cengkareng, Labuan Bajo, dan Semarang telah kembali normal. Penerbangan ke Australia seperti Perth, Sydney, Adelaide, dan Melbourne, serta ke Singapura juga sudah diberangkatkan sejak Kamis dini hari,” jelas Gede Eka.

Ia menambahkan bahwa beberapa maskapai internasional yang sebelumnya membatalkan jadwal juga telah mengonfirmasi keberangkatan dan kedatangan mereka pada Kamis. Di antaranya adalah Malaysia Airlines untuk rute Kuala Lumpur, Virgin Australia ke Brisbane, Sydney, dan Melbourne, Jetstar ke Melbourne, Sydney, dan Darwin, Vietnam Air ke Ho Chi Minh, Singapore Airlines ke Singapura, Juneyao Airlines ke Pudong, dan Malindo Air untuk rute Kuala Lumpur–Denpasar–Perth.

“Keseluruhan operasional Bandara Ngurah Rai berjalan dengan tertib dan lancar, baik proses keberangkatan maupun kedatangan penumpang. Kami imbau calon penumpang untuk selalu mengecek kembali jadwal penerbangan mereka langsung ke maskapai terkait,” ujarnya.

Gangguan Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terjadi pada Selasa, 17 Juni 2025, dengan kolom abu yang mencapai ketinggian hingga 11 kilometer. Penyebaran abu vulkanik ke wilayah Bali menyebabkan gangguan pada rute penerbangan pada Rabu, 18 Juni 2025. Tercatat sebanyak 87 penerbangan terdampak, terdiri dari 66 rute internasional dan 21 domestik.

Sejumlah maskapai seperti Malaysia Airlines, Virgin Australia, Jetstar, Singapore Airlines, Qantas, dan AirAsia terpaksa membatalkan atau menunda jadwal penerbangan mereka. Namun, mulai Kamis pagi, operasional penerbangan di Bandara Ngurah Rai secara bertahap kembali normal.

Sementara itu, dua bandara lain di wilayah NTT juga sempat ditutup akibat dampak erupsi. Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere menjadi satu-satunya yang masih ditutup hingga Jumat, karena sebaran abu vulkanik yang belum sepenuhnya aman.

Langkah Penanganan dan Mitigasi Bandara

Bandara Ngurah Rai merespons cepat situasi darurat ini dengan mengambil langkah-langkah mitigasi risiko. Di antaranya adalah:

Melakukan observasi aerodrome dengan metode papertest untuk mendeteksi partikel abu vulkanik.

Mengaktifkan Airport Disaster Management Plan (ADMP) dan mendirikan posko di Airport Operation Control Centre (AOCC) guna pemantauan situasi secara real-time.

Berkoordinasi erat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), otoritas penerbangan, dan pihak maskapai guna memantau arah angin serta konsentrasi abu di ruang udara.

Meski aktivitas penerbangan sempat terganggu, pihak bandara menegaskan bahwa ruang udara di sekitar Bali tetap aman untuk penerbangan, dan tidak terkena dampak langsung dari sebaran abu vulkanik.

Dampak terhadap Penumpang dan Imbauan

Penundaan dan pembatalan penerbangan pada Rabu menimbulkan ketidaknyamanan bagi ribuan penumpang. Pihak bandara bersama maskapai telah bekerja cepat memberikan informasi dan solusi bagi para penumpang yang terdampak.

Calon penumpang diimbau untuk:

Memeriksa ulang status penerbangan melalui kanal resmi maskapai.

Menghubungi layanan pelanggan maskapai untuk opsi refund, penjadwalan ulang (reschedule), atau pengalihan rute penerbangan.

Bersiap terhadap perubahan mendadak yang mungkin terjadi akibat kondisi alam yang belum sepenuhnya stabil.

Dengan normalnya kembali operasional di Bandara Ngurah Rai, aktivitas penerbangan dari dan ke Bali telah kembali stabil. Erupsi Gunung Lewotobi menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi cepat dalam pengelolaan transportasi udara di wilayah rawan bencana.

Pihak bandara, maskapai, dan instansi terkait terus bekerja keras untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan perjalanan udara tetap menjadi prioritas utama bagi seluruh penumpang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index